Arrahmahnews.com – Siapa sangka, ternyata Arab Saudi itu biang pendanaan gerakan teror di Dunia. Beberapa penulis Barat sudah menenggarai hal ini sejak belasan tahun silam.
Dalam sejarahnya, kerajaan Saudi membantu perkembangan dan dakwah ideologi Wahabisme, yang mengklaim dirinya sebagai ajaran yang ‘paling murni’ Islamnya, dan seolah-olah bagian dari ‘Ahlus Sunnah’ (Sunni).
Berbeda dari yang diyakini di Barat, Wahabisme bukanlah mazhab tradisi Islam jaman awal (era salafi), meski mereka sering menyebut dirinya sebagai “salafis”.
Wahabisme baru muncul 250 tahun lalu, diciptakan oleh seorang yang fanatik dan menakutkan (‘an obscure fanatic’, kata Schwartz) bernama Muhammad bin ‘Abdul Wahhab, yang belakangan membentuk aliansi kerjasama dengan bandit-bandit padang pasir, keluarga Al-Saud.
Dalam rangka membantu memperkuat pembentukan negara Saudi modern, gerakan Saudi-Wahabi menyebarkan dirinya ke semenanjung Arabia secara brutal, dan memberangus setiap elemen non-Wahabi.
Penelitian ilmiah terhadap sejarah abad ke-19 mengonfirmasi berkembangnya negara Wahabi-Saudi yang penuh dengan pertumpahan darah (kekejaman). Penulis Inggris Thomas Hope, melalui berbagai perjalanannya di seantero Timur Tengah, misalnya, menulis secara panjang lebar mengenai sepak terjang Wahabi ini.
Juga, berbeda dari yg dianggap orang di Barat, keluarga al-Saud sebenarnya tidak punya dasar untuk mengklaim kekuasaan yang kredibel sebagai pemimpin di wilayah Arabia.
Dalam buku ‘Anastasius’, Hope menceritakan tentang penyebaran Wahabisme yang kejam, yakni bahwa sebagai kelompok puritan ekstrimis, mereka berusaha mendominasi dunia Islam dengan cara menerapkan taktik-taktik yang kini kita kenal sebagai kebiadaban ala Al-Qaeda.
Al-Qaeda mewakili Wahabisme dalam bentuknya yg paling asli – dengan doktrin fundamentalis penuh kekerasan yg menolak semua mazhab Islam lain, khususnya Islam yang punya ‘pendekatan spiritual’ seperti NU, Muhammadiyah, Syiah, tasawuf, dan berbagai tarekat.
Sejatinya, Wahabisme adalah sekte yg amat intoleran terhadap Islam Sunni, Islam Syiah, Judaism, Kristen, dan Hindu. Kaum Wahabi menentang dan berusaha memporakporandakan kepercayaan-kepercayaan tersebut. Bukti-bukti berbagai pengeboman, termasuk pada peninggalan bersejarah di berbagai belahan dunia menjadi bukti kebiadaban mereka.
Saudi sendiri, menurut Schwartz, menjadi sebuah ancaman serius. Itu sebabnya Schwartz menekankan besarnya bahaya Wahabisme yang tumbuh subur di Saudi (dan kini juga di beberapa negara berpenduduk Muslim).
Ketika berbagai bom meledak di Israel, Kenya, Indonesia dan negara lain, Arab Saudi merupakan sumber dana uang para teroris itu. Kerajaan itu, kata Schwartz, merupakan pusat komando indoktrinasi ideologis, pemicu, dan sumber finansial teroris itu. ( Abu Muhammad)
Sumber : http://www.meforum.org/535/saudi-arabia-and-the-rise-of-the-wahhabi-threat
