Arrahmahnews – Wartawan investigasi Wayne Madsen mengatakan bahwa ancaman ISIL (ISIS) di tanah Amerika, hanyalah “Propaganda Intelijen AS” yang bertujuan untuk menebar terror diantara para penduduknya.
Pernyataan ini diungkap Madsen saat ditanya mengenai ancaman kelompok teroris Takfiri ISIL yang mencemaskan warga, setelah kelompok itu mengklaim bertanggung jawab atas insiden penembakan Texas, Minggu, 3 Mei lalu .
ISIL menyatakan pada hari Selasa, bahwa mereka memiliki “prajurit-prajurit terlatih” di 15 negara bagian yang siap untuk melakukan terror yang sama seperti yang terjadi di Garland, Texas.
“Ide bahwa ada sel-sel ISIS yang beroperasi di 15 negara bagian di Amerika sangatlah menggelikan,” ungkap Madsen.
“Saya rasa keuntungan untuk menebarkan propaganda semacam ini, jatuh pada wilayah-wilayah dimana terror tersebut disebar,”
Madsen menegaskan bahwa sebenarnya ancaman ISIS ini justru tidak datang dari Iraq atau Syiria atau Negara-negara Islam lainnya,”
“Saya bisa mencium propaganda Intelijen Amerika Serikat dalam isu ancaman ISIS ini. Karena merekalah yang akan menuai keuntungan paling banyak dari menebar terror dan ancaman diantara warga Amerika, melalui ancaman yang sebenarnya tidak pernah ada.”
ISIS mengaku bertanggung jawab atas insiden penembakan diluar kontes provokatif yang menggambarkan fisik Nabi Muhammad pada Minggu malam.
Dua pria bersenjata terlibat penembakan di luar gedung di mana sebuah kelompok anti-Islam, American Freedom Defense Initiative, menyelenggarakan sebuah kontes dengan iming-iming hadiah 10.000 US $ bagi pemenang dengan penggambaran paling mirip Nabi Muhammad. Seorang penjaga keamanan tertembak di pangkal paha, dan dua penembaknya Simpson dan Soofi kemudian ditembak mati oleh otoritas keamanan setempat.
“Sangat diragukan bahwa mereka (ISIL) mengendalikan operasi yang dilakukan dua orang yang datang menyerang itu,” pungkas Madsen. (LM)