arrahmahnews

Erdogan Mengancam Wartawan Penyebar Video Truk Pembawa Amunisi ke Suriah

ARN0012004001511284_Rajab_Tayep

Arrahmahnews.com – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam surat kabar Cumhuriyet yang menerbitkan rekaman video, yang konon menunjukkan badan intelijen negara Turki membantu pengiriman senjata kepada militan Jabha Nusra di Suriah.

“Ini Fitnah terhadap Organisasi Intelijen Nasional (MIT) dan operasi tidak sah (penggeledahan truk nya) merupakan kegiatan spionase” kata Erdogan pada jaringan televisi TRT yang dikelola negara pada Minggu malam.

“Surat kabar Cumhuriyet terlibat dalam kegiatan spionase, mereka yang membuat cerita ini akan membayar harga yang mahal, dan Saya tidak akan membiarkan dia pergi begitu saja,” kata presiden Turki.

Pada tanggal 29 Mei, koran harian Turki kiri Cumhuriyet memposting video di situsnya, yang menunjukkan truk milik MIT diperiksa oleh petugas keamanan. Lihat Videonya

 

 

 

Petugas keamanan menemukan puluhan kotak kardus dalam peti, yang berisi obat-obatan, namun setelah memeriksa lebih dalam petugas keamanan menemukan sejumlah besar amunisi tersembunyi di peti kotak obat.

Surat kabar Cumhuriyet menyatakan bahwa truk itu membawa 1.000 mortir, ratusan peluncur granat dan lebih dari 80.000 butir amunisi serta senjata berat.

Sementara itu, surat kabar Cumhuriyet, Dundar telah menanggapi retorika Erdogan dalam twetnya ia mengatakan “Kami bukan warga sipil, kami adalah wartawan. Tugas kami adalah membongkar rahasi kotor negara“.

Seorang petugas polisi bersenjata Turki berjaga-jaga di luar gedung harian koran Cumhuriyet di Istanbul, Turki, pada 14 Januari 2015. (© AFP)

Awal bulan ini, Ankara menangkap empat jaksa, yang telah memerintahkan pencarian konvoi truk MIT ke Suriah. Truk dihentikan dan digeledah dekat perbatasan Suriah di provinsi Turki selatan Hatay dan Adana.

Erdogan menuduh pendukung saingannya, Fethullah Gulen, terlibat bocornya video tersebut di media, mengatakan mereka merekayasa video tersebut, untuk melemahkan pemerintahannya.

Gulen, yang telah tinggal di pengasingan di negara bagian AS di Pennsylvania sejak tahun 1999, telah membantah keterlibatannya.

Pemimpin militan Faylaq al-Rahman brigade, Abdul Naser Shmeir (C), menangani pasukannya dalam parade militer di wilayah Ghouta Timur Suriah pada 30 Mei 2015. (© AFP)

Pada tanggal 25 Mei, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan militan saat ini sedang dilatih dan dipersenjatai di pusat kota Turki, Kirsehir bekerjasama dengan Washington.

Misi resmi dimulai pekan lalu, dan ditujukan untuk melatih lebih dari 15.000 militan asing dalam jangka waktu 3 tahun. Ada dilaporkan lebih dari 120 tentara AS berada di Turki untuk tujuan tersebut. [ARN] 

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca