arrahmahnews

Wawancara Khusus dengan Keluarga Korban Bom Bunuh Diri di Qatif Saudi

Arrahmahnews.com – Serangan bom di sebuah masjid di provinsi Qatif, Saudi Arabia Jum’at siang kemarin, memancing reaksi dari seluruh dunia. Dewan Keamanan PBB bereaksi keras mengenai serangan bom bunuh diri tersebut, dan menyatakan bahwa 15 negara anggotanya mengutuk  serangan itu, dan mengucapkan belasungkawa terhadap keluarga korban yang ditinggalkan, maupun keluarga korban luka-luka.

Wawancara

Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya keadaan disana, tim Arrahmahnews melakukan wawancara singkat dengan seorang penduduk Qatif yang keluarganya turut menjadi korban serangan Jum’at kemarin, demi keamanannya, kita sebut saja inisialnya F. F adalah seorang wanita asal Filipina yang tiga tahun lalu menikah dengan seorang pengusaha asal Qatif dan menetap disana.

ARN: Assalamualaikum, anda tinggal di Qatif, kami mendengar soal pemboman itu, bagaimana keadaan anda, keluarga anda?

F: Walaikum salam, ya benar. Kami kehilangan seorang anggota keluarga dalam insiden kemarin, orang-orang disini sangat marah.

ARN: Ya, seluruh dunia juga mengutuk aksi pemboman itu, saya dengar 20 orang tewas dan 50 lainnya luka-luka, benarkah itu?

F: Banyak korban tewas, namun lebih dari 50 korban yang luka-luka. Ayah suamiku, keponakan kami, dan saudara-saudaranya mengalami luka-luka, beberapa luka parah.

Keponakan suamiku meninggal dunia!

ARN: Innalillahi wa inna ilaihi roji’un, bagaimana keluarga para korban?

F: Ya, mereka semua syok, tak menyangka hal ini terjadi.

ARN: Apakah benar ini perbuatan ISIS? Ataukah rezim Saudi sendiri? Ada beberapa pendapat di luar sana mengenai hal ini.

F: Beberapa orang berkata, ini perbuatan ISIS, dan beberapa lagi mengatakan ini perbuatan al-Saud, entahlah.

ARN: Pelakunya menggunakan sabuk berbahan peledak?

F: Ya.

ARN: Apakah ia yang ditemukan tubuhnya hancur terpotong-potong dalam masjid?

F: Ya, benar.

Saya benar-benar syok dan tak tahu harus berkata apa! Ya Allaaaah! Anda tahu?  Saat suamiku datang sore ini dan mengabarkan soal kematian keponakan kami? Ia tidak meninggal di tempat kejadian. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit dan dioperasi, tapi pendarahan setelah operasi membuatnya tewas!

Saya benar-benar sedih, dia baru saja menikah dua minggu yang lalu, dan  sangat dekat dengan anakku, Zahra. Yaaa Rabbii!

ARN: Kami sangat menyesalkan hal itu. Apa yang anda harapkan setelah ini?

F: Doakan kami, kami merasa, kami berada dalam bahaya disini.

ARN:  Apa tanggapan pemerintah Saudi mengenai hal ini? Sudahkah ada tanggapan resmi terkait peristiwa Jum’at kemarin? Pejabatnya mungkin?

F: Para Pejabat? Pemerintah? Lebih baik tak mengharap apapun dari mereka.

ARN: Baiklah, tapi, tidakkah mereka mengatakan sesuatu?

F: Mereka bilang masalah pemboman ini harus dibawa ke pengadilan. Tapi mereka pasti senang! Mereka benci syi’ah. Atau, mungkin saja benar, mereka di belakang semua ini. November tahun lalu, seseorang bersenjata memasuki masjid dan menembaki orang-orang yang sedang beribadah, namun sampai sekarang tak ada keadilan apapun.

ARN: Benarkah? Di masjid yang sama?

F: Benar, tapi di masjid berbeda.

Tim Arrahmahnews sekali lagi mengucapkan belasungkawa kepada F dan menyudahi pembicaraan.

Qatif, adalah sebuah provinsi di timur Arab Saudi yang penduduknya mayoritas bermazhab syi’ah. Meskipun penduduk syi’ah banyak terdapat di Qatif, namun secara keseluruhan warga syi’ah tetaplah minoritas di kerajaan Saudi Arabia. Karenanya, dilaporkan banyak ketidak adilan yang diterima kaum minoritas syi’ah dari pemerintah Arab Saudi. Salah satu peristiwa ketidak adilan yang diterima warga Qatif adalah sebuah kasus di tahun 2007 dimana seorang wanita berusia 19 tahun, yang menjadi korban perkosaan tujuh orang pemuda, dan membawa kasusnya ke pengadilan, justru wanita tersebut yang mendapatkan hukuman, sebagaimana ditulis Stephen Schwartz dan Irfan al-Alawi dalam artikelnya, The Crime of Qatif.(LM/Arrahmahnews)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca