arrahmahnews

White House dan Krisis Yaman

ARN00120040015124_Gedung-Putih_dan-Krisis_Yaman

Arrahmahnews.com – Juru bicara Gedung Putih rupanya tidak tahan menyaksikan sikap penuh perdamaian menteri luar negeri Iran terkait penyelesaian damai krisis Yaman dan mengklaim bahwa Republik Islam mengintervensi urusan internal Sanaa.

Josh Earnest, jubir Gedung Putih Senin (20/4) dalam reaksinya atas dicetaknya artikel Mohammad Javad Zarif, menlu Iran di Koran New York Times dan penekananya atas solusi damai krisis Yaman melalui jalur diplomasi dan dialog Yaman-Yaman, mengklaim Iran dari satu sisi menuntut solusi diplomatik krisis Yaman, namun di sisi lain mengirim senjata kepada milisi al-Houthi.

Padahal Foreign Affairs di artikelnya terkait krisis Yaman seraya menepis klaim intervensi Iran di negara tersebut, menilai agresi Arab Saudi ke Yaman sebagai sebuah kesalahan strategis yang fatal.

Menurut Foreign Affairs, Arab Saudi untuk menjustifikasi ambisi dan tujuan arogannya, berlebih-lebihan terkait mengungkapkan kekuatan Iran di Yaman. Menurutnya Iran bukan pemicu krisis di Yaman dan al-Houthi bukan kekuatan yang mewakili Iran di negara ini.

Rakyat Yaman yang ingin memiliki sebuah negara independen dan pemerintahan demokratis mulai bangkit menentang diktator Ali Abdullah Saleh yang mendapat dukungan Arab Saudi. Akhirnya Ali Abdullah Saleh terpaksa lengser dari kekuasaannya di tahun 2012 atas prakarsa Arab Saudi dengan imbalan kekebalan politik.

Berdasarkan usulan Arab Saudi ini, Abd Rabbuh Mansur Hadi, wakil Saleh akhirnya diangkat sebagai presiden. Proses pengangkatan ini sebenarnya suatu pemaksaan kepada rakyat revolusioner Yaman, namun revolusioner pantang mundur menghadapi prakarsa terorganisir Saudi dan tetap menekankan perealisasian seluruh tuntutan mereka.

Dengan berlanjutnya ketidakpedulian Abd Rabbuh Mansur Hadi terhadap prinsip revolusi rakyat Yaman, gerakan rakyat Ansarullah menempuh strategi cerdas dan memimpin revolusi ini, sehingga posisi Mansur Hadi semakin terjepit.

Ketika pasukan Ansarullah semakin maju ke arah wilayah selatan Yaman dan berhasil mengusir anasir al-Qaeda dan milisi bersenjata pro Mansur Hadi, Arab Saudi dengan lampu hijau Amerika sejak 26 Maret menyerbu Yaman.

Kejahatan rezim Al Saud di Yaman dan kebungkaman pengklaim pembela Hak Asasi Manusia (HAM) sangat menyiksa kalbu setiap manusia pecinta kebebasan. Dengan berlanjutnya kejahatan rezim Al Saud di Yaman, Republik Islam Iran sebagai negara pembela kaum mustadafin (lemah) dan penyeru perdamaian, mulai menjalankan diplomasi aktif untuk mengakhiri krisis Yaman melalui jalur damai.

Menlu Iran, selain menggelar lobi dengan sejawatnya dari berbagai negara dan berunding dengan Sekjen PBB, Ban Ki moon, menggulirkan prakarsa empat tahap untuk mengakhiri agresi Arab Saudi ke Yaman.

Dalam hal ini Zarif seraya merilis artikel di Koran New York Times sebagai “Pesan dari Iran”, menulis, Iran telah menyodorkan pendekatan rasional dan pantas untuk dijalankan guna menyelesaikan krisis menyakitkan Yaman.

Gencatan senjata segera, bantuan kemanusiaan bagi warga sipil Yaman dan kemudahan dialog antar kubu Yaman serta pembentukan sebuah pemerintahan nasional bersatu adalah empat tahap prakarsa Iran guna mengakhiri pembantaian perempuan dan anak-anak Yaman.

Di samping diplomasi aktif, dukungan spiritual dan kemanusiaan Iran terhadap rakyat tertindas Yaman termasuk prinsip kebijakan luar negeri Iran dan penolakan terhadap agresi Arab Saudi, pembunuhan warga dan dukungan terhadap rakyat tertindas Yaman membuat tudingan intervensi di urusan Sanaa menjadi tak berarti.

Jet-jet tempur F-15 Arab Saudi ke Yaman, blokade udara dan laut negara Arab yang miskin ini serta dukungan terhadap anasir al-Qaeda di Yaman mengindikasikan konspirasi terorganisir anti revolusi yaman. Dengan adanya blokade di Yaman, tudingan tak berdasar terkait intervensi Iran di Yaman serta pengiriman senjata kepada al-Houthi merupakan bukti strategi menghindar ke depan menjadi poros utama AS-Israel dan Arab Saudi dalam menyerang Yaman. Agresi ini setelah empat pekan hanya menghasilkan pembantaian terhadap warga tak bersalah Yaman. [ARN]

 

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: