Amerika

Deplu AS, Alan Eyre Balik Salahkan Saudi atas Penggunaan Bom Cluster di Yaman

ARN0012004001511117_Alan_Eyre
Arrahmahnews.com –
Departemen Luar Negeri AS, Alan Eyre, mengatakan Arab Saudi telah berjanji untuk tidak menggunakan bom cluster yang dibeli dari Washington terhadap warga sipil. Pernyataan ini tentu bertentangan dengan sikap AS selama ini yang diam dan bungkam atas penggunaan senjata tersebut, serta tidak terlihat penentangan dan pengukutukan atas penggunaan senjata tersebut.

“Kebijakan AS hanya mengatur ekspor amunisi tandan  (bom cluster) setelah memenuhi persyaratan ketat. Selain itu, negara penerima senjata tersebut harus memberikan komitmen yang hanya akan digunakan terhadap target militer tertentu dan tidak akan digunakan untuk daerah-daerah yang biasanya dihuni oleh warga sipil,” kata Alan Eyre dalam sebuah wawancara eksklusif dengan situs berbahasa Persia, Fars News Agency.

Ia juga tidak menyangkal laporan bahwa AS telah memasok sejumlah senjata yang terlarang kepada Riyadh.

Di tempat lain dalam wawancara, Eyre, Arab Saudi berhak untuk meluncurkan perang melawan Yaman untuk mengantisipasi ancaman dari negara tetangga. Sementara pasukan Yaman atau pasukan populer tidak melanggar perbatasan atau melakukan serangan lintas-perbatasan ke Arab Saudi dan bahkan tidak mengumumkan rencana atau strategi tersebut.

Dia mengatakan Riyadh diizinkan untuk membela perbatasannya karena dianggap sebagai ancaman, mengisyaratkan bahwa Saudi berhak untuk mendahului pasukan revolusioner Yaman!!!

Sepanjang wawancara, juru bicara yang telah menempatkan wawancara ini dengan Fars News Agency pada halaman facebook-nya, menolak Amerika Serikat di balik invasi Saudi ke Yaman dan menghindari pertanyaan kritis tentang dukungan ini.

Berikut ini adalah teks lengkap dari wawancara tersebut:

Q: Arab Saudi mengambil tindakan militer terhadap Yaman sedangkan negara Arab disibukkan dengan perebutan kekuasaan internal dan presiden (Mansour Hadi) telah mengundurkan diri. Apa dasar hukum Washinton memberikan dukungan Saudi dalam operasi militer terhadap Yaman? Bukankah itu melanggar hukum internasional?

A: Kami mendukung hak Arab Saudi untuk mempertahankan perbatasan selatan dan untuk memusnahkan artileri berat dan rudal (Yaman) yang menimbulkan ancaman bagi keamanan. Semua faksi dan partai-partai harus datang ke meja perundingan. Kami berharap operasi militer ini mengakhiri pembicaraan trans-faksi sehingga Yaman bisa mengatasi krisis ini.

Q: Anda menyebutkan bahwa AS berdiri membela hak Arab Saudi untuk mempertahankan diri dalam menghadapi ancaman. Ancaman apa yang membuat Riyadh berhak membela diri?

J: Houthi dan pendukung mereka, operasi militer tidak hanya menghindarkan Riyadh dari, tetapi juga untuk (keamanan) seluruh wilayah serta pemerintah yang sah di Yaman. Dari sudut pandang ini, kita semua berusaha untuk mengakhiri operasi militer sesegera mungkin dan mengurangi kerusakan. Seperti yang saya katakan sebelumnya, semua pihak datang ke meja perundingan dan mengadakan pembicaraan dan seperti yang Anda tahu PBB mengeluarkan resolusi, yang menegaskan pemberlakuan embargo senjata terhadap Houthi.

Q: AS selalu mengaku mendukung hak asasi manusia di dunia, dan sekarang Human Rights Watch telah menyatakan bahwa Arab Saudi telah menggunakan senjata terlarang seperti amunisi tandan (cluster) dalam serangan udara terhadap Yaman. Bukti tabung kosong dan bom cluster yang belum meledak menunjukkan bahwa senjata itu buatan Amerika. Apakah Washington akan terus memasok bom tersebut ke Riyadh, meskipun penggiat hak asasi dunia mengkritik hal tersebut?

A: Kami akan segera meninjau laporan ini. Namun AS sama seperti negara-negara lain 100% prihatin atas kerusakan dan keselamatan yang ditimbulkan akibat penggunaan bom cluster tersebut. Kami, lebih dari negara lain di dunia, mencoba untuk mengontrol dan membatasi senjata tersebut. Kami mengambil laporan korban sipil akibat kekerasan di Yaman dan untuk alasan ini kami memanggil semua faksi untuk mengikuti hukum internasional.

Q: Apakah berarti Anda menyangkal AS telah memberikan bom cluster kepada kerajaan Saudi?

J: Tidak, Anda harus ketahui bahwa AS memiliki aturan ketat penualan bom cluster ke negara-negara lain. Setiap negara yang menerima bom curah dari kami harus berjanji bahwa tidak akan menggunakannya terhadap sasaran sipil.

Kebijakan AS hanya mengatur ekspor amunisi tandan  (bom cluster) setelah memenuhi persyaratan ketat. Selain itu, negara penerima senjata tersebut harus memberikan komitmen yang hanya akan digunakan terhadap target militer tertentu dan tidak akan digunakan untuk daerah-daerah yang biasanya dihuni oleh warga sipil. Jelas ini merupakan faktor penting dalam kebijakan kami.

Q: Menurut laporan lebih dari seribu warga sipil telah tewas sejak awal serangan udara Saudi, dan juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman telah menyatakan bahwa semua korban adalah hasil dari serangan udara Saudi dan bukan korban di medan perang. Saya ingin meminta Anda secara langsung menjawab sejauh mana AS bertangung jawab atas serangan yang telah membunuhan warga sipil, dan sejauh mana dukungan AS dalam kelanjutan serangan berikutnya?

A: Seperti yang saya katakan sebelumnya, kami menuntut semua pihak yang bertikai untuk mengakhiri kekerasan, dan  seperti yang saya kutip sebelumnya, kita mengambil isu korban sipil akibat bentrokan yang sedang berlangsung di Yaman. Kami meminta semua faksi untuk mematuhi aturan internasional tentang hak asasi manusia dan mengambil semua tindakan yang mungkin untuk meminimalkan korban sipil. dan Kami memiliki studi yang lebih tepat dari rincian laporan HRW.

Amerika Serikat juga masih menyangsikan kerusakan dan jatuhnya korban sipil akibat dari penggunaan bom cluster. AS adalah sponsor keuangan terbesar dalam upaya kemanusiaan global untuk membersihkan persenjataan yang belum meledak yang ditinggalkan (di seluruh dunia), dan Kami masih mencari rincian laporan HRW atas tuduhan penggunaan bom cluster oleh Saudi.

Q: Sebelumnya, Arab Saudi mengerahkan pasukan militer ke Bahrain dengan dalih “Pulau Shield” perjanjian, dan sekarang mengirimkan lebih dari 100 pesawat tempur untuk membom Yaman dan menyeret dalam konflik dan bentrokan. Tapi, AS tidak hanya menahan diri dari aksi protes dan oposisi, bahkan mendukung invansi Saudi. Justru sebaliknya, ketika Iran memberikan dukungan politik dan media untuk Yaman (Ansarullah) sebagai gerakan rakyat, Washington menggambarkan langkah Iran sebagai intervensi. Kenapa dukungan politik dan media Iran disebut intervensi sementara operasi militer Saudi dikatakan sebagai pertahanan?

A: Masalah di sini adalah membela pemerintah yang sah dari Yaman dan Houthi dan tujuan pendukung mereka adalah destabilisasi. Dari perspektif ini, upaya tindakan Houthi sejalan dengan destabilisasi dan kami mencoba untuk mengurangi kekerasan dan mengubah krisis menjadi tren politik sehingga semua pihak dan faksi bisa damai mencapai solusi yang dapat diterima semua pihak. Tapi seperti yang saya katakan sebelumnya, Arab Saudi memiliki hak untuk membela perbatasannya.

Q: Ada sebuah pertanyaan menarik disini: Bagaimana Anda melihat serangan Saudi terhadap Houthi sebagai menstabilkan tren politik?

J: Ini adalah masalah sebab dan akibat. Houthi tidak terpaksa dengan opsi militer, sedangkan Arab Saudi dipaksa untuk melakukan agresi militer.

Q: Sebagai pertanyaan terakhir pada krisis Yaman, Anda tahu bahwa situasi di Yaman agak mirip dengan situasi di Ukraina. Di kedua negara, presiden meninggalkan negara karena ketidakpuasan rakyat dan lebih menarik bahwa fakta di Yaman, presiden sudah menyatakan pengunduran dirinya, tetapi Mr. Yunakovych tidak mengundurkan diri dari pemerintahan Ukraina. Disana Washington membela para perusuh di Ukraina dan menyebutnya sah, tapi sebaliknya di Yaman, berpihak pada pemerintah (yang sudah mengundurkan diri) dan mendukung intervensi asing. Dan kita harus ingat bahwa AS telah menuduh Rusia sebagai pembuat gaduh di Ukraina. Apa perspektif Anda tentang kebijakan standar ganda ini?

A: Saya menolak asumsi ini dari Anda. Maksud saya kondisi di dua negara tersebut berbeda; Kasus Yaman adalah unik, dan Arab Saudi terpaksa mengambil tindakan karena tindakan destabilisasi yang telah diambil. Tapi langkah ini (invasi Saudi atas Yaman) harus berakhir sehingga semua pihak dengan damai bisa mencapai kesepakatan. Kami bertukar pandangan dengan Arab Saudi dan kami selalu kontak dengan mereka untuk mewujudkannya. Seperti yang dinyatakan oleh semua orang, kita semua harus berusaha untuk mengurangi korban sipil dan krisis kemanusiaan.

Q: Jangan-jangan Anda ini hanyalah sebuah permainan politik Amerika Serikat dan sekutunya di Timur Tengah untuk merebut kendali atas selat Bab al-Mandab? Apakah Anda tidak percaya bahwa perlu ada sebuah rezim boneka di Yaman untuk mempertahankan AS dan kontrol sekutunya atas wilayah tersebut?

J: Tidak, ini ilusi konspirasi. Tidak, ini tidak benar. Asumsi tersebut tidak dianggap serius.

[ARN]

 

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca