arrahmahnews

Gara-Gara Gerakan Radikal, Timbul Islamphobia

ARN0012004001511262_Gara_Gara_Gerakan_Radikal_Timbul_Islamphobia

Arrahmahnews.com – Ajaran Islam yang sejati sebagaimana pemahaman Ahlus sunnah wal jama’ah berintikan rahmat dan bertujuan memperbaiki moral masyarakat, menyempurnakan akhlaqul karimah.

Namun karena sering muncul pemberitaan kaum ekstremis dengan gerakan radikal penuh kekerasan, kalangan non-muslim menganggap bahwa tindakan-tindakan keliru dari sebagian umat Islam itu benar-benar merupakan ajaran Islam, sehingga mereka menyalahkan Islam sebagai agama.

Bisa dikatakan, gara-gara ada kelompok ekstrem, agama Islam jadi tertutup (mahjub) sehingga timbul kebencian terharap agama Islam atau Islamophobia.

Rais Am PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri menyampaikan hal itu kala diminta menjadi narasumber dalam Diskusi Panel bertema Indonesia’s Role In Addressing Global Islamist Extremism’ yang diselenggarakan oleh Jakarta Foreign Correspondents Club (JFCC) di Jakarta, Kamis (28/5).

Diuraikan Kyai Musthofa, bahwa pemahaman yang dangkal terhadap Islam membuat parah keadaan ini. Sebagian umat Islam (kelompok radikal dan ekstremis) membuat pembenaran atas tindakan-tindakan mereka seolah-olah tindakan-tindakan itu merupakan perintah agama, padahal pemahaman mereka keliru.

“Gara-gara kelompok ekstremis, agama Islam dirugikan. Digeneralisir (digebyah uyah) seolah radikal adalah dari ajaran agama Islam. Orang luar jadi Islamophobia,” tegasnya

Solusi Ekstremisme

Pengasuh Pondok Pesantren Leteh Rembang yang akrab dipanggil Gus Mus ini menuturkan, ada empat dasar srategi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu; Pertama, menenekankan pengertian perjuangan mengatasi ekstremisme agama adalah bagian dari perjuangan mewujudkan tata dunia yang damai dan adil.

Kedua, gagasan ekstremisme Islam yang bersumber dari pemahaman agama yang dangkal harus dihadapi dengan penyebarluasan ajaran para ulama yang mendalam ilmunya, yaitu para ulama Ahlus sunnah wal jama’ah (Aswaja).

Ketiga, konsolidasi dan mobilisasi para ulama (Aswaja) seluruh dunia untuk membimbing umat agar pemahaman tentang Islam yang berintikan rahmat menjadi konsensus yang kuat di kalangan umat Islam di seluruh dunia.

Keempat, kerjasama erat diantara kelompok muslim moderat dengan kelompok yang obyektif di luarnya untuk menetralisir pandangan-pandangan ekstremis Islam dan Islamophobia yang berkembang dalam masyarakat.

“Empat hal itu harus dilakukan segera oleh ulama dan umaro,” ujarnya.

Panelis lain dalam acara tersebut adalah Dekan Fakultas Sains Islam Universitas Al Azhar Mesir, Prof Dr Abdel-Moneem Fouad, mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof  Dr Azyumardi Azra, dan guru besar studi Islam University of  Venna  Prof. Dr. Rudiger Lohlker. [ARN] 

 

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca