arrahmahnews

Jokowi Hancurkan ‘Mimpi’ Singapura

Minggu, 03 Juli 2016,

JAKARTA, ARRAHMAHNEWS.COM – Tax Amnesty telah disahkan banyak manfaat yang bisa diambil darinya, inilah salah satu cara Jokowi untuk menghancurkan ‘perbudakan’ ekonomi negara tetangga ‘Singapura’. Seorang pegiat politik media sosial ‘Denny Siregar’ juga memberikan sebuah analisa menarik tentang hal serupa, simak analisanya:

SINGAPURA: SIAL ADA JOKOWI!

Sejak lama sebenarnya negara kita yang besar ini hanya jadi sapi perah bagi Singapura. Singapura adalah negara satelit barat untuk menguasai ASEAN. Dengan jaringan mereka yang kuat, maka Singapura berhasil membuat pelabuhan terbesar dan tersibuk yang menjadi pendapatan besar bagi negara mereka. (Baca juga: FAKTA… Singapura Musuh dalam Selimut)

Sebenarnya bukan pelabuhan itu yang membuat mereka benar-benar menjadi negara “kaya”. Uang Indonesia-lah yang membuat mereka menjadi kaya spt sekarang ini.

Sudah sejak lama, Singapura menjadi surga bagi koruptor Indonesia. Hitung saja, berapa puluh tahun Soeharto berkuasa dan berapa triliun uang yang dikeruk dari Indonesia melalui kroni-kroni Soeharto. Karena itu, Singapura tidak pernah mau tanda-tangan perjanjian ekstradisi dengan Indonesia. (Baca juga: Denny Siregar, Tax Amnesty dan Ancaman Maut Jokowi)

Pada kerusuhan Mei 98 saja, Singapura menjadi “pelindung” bagi orang-orang kaya Indonesia. Yang dimaksud pelindung disini sebenarnya lebih kepada mafia saja, karena yang dilindungi sebenarnya hanyalah uangnya bukan orangnya. Ratusan triliun mengalir ke Singapura pada waktu itu. Dan dana itu terus menerus mengalir ratusan triliun lagi pada tahun-tahun selanjutnya. Di perkirakan ada 4 ribu triliun rupiah yang parkir di Singapura saja.

Untuk apa uang-uang itu? Sialnya, untuk membeli perusahaan Indonesia juga. Mulai Telkomsel, BII, Danamon, Indosat dan lain2.

Singapura dapat untung 8 triliun dengan menjual BII kepada Maybank. Danamon lebih gila lagi. Dulu tahun 2003 mereka belinya hanya 3 triliun, sekarang nilai jual Danamon lebih dari 50 triliun. Ajibb.. Dan kita terus-terusan bego.

Kenapa kita bego? Karena pejabat-pejabat militer dan pemerintahan kita di suapi terus oleh Singapura. Kalau hanya untuk bangun pelabuhan sebesar Singapura mah Indonesia dari dulu juga bisa, pertanyaannya kenapa gak bisa? Karena memang sengaja di lemahkan supaya kita terus impoten. (Baca juga: Taktik ‘Gila’ Jokowi Pimpin Indonesia dan ‘Bajingan’ Ahok Pimpin DKI Jakarta)

Kalau ada pejabat yang bersih dan ingin melawan dominasi Singapura, maka keluarlah LSM-LSM bayaran yang menentangnya. Dikepung terus kita sampai pejabat itu yang dihajar keluar dari pemerintahan.. Dahsyat memang.

Singapura mulai merasa ada yang salah pada perhitungan mereka ketika mereka tidak banyak bermain di pilpres 2014. Mereka tidak berhitung, “Siapa sih Jokowi?” Tukang meubel, kerempeng, bukan dari keturunan orang terhormat dan kaya. Jelas Singapura pegang Prabowo lah. Apalagi di barisannya banyak pejabat-pejabat lama yang selama ini menjadi boneka-boneka mereka.

Mereka salah besar

Jokowi, bapak si penjual martabak itu, menang pemilu dan tidak seperti yang mereka perhitungkan. Tegas, visioner dan -yang mengagetkan- tidak bisa di beli. Kesalahan perhitungan Singapura terhadap Jokowi harus di bayar mahal. Dengan UU Tax Amnesty, potensi ribuan triliuan rupiah akan terbang dari Singapura dan mudik ke kampungnya.

Bukan sekarang yang ditakutkan Singapura terhadap Indonesia

Tapi 10 tahun lagi, ketika Indonesia selesai dengan infrastrukturnya mulai pelabuhan, keuangan sampai pariwisata, maka Indonesia akan menjadi Guliver yang sadar bahwa ia sebenarnya raksasa dan Singapura adalah liliput. (Baca juga: Di Tangan Jokowi Indonesia Bangkit, Singapura Ketar-ketir)

Dan semua gara-gara Jokowi….. Sial! Singapura satu waktu akan minum kopi…. bersama cangkir-cangkirnya, saking geramnya. Arggghhh.. (ARN)

Sumber: DennySiregar.com

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca