Arrahmahnews.com, MOSKOW – Majunya kerjasama antara China dan Rusia telah menjadi isu paling panas pada ekonomi global saat ini. Hal ini menandakan munculnya aliansi yang kuat antara Negara paling kaya dan paling kuat secara ekonomi di dunia. Aliansi ini diharapkan mampu menggeser sistem ekonomi dunia dominasi barat.
“Transaksi lokal antara China dan Rusia kini mencapai angka tujuh persen dari perdagangan bilateral, namun memiliki potensi untuk berkembang pesat,” ungkap seorang pakar kepada Russian Tv, Senin(11/5). “Perdagangan Yuan-Ruble di Rusia meningkat 700 persen setahun.”
Menurut manajer keuangan dan komoditas PWC, Aleksander Prosviryakov, Transisi skema pembayaran dari yang sudah biasa menuju yang baru bukanlah proses cepat, namun dengan kebijakan politik dan mekanisme memadai terhadap resiko keuangan yang mungkin terjadi dalam ekspor dan impor, maka hal itu bisa diatasi. Prosviryakov menambahkan, langkah pertama hal ini adalah dengan mengadakan penandatanganan perjanjian pertukaran mata uang senilai 150 milyar yuan untuk tiga tahun, pada Oktober 2014 lalu.
Perjanjian pertukaran mata uang itu memperbolehkan perusahaan dari kedua negara untuk bertransaksi menggunakan mata uang nasionalnya masing-masing. Yang artinya Importir Russia bisa membeli produk China dengan Rubel, dan China boleh melakukan pembayaran menggunakan Yuan.
“Banyak alasan untuk meyakini trend ini akan terus berlangsung hingga tahun-tahun berikutnya, dan peran Yuan akan berkembang pesat dalam perdagangan dunia, namun masih sebagai mata uang pengganti dalam Bank Central,” ungkapnya.
Brendan O’Reilly penulis dan pendidik China mengungkapkan bahwa putusan China untuk mendirikan dan mengepalai Asian Infrastructure Investment Bank (Bank Investasi Infrasuktur Asia) adalah langkah nyata strategi ekonomi dan keuangan Internasional Beijing.
“Kini Beijing memiliki Bank Dunianya sendiri dan bisa berkompetisi dengan lembaga-lembaga dominasi Barat,” jelasnya.
57 negara telah disetujui untuk menjadi anggota pendiri AIIB, dan Rusia diharapkan akan menjadi partisipan terbesar ketiga didalamnya.
Jika AIIB sukses dalam misi jangka panjangnya untuk mendukung transportasi Eurasian dan infrastruktur perdagangan, maka China, Rusia dan banyak Negara lainnya akan memperoleh manfaat besar. (LM)
