Arrahmahnews, YAMAN- Sedikitnya sembilan orang kembali tewas dalam serangan udara Arab terbaru di Yaman setelah rezim Riyadh mengumumkan genjatan senjata, kampanye militer Saudi sudah memasuki minggu ke tujuh terhadap Yaman.
Sumber-sumber lokal mengatakan bahwa warga sipil Yaman tewas oleh serangan helikopter Apache di wilayah al-Safiya di barat laut Provinsi Sa’ada, pada hari Kamis.
Sebelumnya pada hari itu juga, pesawat-pesawat tempur Saudi membombardir lokasi di kota pelabuhan selatan Aden dan provinsi-provinsi selatan Abyan dan Hajjah.
Pada hari Rabu, jaringan televisi satelit berbahasa Arab al-Masirah melaporkan bahwa pesawat tempur rezim Saudi melanda daerah Malahidh di Sa’ada Yaman.
Sementara itu, juru bicara gerakan Ansarullah Yaman memperingatkan Arab Saudi bahwa negaranya tegas akan menanggapi setiap pelanggaran gencatan senjata. Dia juga mengatakan gerakan itu akan membalas serangan oleh al-Qaeda-sekutu pasukan teroris yang setia kepada buronan rakyat mantan presiden Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi.
Sementara itu Rusia baru-baru ini meminta kepada semua pihak yang berkonflik di Yaman sesegera mungkin berdialog untuk mencari solusinya.
Dalam sebuah wawancara dengan televisi Rossiya-24 pada Rabu, Dubes Rusia untuk PBB Vitaly Churkin juga meminta Dewan Keamanan PBB turun tangan dan membantu mengakhiri krisis ini.
Rezim Arab Saudi memulai agresi militer ke Yaman pada 26 Maret – tanpa mandat PBB – dalam upaya untuk melemahkan gerakan Ansarullah Houthi, yang saat ini menguasai ibukota, Sana’a, dan provinsi utama lainnya, hanya untuk mengembalikan kekuasaan Abd Rabbuh Mansour Hadi, sekutu setia Riyadh.
Menurut angka terbaru PBB, kampanye militer Saudi sejauh ini merenggut lebih dari 1.400 nyawa dan melukai 6.000 orang, kira-kira setengah dari mereka adalah warga sipil.
Rezim Al Saud juga telah memberlakukan blokade pada pengiriman pasokan bantuan untuk warga sipil yang dilanda perang Yaman, hal ini mendapat kecaman dari beberapa lembaga dan kelompok organisasi bantuan kemanusiaan internasional. (RNA)