“Upaya Mesir difokuskan pada menjauhkan Irak dari Iran dan mendorong ke arah koalisi Arab,” kata Faraj dalam situs berita 24 UEA.
“Mesir menyatakan dukungan dan kesiapannya melatih tentara Irak. Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi sejauh ini selalu memperhatikan situasi di Irak. El-Sisi juga merencanakan memberi dukungan tentara Irak dalam pertemuan baru-baru ini dengan Wakil Presiden Irak Ayad al-Allawi,” tambahnya.
Iran dan Irak telah kembali menjalin hubungan diplomatik sejak penggulingan mantan diktator Irak, Saddam Hussein.
Para pejabat tinggi Iran, termasuk Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Hossein Dehqan yang mengunjungi Baghdad awal bulan lalu, meningkatkan kerja sama pertahanan kedua negara. Dalam kesempatan itu, Menteri Pertahanan Iran juga menyatakan bahwa Tehran akan berdiri di samping bangsa Irak.
Dehqan dalam pertemuan itu, menegaskan kesiapan Teheran dalam kerjasama dengan Baghdad di semua bidang dan segera meng-implementasikan perjanjian yang sudah ditandatangani antara kedua negara.
Menteri Pertahanan Iran, juga memuji pengorbanan bangsa Irak dalam perang melawan ISIS dan menegaskan bahwa Iran akan terus melanjutkan dukungan terhadap Irak dalam perang melawan terorisme serta menekankan pengokohan hubungan bilateral.
Menteri Luar Negeri Irak, Ibrahim Jaafari, dalam pertemuan dengan Menteri pertahanan Iran, Hossein Dehqan, mengapresiasi dukungan tanpa pamrih Tehran kepada Baghdad dalam menghadapi para teroris.
Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi dalam sambutannya akhir januari lalu, memuji bantuan Iran terhadap negaranya dalam memerangi terorisme, dan menggambarkan Teheran sebagai mitra militer yang dapat diandalkan.
Sementara Haidar Al-Abadi dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, mengatakan bahwa Barat lambat dalam memberikan bantuan ke Irak.
“Bantuan Republik Islam [Iran] memainkan peran penting bagi militer Irak dalam menghadapi kelompok teroris ISIS, ” tegasnya. [ARN]
