Amerika

Pidato Trump di PBB Banjir Kecaman dan Kritik dari Para Pemimpin Dunia

Kamis, 21 September 2017,

ARRAHMAHNEWS.COM, NEW YORK – Para pemimpin dunia, kecuali Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, setuju dengan Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom yang menggambarkan pidato Donald Trump di Sidang Umum PBB ke-72 kemarin sebagai “pidato yang salah, pada waktu yang salah, kepada hadirin yang salah.”

“Itu adalah pidato yang salah, pada waktu yang salah, kepada audiens yang salah,” kata Wallstrom.

Pidato pertama Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu menurut laporan BBC telah dicibir dunia. Kata-kata provokatifnya terhadap Korea Utara, di tengah ketegangan yang meningkat, hanya akan memperparah situasi keamanan di Semenanjung Korea, begitu juga kecamannya terhadap Venezuela dan Iran.

Baca: Pidato Pertama Trump di PBB Dipenuhi Pesan Konfrontasi

Sementara itu tanggapan yang sama-sama marah dari Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro tidak lama dikeluarkan, menyebut ucapan Trump sebagai ucapan yang ” tidak tahu malu “,” tidak tahu apa-apa “dan” agresif. “

Tidak Usah Urusi Republik Islam!

Diplomat tertinggi Iran menyatakan Washington mendukung “rezim tirani” dan “negara Zionis kriminal” di kawasan setelah Trump menyebut Republik Islam Iran sebagai “negara penipu yang yang ekspor utamanya adalah kekerasan, pertumpahan darah dan kekacauan yang membunuh Muslim yang tidak berdosa dan menyerang tetangga damai Arab dan Israel mereka”dalam pidato 40 menitnya di PBB.

“Ucapan kebencian yang bodoh dari Trump pantasnya berada di abad pertengahan, bukan di abad ke-21 di PBB dan tidak layak mendapat jawaban,” kata Zarif dalam postingan twitternya.

Baca: Sindiran Pedas Macron Kepada Trump Terkait Kesepakatan Nuklir Iran

Zarif juga menyuarakan kemarahannya terhadap klaim Trump yang menyebut pihak paling menderita dari tindakan pemerintah Iran adalah rakyat negeri itu sendiri. Ia menilai apa yang dikatakan Trump tersebut sebagai sebuah simpati palsu kepada rakyat Iran.

“Simpati palsu untuk rakyat Iran tak bisa membodohi siapapun,” tegasnya.

Maduro Sebut Trump sebagai Hitler Baru

Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyerang balik Trump, menyebut pidatonya sebagai “agresi dari Hitler baru dalam politik internasional … melawan rakyat Venezuela.”

Sebelumnya, pemimpin AS itu mengancam akan melakukan tindakan lebih lanjut terhadap “kediktatoran sosialis” Presiden Maduro dan meminta para pemimpin dunia untuk membantu memulihkan “demokrasi dan kebebasan politik” di Venezuela.

Baca: Donald Trump “Penipu Besar” Seperti Hitler

Dia juga mengancam akan membangun sanksi ekonomi yang meluas yang sebelumnya Amerika paksakan terhadap Negara Amerika Latin tersebut jika Maduro bertahan mengenai apa yang Trump sebut sebagai “jalan untuk memaksakan pemerintahan otoriter.”

“Agresi dari Hitler baru politik internasional, Donald Trump, melawan rakyat Venezuela. Tidak ada yang mengancam Venezuela dan tidak ada yang memiliki Venezuela,” kata Maduro sebagaimana dikutip Sputnik, Kamis (20/09).

Sebutan Manusia Roket untuk Kim Jong-Un Tuai Kritikan

Kata-kata provokatif Trump terhadap Korea Utara dalam Sidang Umum PBB, di tengah ketegangan yang meningkat dianggap hanya akan memperparah situasi keamanan di Semenanjung Korea.

Jika selama ini pemerintah Korea Utara terus mengatakan kepada rakyatnya bahwa AS ingin menghancurkan negara mereka, kini pernyataan itu didengar rakyat Korea Utara dari Presiden AS sendiri.

Baca: Trump Sebut Presiden Korut “Si Manusia Roket”

Para analis, dikutip The Washington Post, mengutuk ancaman Trump untuk “menghancurkan Korea Utara secara total.” Yang lebih disayangkan, Trump tidak membedakan antara rezim pemerintah Korea Utara dengan 25 juta penduduk Korea Utara.

Peneliti dari Peterson Institute for International Economics, Marcus Noland, merasa yakin, rekaman pidato Trump itu akan diputar berulang kali oleh stasiun televisi Korea Utara, dan menumbuhkan kebencian lebih besar rakyat Korea Utara kepada Amerika.

Kanselir Jerman Angela Merkel juga mengutuk ancaman Trump yang ingin menghancurkan Korea Utara (Korut) secara total itu. Merkel tak setuju strategi Trump yang mengumbar ancaman., mengatakan bahwa sanksi dan diplomasi adalah satu-satunya cara untuk membawa negara bersenjata nuklir ke meja perundingan.

”Saya menentang ancaman semacam itu,” kata Merkel kepada penyiaran Deutsche Welle saat ditanya tentang pidato Trump di Sidan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca