Amerika

Lavrov: Sanksi ‘Tidak Sah AS’ Mengancam Kesepakatan Nuklir Iran

Jum’at, 22 September 2017

ARRAHMAHNEWS.COM, NEW YORK – Sanksi pemerintah AS terhadap Iran “tidak sah” dan melemahkan kesepakatan nuklir 2015, antara Teheran dan enam kekuatan dunia, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

“Menggunakan sanksi sepihak … tidak sah dan merusak sifat kolektif usaha internasional. Semua orang menyaksikan dengan sungkan hari ini pembatasan yang lebih baru dan yang lebih baru oleh AS terhadap Iran,” Lavrov mengatakan kepada Majelis Umum PBB ke 72 di New York pada hari Kamis.

Menteri Luar Negeri Rusia menambahkan bahwa sanksi Washington “mengancam” Rencana Aksi Bersama Komprehensif (Joint Comprehensive Plan of Action / JCPOA), yang mulai berlaku pada bulan Januari 2016 setelah perundingan maraton antara Iran dan kelompok negara P5 + 1 – Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia , China dan Jerman.

Awal bulan ini, pemerintahan Donald Trump memutuskan untuk terus membebaskan Iran dari sanksi terkait nuklir yang dikeluarkan di bawah JCPOA sebagai imbalan atas pembatasan program nuklir damai Teheran.

Pada saat yang sama, Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi ekonomi terhadap 11 individu dan perusahaan di Iran yang dituduh mendukung Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) atau terlibat dalam serangan cyber terhadap bank-bank AS.

Langkah tersebut dipandang sebagai upaya putus asa lain yang dilakukan oleh administrasi Trump dalam usaha untuk melemahkan JCPOA, yang membatasi kemampuan Washington untuk menekan Iran.

Trump menunjukkan frustrasinya dengan kesepakatan penting tersebut bagi para pemimpin dunia dalam pidato pembukaannya di PBB pada hari Selasa dengan mengatakan bahwa Washington merasa “malu” karena menandatanganinya.

Presiden dari Partai Republik menggambarkan kesepakatan tersebut sebagai “transaksi terburuk dan sepihak yang pernah dilakukan AS,” sebuah karakterisasi yang sering ia gunakan selama kampanye kepresidenannya.

Lavrov mengatakan pada hari Rabu bahwa Moskow “sangat prihatin” dengan pendirian Trump dalam kesepakatan tersebut, dengan menegaskan bahwa Rusia akan “membela” JCPOA karena telah “benar-benar memperkuat keamanan regional dan internasional.”

Sementara, PM Inggris dan Presiden Perancis meminta komitmen para pihak untuk menangani kesepakatan nuklir Iran.

Teheran telah menegur retorika Trump, dimana Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menggambarkannya sebagai “pidato kebencian yang tidak tahu apa-apa” yang “tidak layak mendapat jawaban.”

Sekutu tradisional AS termasuk Prancis dan Inggris juga telah mengulangi komitmen mereka terhadap kesepakatan nuklir tersebut. [ARN]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca