Amerika

Media AS Lakukan Kebohongan Atas Pengeboman AS ke Rumah Sakit Kunduz Afghanistan

AMERIKA, Arrahmahnews.com – Ben Norton dalam tulisan artikelnya menjelaskan tentang serangan udara Amerika Serikat di sebuah Rumah Sakit milik Dokter Tanpa Batas di kota Kunduz Afghanistan pada Sabtu (3/10) lalu, tak pelak mencoreng nama NATO karena telah menyerang sebuah pusat kesehatan dimana hal itu terlarang dalam hukum perang internasional. (Baca juga: MSF Tegaskan Kembali Serangan Terhadap Klinik Kunduz Adalah Kejahatan Perang)

Dokter Tanpa Batas sendiri sebagai korban, menuntuk diadakannya penyelidikan  kejahatan kriminal perang atas insiden ini.

Jika kita membaca beberapa media yang berkoporasi dengan Amerika Serikat mengenai insiden ini, bagimanapun juga maka kesalahan AS akan cenderung tidak jelas. Atau jika tidak, pembaca akan mengetahui bahwa sebuah rumah sakit telah di bom di Afghanistan, dan ada banyak korban tewas, tapi pelakunya tidak jelas.

foto 1

“Serangan Udara Bunuh Sedikitnya 19 orang di Rumah Sakit Afghanistan; Investigasi AS,” tulis CNN (9/3/15). Siapa pelaku serangan? Tidak pernah ditanyakan siapa yang mungkin menjadi pelaku bom rumah sakit. Apakah ada angkatan udara lainnya yang menyerang Kunduz? Apakah bom bisa secara ajaib jatuh dari langit? CNN tidak memberikan jawaban untuk itu. (Baca juga: Amerika Tolak Kasus Pemboman Rumah Sakit Kunduz Afghanistan ke Pengadilan Internasional)

Headline Fox News  (10/3/15) berbunyi “Para pejabat AS Selidiki Serangan Udara di Afghanistan yang menewaskan sedikitnya 19 orang di Rumah Sakit  Dokter Tanpa Batas.” Tidak menjelaskan siapa sebenarnya pelaku serangan tak berperi kemanusiaan itu.

foto 2Lebih parah lagi adalah apa yang dilakukan The New York Times. Media ini mengganti judul laporannya mengenai pemboman tersebut sebanyak 7 kali. Pada awal Oktober, tanggal 3, The times menerbitkan artikel yang berjudul, “serangan Udara menyerang rumah sakit di Afghanistan, menewaskan setidaknya 9 Orang.” Beberapa menit kemudian, judul itu dirubah menjadi, “ Serangan Udara menghantam Rumah Sakit Dokter Tanpa Batas di Afghanistan.” Dua jam kemudian, judul itu berubah menjadi, “Rumah Sakit Di Afganistan Dihantam Serangan Udara, ungkap Pentagon.” Lalu dirubah lagi menjadi, “AS Lakukan Penyelidikan Setelah Bom Menghantam Rumah Sakit Afghanistan,” dan akhirnya dirubah lagi menjadi “AS Disalahkan Setelah Bom Menghantan Rumah Sakit Afghanistan,”

Lebih dari 20 versi mengenai berita yang diterbitkan di website Times itu dapat dilihat di website NewsDiffs, yang memonitor editan yang  diterbitkan media-media besar. Karena Times mengubah URL web setiap mengubah berita utama, ada tiga entri terpisah pada NewsDiffs.

foto 3

Tidak satupun dari 5 headlines  New York Times yang mengindikasikan bahwa AS bertanggung jawab atas pemboman itu. judul terakhir yang menyebut “AS Disalahkan Setelah Bom Menghantam Rumah Sakit Afghanistan” yang diterbitkan juga dalam media cetak, sama sekali tidak menjelaskan bahwa AS lah yang menjatuhkan bom-bom itu, dan itulah mengapa AS disalahkan.

The Washington Post (10/4/15) juga berubah judul dan URL untuk laporan Serangan Bom AS tersebut, sehingga sulit untuk dilacak. Terakhir, Wshington Post memilih judul mengakui peran AS dalam serangan itu, tetapi menghubungkannya dengan MSF, menulis, “Dokter Tanpa Batas Mengatakan Serangan Udara AS Hantam  Rumah Sakit di Afghanistan;. Sedikitnya 19 Mati” sehingga pembaca akan berkesimpulan belum tentu itu adalah kebenarannya, karena pernyataan MSF bisa saja terbukti salah.

foto 4

Berita AP yang juga dirubah pada (10/4/15), memperbarui jumlah korban tewas dengan menggunakan judul, ” Dokter Tanpa Batas Tinggalkan Kota Afghanistan Setelah Peristiwa Serangan Udara.” Dalam isi berita dikatakan, “Sebuah serangan udara mematikan telah menghancurkan rumah sakit dan menewaskan 22 orang, pemerintah AS dan Afghanistan bersumpah untuk menyelidiki pembunuhan massal itu.” Tidak disebutkan  bahwa pemerintah AS adalah pihak yang  bertanggung jawab untuk peritiwa pembunuhan massal tersebut.

Bahasa ambigu, menyesatkan dan bahkan benar-benar tidak jujur ​​berlimpah di hampir semua  pemberitaan media AS.  Media-Media AS itu berusaha membuat cerita untuk mencerminkan citra  positif pada pelakunya; mereka melaporkan bahwa AS sedang menyelidiki sebuah kekejaman, namun menghindar untuk mengakui bahwa AS sendirilah yang harusnya bertanggung jawab untuk kekejaman itu.

Teknik ini sangat mengingatkan pada bahasa yang digunakan departemen kepolisian  untuk mengecilkan kebrutalan polisi Amerika. Bahasa inilah yang sering diulang kata perkata oleh wartawan yang hanya kritis untuk mengutip siaran pers pemerintah AS. (ARN/RM/Sott.net)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca