“Warga sipil di Yarmouk sangat rentan dan sangat mengkhawatirkan” kata juru bicara Badan PBB Bantuan dan Pekerjaan untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Christopher Gunness, Senin kemarin.
Teroris ISIL dengan bantuan takfiri al-Nusra menyerbu Yarmouk pada 1 April lalu, menangkap sebagian besar penduduk Yarmouk. Laporan mengatakan hampir 18.000 warga Palestina, termasuk 3.500 anak-anak, terjebak dalam kekerasan yang sedang berlangsung di sana.
“18.000 warga sipil Palestina dan Suriah termasuk 3.500 anak-anak, dibiarkan tanpa akses kebutuhan manusia yang paling mendasar” kata pejabat PBB.
Menurut Gunness, pengiriman bantuan kemanusiaan untuk warga sipil di Yarmouk tetap menjadi prioritas badan bantuan PBB.
UNRWA bertanggung jawab untuk melindungi warga sipil dan membuat kondisi aman, di mana bantuan kemanusiaan dapat disampaikan kepada para pengungsi di Yarmouk.
“Kita tidak bisa terus-menerus membiarkan warga Yarmouk dikepung tanpa usaha untuk menyelamatkan mereka” kata Gunness.
Badan ini telah meminta suntikan langsung dari PBB USD30 juta untuk warga sipil di Yarmouk.
Sejauh ini, lebih dari 222.000 orang telah dilaporkan tewas di Suriah, sejak negara ini dilanda kekerasan yang mematikan sejak Maret 2011.
Hampir empat juta warga Suriah telah mencari perlindungan di negara-negara tetangga, dan 7,6 juta warga sipil telah mengungsi sejak awal krisis. [ARN]