Arrahmahnews.com – WARKOP – Di sudut malam seperti ini, ada beberapa orang yang tidak tidur. Mereka sibuk mengatur gerakan2 dalam menyambut kemungkinan panasnya situasi di Indonesia.
Percikan-percikan api kecil mulai dinyalakan di sini, spt penyerangan majelis Arifin ilham Adz Zikra yang di desain untuk menyudutkan mazhab Syiah, pembakaran masjid Aa Gym yang dihembuska oleh mereka dilakukan ole Syiah, sampai pembentukan Aliansi Nasional Anti Syiah di daerah-daerah.
Dunia medsos penuh dengan pemberitaan muslim Rohingya yang kemudian di perluas lagi dengan berita pembantaian muslim di Myanmar oleh biksu budha, lengkap dengan foto-foto yang bercampur antara hoax dan kenyataan.
Gerakan terstruktur dari situs-situs radikal yang mengobarkan kebencian terhadap kaum budha di Indonesia dengan menampilkan diri sebagai muslim yang terzolimi, mulai tampak dan menimbulkan ketakutan di kalangan umat budha yang lalu mengeluarkan statement bahwa mereka tidak sama dengan budha di Myanmar.
Situasi ini di perparah oleh sikap Presiden Jokowi yang meneriakkan Free Palestine, menghukum mati bandar narkoba warga asing, mengkritik lembaga-lembaga keuangan dunia, memberantas mafia ‘ganas’ migas dan pangan.
Semua peristiwa-peristiwa ini dan apa yang akan terjadi kemudian, seakan menuju satu titik yaitu ketidak-percayaan pada pemerintah. “Kayu bakar” bernama bentrokan sunni syiah “sectarian”dan balas dendam muslim terhadap budha di sini, seperti di persiapkan bertahap untuk satu peristiwa.
Banyak yang punya kepentingan disini, para mafia yang sarangnya diusik, pengusung khilafah, pecinta ISIS yang merasa disudutkan sampai pengalihan perhatian terhadap kemungkinan rencana mengembalikan Polri kembali ke bawah kementrian. Dana-dana Arab Saudi bergerak di sini untuk mengantisipasi kedekatan Indonesia dengan Iran dan China. Gesekan di bangun di banyak lini tergantung isu mana yang akan di besarkan dan di manfaatkan. Simbiosis mutualisma dengan berangnya para mafia migas dan pangan.
NU pun sudah tidak sungkan lagi menyatakan perang dengan kaum wahabi Saudi dengan menggerakkan organisasi-organisasi muda di bawahnya yang secara terang-terangan mengusir keberadaan kaum wahabi di Madura dan Cirebon.
Ah, semoga cukup ketegangan yang yang mencekam saat peristiwa Mei ‘98 dan operasi naga hijau yang membantai ulama-ulama NU dengan isu ninja di kantong-kantong mereka. Sangat mungkin terjadi pembantaian berantai yg sama terhadap pendeta-pendeta dan biksu budha secara diam-diam atau ulama-ulam Syiah untuk memainkan bara itu.
Tuhan, jagalah negeri kami ini… Kami hanya ingin tenang setenang secangkir kopi yang menggambarkan perbedaan pahit dan manis yang berdampingan.
Tapi, mungkinkah ada ketenangan sebelum di dahului kecemasan akan besarnya skala perang akhir zaman yang sudah Kau tetapkan ?. (RNA/DennySiregar)
