arrahmahnews

Tuhan Tampakkan Wajah Sadis Kerajaan Saudi di Yaman

SANA’A, Arrahmahnews.com – Artikel menarik dari seorang wartawati Chatherine Shakdam* yang menjelaskan tentang situasi perang Yaman saat ini, menginjak bulan keenam, perang genosida Saudi atas Yaman tidak juga menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Ribuan warga sipil telah terbunuh dan 22 juta dari 24 juta rakyat Yaman kekurangan pangan. Walau demikian, rakyat Yaman tetap tak mau menyerah kepada penjajah Badui Najad.

Gambar, Demo Rakyat Yaman Pertahankan Negaranya dari Penjajah Asing & Saudi

Bahkan jika dunia sudah mulai terbiasa dengan serangkaian penghancuran terus-menerus yang terjadi di Yaman, setidaknya, ini saatnya untuk fokus kepada tragedi kemanusiaan yang mencekik kebanggaan yang pernah dimiliki masyarakat Arabia Selatan ini. (Baca juga: Catherine Shakdam: Adu Domba Asing dan Kelicikan Saudi Diantara Perlawanan Bangsa Yaman)

Dengan kenyataan sejarah yang membentang lebih dari satu milenium, Yaman memang telah melihat beberapa macam penjajah sebelumnya, namun tidak pernah rakyat Yaman menghadapi serangan sistemik dan licik semacam ini, terutama dari seorang musuh yang terus menerus menggambarkan dirinya sebagai seorang “penolong” dan “dermawan”. Jika ada yang bisa diingat dari perang ilegal dan tak bermoral yang dipaksakan atas Yaman, maka hal itu adalah bahwa Arab Saudi telah secara aktif merancang penghancuran seluruh masyarakat negara miskin itu. Putra-putra Hamdan benar-benar ditekan sedemikian rupa,  yang belum pernah terjadi sebelumnya,  oleh kekuatan para Badui Najad. (Baca juga: Misteri Perang Yaman Terungkap)

Bahkan jika para tentara bisa dibeli dan kesetiaan bisa berubah sebagaimana yang selama ini dilakukan para Badui Najad itu, rakyat  Yaman dibentuk dari kain yang sama sekali berbeda. Rakyat Yaman hingga hari ini tetap teguh berjuang demi masa depan anak-anaknya. Dan meskipun mungkin senjata mereka sedikit dan ringan jika dibandingkan apa yang tersedia di gudang-gudang senjata Al-Saud, berkat jasa Amerika, Inggris, dan Perancis, tangan rakyat Yaman sangat kuat dan hati-hati mereka teguh.

Perang ini, bagaimanapun juga bukan hanya pertempuran antara dua pasukan atau dua masyarakat. Perang ini ditujukan untuk menghabisi jiwa-jiwa tak bersalah di Yaman dengan menciptakan anak-anak yatim. Jika setiap kematian itu sendiri adalah sebuah tragedi, apa yang harus dikatakan mengenai sebuah masa depan yang dirampok dari sebuah kehidupan?

Bersamaan dengan hujan bom yang menghujani langit mereka, begitu pula pertanyaan-pertanyaan  yang muncul dan membuat gelap langit Yaman. Bagaimana bisa para kriminal perang itu masih bisa mengatur upaya untuk merasionalisasi hal tak masuk akal yang mereka lakukan, jika nanti  diangkat ke pengadilan yang lebih tinggi. Namun jika setan memang memiliki banyak wajah, maka para korbannya, kesemuanya, berbagi luka hati yang sama. Di Yaman, hari ini penderitaan itu menimpa anak-anak yang tak bersalah dan tak berdosa. Korban tak bersalah dari sebuah perang kolonial, dan empat anak diantaranya telah melambangkan hal ini. Anak-anak itu adalah; Rayan 12 tahun, Rawmisa 10 tahun, Raf’at 8 tahun, dan Retaj 7 tahun.

Demo Warga Yaman Protes Serangan Saudi di Yaman, Korban Sipil banyak Berjatuhan

Awal bulan September lalu, tiga bocah laki-laki bersaudara  dan seorang saudara perempuan itu, kehilangan kedua orang tuanya, ibunya meninggal karena kanker payudara dan ayahnya meninggal akibat bom Saudi. Tewasnya kedua orang tua bocah-bocah ini tak bisa dihindari dan tentu saja hal ini terkait langsung dengan rezim Arab Saudi. (Baca juga: Hilangnya Kemanusiaan Koalisi Saudi dan Media Atas Rakyat Yaman)

Dibawah blokade total bagaikan blokade Zionis atas Gaza, Yaman otomatis sangat kesulitan mendapatkan makanan, obat-obatan dan kebutuhan mendasar lainnya. Demi menambahkan penghinaan terhadap luka-luka ini, instalasi listrik dan sumber air pun secara sistematik telah dijadikan target serangan udara dan meninggalkan jutaan rakyat Yaman tanpa listrik dan air. (Baca juga: Blokade Kemanusiaan dan Kelaparan, Senjata Baru Saudi Tundukkan Rakyat Yaman)

Pada bulan September, lembaga-lembaga bantuan, diantaranya organisasi Mona Relief (dipimpin Dr Riaz Karim) memperingatkan bahwa blokade Arab Saudi atas Yaman telah telah menjadikan negara itu kehabisan pasokan kebutuhan vitalnya. Rakyat Yaman telah dibuat menderita kelaparan, dan meski hal ini secara luas telah diketahui, dunia masih saja menutup mata pada kekejaman Riyadh!

“Saat ini kami hanya memiliki bahan bakar di sebelah utara dan tengah negeri, yang cukup untuk enam minggu kedepan,” ungkap Mark Kaye, direktur pelaksana untuk Save the Children kepada the Independent dalam wawancaranya bulan lalu. Di bawah teror yang disebabkan oleh Bani Saud, rumah sakit Yaman kini lebih menyerupai  kamar mayat daripada sebuah tempat penyembuhan. Namun banyak negara di dunia justru secara aktif memberi  bantuan kepada  kejahatan Saudi.

Anak-anak itu kini harus menghadapi masa depan yang tak pasti dan suram. Siapa yang akan menawarkan perlindungan yang mereka butuhkan dan merupakan hak mereka? Siapa yang akan disana dan mengusap air mata serta mengembalikan senyum mereka? Jika bukan karena Organisasi Mona Relief, mungkin anak-anak itu masih akan tetap tak dikenali, menghilang diantara daftar panjang korban lainnya, para korban hasil tindakan kriminal badui Najad yang telah dan terus meminta korban rakyat Yaman.

Sekitar 1,6 juta muslimin di seluruh dunia merayakan Idul Adha pada tanggal 24 (sebagian 25) September.  Momen ini adalah momen untuk mengingat dan menerapkan kembali kepatuhan total dan pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim (as). Berapa banyak Muslimin yang datang bersama-sama untuk shalat Id berjamaah untuk mengingat kepatuhan penuh Nabi Ibrahim kepada Allah, dan juga mengingat penderitaan rakyat Yaman? Berapa orang yang mengingat nasib anak-anak yatim Yaman yang dirampas gerombolan penjahat yang menyamar menjadi sang penguasa di semenanjung Arab?

Hari saat kita menjauh dari rasa sakit dan penderitaan anak-anak, akan benar-benar menjadi hari dimana kita benar-benar kehilangan diri kita. Yaman itu lebih dari sekedar sebuah wilayah, Yaman adalah tentang rakyatnya dan sejarahnya.

Tapi kejahatan Bani Saud tidak berakhir disana. Riyadh ingin lebih dari sekedar melakukan pembunuhan terhadap rakyat Yaman. Riyadh ingin merampok jiwa negara Yaman dengan cara  menyangkal  warisan keagamaannya. Dalam khutbah haji di Masjid al-Nimra pada hari Arafah, Mufti Besar Arab Saudi, Syaikh Abd al-Aziz al-Syaikh mengecam Houthi dan gerakan perlawanan sebagai murtad. Khutbah tak manusiawi telah ditampakkan oleh salah satu otoritas ‘tertinggi’ keagamaan kerajaan Wahabi Saudi itu, mereka memilih momen kesempatan suci haji (yang dihadiri seluruh dunia) untuk menyerang Yaman dan menyebut warganya keluar dari Islam. Hal ini Sekali lagi menyiratkan bahwa siapapun yang  berani menentang  Badui Najad berarti mereka kehilangan iman Islam mereka.

Keadilan sepihak yang diucapkan oleh ulama Wahabi ini bahkan beberapa dekade lamanya tak pernah bisa untuk berani menyuarakan suara keadilan dalam melawan kekejaman Zionis terhadap rakyat Palestina yang tak bersalah, namun dengan begitu cepat mengecam siapapun yang berani menentang Saudi. Bagaimana mereka berani membuka mulut untuk melawan Zionis atau penjahat imperialis yang menganiaya muslimin jika rezim yang mendanai mereka tunduk pada zionisme dan imperialisme? Zionis kini adalah teman sehati para badui Najad dan dengan mesra saling berciuman satu sama lain.

Hanya beberapa jam setelah Mufti Saudi itu megeluarkan kecamannya, seorang pembom bunuh diri menargetkan masjid di ibukota Yaman, Sana’a. Ledakan itu terjadi di masjid Balili dimana muslimin tengah melaksanakan shalat. Saksi mata melaporkan bahwa setelah ledakan pertama di dalam masjid, seorang pembom bunuh diri meledakkan bom sabuk di pintu masuk saat para jamaah berhamburan keluar. Puluhan orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat insiden tersebut. (Baca juga: Bom Meledak Saat Shalat Idul Adha di Masjid Sana’a Yaman, 25 Orang Tewas)

Meski dua insiden itu, khutbah Mufti Saudi dan pemboman bunuh diri, mungkin tidak secara langsung berhubungan, mereka berdua menyuarakan kebencian sektarian yang kini semakin menggerogoti komunitas Muslim dunia. Harus dicatat bahwa Badui Najad dan agen Takfiri mereka, terlepas mereka ada di Suriah, Irak atau Yaman telah sangat bersalah karena melanggar perintah dasar Allah yang telah diabadikan dalam Al Qur’an mulia. (Baca juga: Arab Saudi bukan “Negara Islam”, Tapi “Penjual Islam”)

Bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram adalah bulan suci. Setiap jenis pertempuran dilarang keras oleh Islam. Namun para Badui Najad itu sama sekali tidak perduli perintah Al-Qur’an. Bahkan musyrikin Mekkah sekalipun memiliki rasa hormat yang lebih besar terhadap bulan-bulan suci itu. Ini jelas menunjukkan betapa rendahnya moral para Badui Najad itu telah tenggelam dalam dan sangat jauh mereka telah menyimpang dari Islam. Karena mereka berani lancang akan perintah Tuhan dengan mengecam umat Islam lainnya sebagai “murtad” dan “kafir”.

Seperti jelasnya kejahatan Saudi yang dihadapi oleh warga Yaman. Kebiasaan kriminal Badui Najad yang telah secara ilegal menduduki semenanjung Arab itu juga sangat jelas terlihat oleh seluruh dunia dan amat jelas sekali, namun kebanyakan para penguasa lebih memilih menengok ke arah lain. Mereka juga terlibat kejahatan yang telah dilakukan Bani Saud.

Bahkan jika tidak ada lagi keadilan di dunia ini, pasti akan ada keadlian akhirat dan pengadilan Tuhan nantinya. Inilah yang kita yakini sebagai penganut agama. (ARN/RM/CrescentMagazine)

*Catherine Shakdam adalah seorang analis politik, penulis dan komentator untuk Timur Tengah dengan fokus khusus pada gerakan radikal dan Yaman. Tulisannya telah diterbitkan dalam publikasi terkenal di dunia seperti Foreign Policy Journal, Mintpress News, the Guardian, Your Middle East, Middle East Monitor, Middle East Eye, Open Democracy, Eurasia Review dan banyak lagi. Mari kita amati artikelnya.

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca