arrahmahnews

Mantan Menlu Perancis; Israel Kendalikan Intellijen Perancis

27 November 2015

PARIS, ARRAHMAHNEWS.COM – Mantan menteri Luar Negeri Perancis, Roland Dumas, mengungkap bahwa Israel mengendalikan secara penuh, Badan Intellijen Perancis.

Dalam bukunya “Coups et blessures”, Roland Dumas mengungkapkan bahwa “orang-orang” Israel ini melakukan apa pun yang mereka mau di Perancis  dan  mengendalikan Intellijen Perancis serta bagaimana mereka harus melayani Israel. (Baca juga: KEBETULAN? Direktur CIA Bertemu Kepala Keamanan Perancis dan MOSSAD Sebelum Serangan Paris)

Di sisi lain, Dumas menegaskan bahwa Israel” keliru karena tidak bernegosiasi dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad, bahkan jika nantinya Presiden Suriah itu menolak segala jenis perjanjian. Ia juga menambahkan, Saya memiliki beberapa hubungan khusus dengannya [Bashar al-Assad] seperti yang saya miliki dengan ayahnya (Presiden Hafez Assad)”. (Baca juga: HEBOH… Dephan Rusia Bongkar Misteri Angka 13 dan Freemason Dibalik Tragedi Paris)

Selanjutnya, Dumas mengungkap dalam buku yang sama, bahwa ketika mantan Presiden Zionis saat itu, Shimon Perez, masih menjabat sebagai Menteri luar negeri , ia menyarankan Dumas melakukan kunjungan kepada Presiden Hafez Assad di tahun 1992. Pada saat itu Perez menyadari bahwa Amerika Serikat sedang mencari cara baru untuk meraih kesepahaman dengan Damaskus, hingga ia [Perez] percaya bahwa Perancis juga bisa mendapatkan keuntungan melalui keterlibatan dalam proses perdamaian Timur Tengah.

Dalam hal ini, mantan menlu Perancis itu menambahkan, “Mendiang Presiden Suriah itu ternyata tidak menaruh kepercayaan kepada Perez, dan ia tahu ruwetnya hubungan internal dalam Israel sendiri. Hafez al-Assad waspada bahwa “Menteri Luar Negeri Israel itu mungkin akan mengadopsi inisiatif unilateral, dan karenanya hal itu tidak akan membuahkan sesuatu apapun yang efektif. (Baca juga: Kemenlu Rusia: Turki dan NATO “Berandalan” Suriah)

Dalam “Coup et blessures” nya, Dumas juga menyebutkan bahwa Republik Islam Iran, yang telah ia kunjungi beberapa kali, dan pertemuannya dengan mantan Menteri Luar Negeri Ali Akbar Wilayati, dan mantan Presiden Hasemi Rafsanjani membuatnya yakin bahwa apa yang digambarkan kepadanya mengenai Iran yang memiliki bom atom mirip dengan senjata pemusnah massal seperti yang dimiliki oleh mantan Presiden Irak, Sadam Hussein, sama sekali tidak bisa ia percaya.

“Saya percaya bahwa semua apa yang terjadi adalah fakta menyesatkan”. Tulisnya menambahkan, “Kebingungan dalam kebijakan Perancis adalah dikarenakan adanya interfensi yang sudah sama-sama diketahui, di mana perwakilan dekat Israel membuat semua analisis menjadi mencurigakan. (Baca juga: Israel Terisolasi Dengan Isu Nuklir Iran)

Pada bab yang sama, Dumas membela sudut pandang Iran mengenai kebutuhan untuk memiliki reaktor energi nuklir, di mana cadangan minyak mungkin tidak bisa bertahan selama lebih dari 60 tahun. Ia menegaskan bahwa sebenarnya Iran sedang mencoba memiliki program nuklir sipil mereka disaat semua laporan diarahkan pada senjata nuklir yang tidak pernah ada. Dalam isi bukunya, Roland Dumas menjelaskan bahwa mantan Menteri Luar Negeri Perancis, François Mitterrand memiliki hubungan erat dengan “Israel”, walaupun ia tidak terbuka mengenai hal itu.

Dalam bab lain di bukunya, Dumas menegaskan bahwa “Amerika memang berencana untuk membunuh Presiden Libya Muammar Gaddafi melalui penyerangan dengan drone di tahun 1986. Kala itu Perancis tidak mengizinkan Amerika mengeksploitasi wilayah udaranya untuk tujuan tersebut, dan karenanya Gaddafi mengucapkan terima kasih kepada Perancis karena dengan penolakan negara itu maka kedatangan pesawat tak berawak AS tertunda selama lebih dari 15 jam, hingga memberi waktu pada Gaddafi untuk meninggalkan tempat sasaran.

Mengenai kebijakan “Israel” yang dijalankan di kawasan, Dumas menyatakan, “Saya tidak setuju dengan kebijakan Israel, dan saya tetap setia pada prinsip keseimbangan yang dicetuskan oleh Jenderal Charles de Gaulle di Timur Tengah. Prinsip yang menyatakan bahwa negara-negara Arab juga memiliki hak untuk dihormati, selain itu, saat ini kebijakan Israel terinspirasi oleh aktivis yang dekat dengan Zionis dan tidak berjalan di jalan yang benar “.

Roland Dumas juga menegaskan bahwa negosiasi antara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan Presiden Mahmoud Abbas Palestina, tidak akan menghasilkan apa-apa. Dia menegaskan bahwa konflik Palestina- Israel tidak bisa diselesaikan, di mana Presiden AS Barak Obama saja akhirnya mundur dari tekanan dan peringatannya untuk “Israel” akibat besarnya tekanan Lobi-lobi Yahudi di seputar Presiden AS itu.

Dumas menerangkan, “Setiap presiden atau pejabat Barat yang mencoba untuk mendekati konflik Palestina-” Israel ” akan bertabrakan dengan lobi-lobi itu, dan itulah sebabnya mereka hanya akan mencapai akhir yang drastis di mana” Solusinya hanya bisa ditemukan dalam tidak adanya solusi sama sekali”.

Roland Dumas juga mengkritik keputusan mantan Presiden Prancis, Nicolas Sarkuzy karena memasukkan Perancis dalam kepemimpinan NATO, ia percaya bahwa Sarkuzy telah membuat kesalahan besar dalam mempertahankan posisi tradisional Perancis yang seharusnya, dimana hal itu telah ditetapkan oleh Charles de Gaulle. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca