arrahmahnews

Trump dan Kekacauan Perang Pertamanya di Yaman

Senin, 06 Februari 2017,

ARRAHMAHNEWS.COM, WASHINGTON DC – Tak lama setelah serangan komando AS dengan restu Presiden Trump ke Yaman, Fox News memimpin media-media mainstream lainnya melaporkan “harta karun” besar yang berhasil disita intellijen di kompleks itu. Dengan mengklaim telah berhasil melakukan pembunuhan terhadap seorang pejabat senior al-Qaeda, misi itu dinyatakan sukses.

Namun segera setelah pelaporan “suksesnya” serangan itu, justru jalan untuk sebuah realitas yang jauh lebih gelap terbuka: seorang tentara Amerika tewas, jutaan dolar yang dihabiskan militer AS musnah, setidaknya selusin perempuan dan anak-anak tak berdosa tewas, rencana AS berantakan. Misi ini direncanakan dengan sangat buruk, misi yang telah ditolak dua kali oleh Presiden Obama itu dilaksanakan hanya untuk berakhir dengan kekacauan oleh Presiden Trump, dan sebagainya. (Baca juga: Pembantaian Super Keji Terbaru Amerika di Yaman)

Lebih buruknya lagi, serangan itu ternyata bukannya menyerang markas al-Qaeda seperti yang diklaim CENTCOM, tapi, sebagaimana ditulis the Telegraph, serangan itu justru menyasar sebuah desa miskin.

Informasi dari para pejabat militer AS yang berbicara dengan syarat anonim, kelompok hak asasi manusia dan sumber-sumber di lapangan membangun kisah berbeda dan bertentangan dengan laporan CENTCOM. Gambar- gambar menunjukkan bagaimana serangan sangat brutal itu telah dilancarkan ke sebuah desa miskin dengan target tak jelas dibungkus dengan istilah “perang melawan teror”. (Baca juga: MEMALUKAN! Demi Benarkan Pembantaian Yaman Pentagon Pakai Rekaman 10 Tahun Lalu)

Parahnya lagi, alasan yang digadang-gadang berupa markas al-Qaeda ternyata adalah dua kamar tempat tinggal yang penuh sesak di antara rumah-rumah lain di desa.Yang diklaim Pentagon bahwa para perempuan juga termasuk dalam ‘posisi siap tempur’ hanyalah warga ketakutan yang menembakkan senjata dalam malam panik tersebut.

Lalu bagaimana dengan harta karun yang katanya didapatkan intellijen AS itu? Menghadapi tekanan yang terus meningkat akibat serangan gagaltersebut, Pentagon merilis sebuah video dengan judul “Program untuk Menghancurkan The Cross,”. Rilis ini dimaksudkan untuk membuktikan betapa pentingnya apa yang telah berhasil disita AS.

Tetapi tampaknya kegagalan serangan itu harus diperparah dengan kekonyolan lain. Ternyata, sebagaimana dilaporkan the Telegraph, “video yang dirilis oleh Pentagon untuk membuktikan keberhasilan razia mematikan Donald Trump di Yaman adalah video lama yang sudah berusia satu dekade dan tersedia secara online.” (Baca juga: Fox News dan Dongeng Aneh dari Yaman)

Jadi informasi berharga yang katanya diperoleh intellijen AS ini bisa saja telah diambil dari seorang pria dengan laptop yang memiliki akun YouTube, sementara karenanya puluhan juta dolar serta sejumlah nyawa tak berdosa sudah terlanjur dikorbankan. Itulah sebabnya intervensi Amerika Serikat ini adalah ide yang sangat buruk. Dimana ide ini menghasilkan sesuatu yang buruk pula.

Kita hanya bisa berharap bahwa pemerintahan Trump yang baru akan belajar dari kebodohan ini dan segera dengan cepat mundur dari posisi yang semakin agresif di Timur Tengah. Seorang presiden terpilih yang berjanji bahwa ia tak akan memulai sebuah perang baru, telah dengan sombong melakukan sesuatu yang bahkan para penasihatnya tak bisa bayangkan. (ARN/AntiWar.com)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca