Arrahmahnews.com, ST. PETERSBURG – Saat Ramadhan dimulai pada hari Kamis kemarin, masyarakat di St. Petersburg dan wilayah lain di Rusia akan menghadapi tantangan yang mungkin jarang ditemui masyarakat muslim di wilayah lainnya. Pada bulan Juni, matahari tidak pernah benar-benar tenggelam.
Hari-hari ini adalah hari-
Bagi Muslimin di negara itu, Ramadhan kali ini adalah yang paling penuh ujian karena berada di hari-hari dengan waktu siang terlama.
“Di St Petersburg, Muslimin menyikapi hal ini sebagai ujian. Puasa kali ini harus mereka laksanakan dalam kurun waktu 21-22 jam, mereka hanya punya waktu untuk makan 3 jam dalam sehari,” jelas seorang pegawai Pusat Spiritual Islam wilayah barat laut St. Petersburg.
Ketika ditanya mengenai kesulitan melaksanakan jadwal puasa yang berat itu, pejabat tersebut mengatakan bahwa hal itu bukanlah beban bagi kaum yang beriman. “Islam adalah jalan hidup,” ucapnya.”Bagi kami, puasa itu semudah bangun di pagi hari dan menyikat gigi”.
Yelizaveta Izmailova, seorang pengurus di sekolah umum yang berasal dari wilayah berpenduduk Muslim terbanyak di Ingushetia mengatakan bahwa ayahnya, saudara perempuan dan suaminya, semua melaksanakan ibadah puasa Ramadhan sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh masjid pusat setiap minggunya.
“Bulan ini, waktu berbuka sangat lambat. Kami tidak makan dan minum muali shubuh di sekitar jam 2 dini hari, hingga maghrib di waktu matahari tenggelam, sekitar pukul 10 di malam hari,” ungkap Ismailova. “Tentu saja ini adalh beban berat bagi tubuh seseorang, tapi umat Islam mengambil keputusan puasa dengan ikhlas,” tambahnya.
Meskipun tidak ada angka pasti berapa banyak Muslim yang tinggal di St Petersburg, pada Idul Fitri tahun lalu, yang menandai akhir puasa Ramadhan, menurut kementrian dalam negeri, dua masjid utama kota itu bisa menarik 42.000 jamaah. Seperti yang sering terjadi pada hari-hari besar, banyaknya jamaah menyebabkan tidak semuanya bisa ditampung di dalam masjid hingga harus menutup sebagian jalan untuk ibadah Sholat Ied.(ARN/theguardian)