arrahmahnews

Krisis Air di Yaman Lebih Menakutkan dari Pada Perang

Arrahmahnews.com, Sanaa – Harga air meningkat tajam di Yaman, mengancam pasokan air bagi 25 juta penduduk Yaman. Hal ini menambahkan penderitaan warga akibat serangan udara pimpinan Arab Saudi.

ARN001200400151131210_Kurangnya_Pasokan_Air

Arab Saudi ingin tidak hanya menyerang Yaman dengan rudal dan bom konvensionalnya, mereka juga memblokir udara dan laut Yaman, akibatnya pasokan makanan dan obat-obatan serta bahan bakar yang sangat dibutuhkan oleh warga sipil Yaman terputus.

Dan ini diperparah lagi dengan kurangnya persediaan air karena sebagian besar pompa bertenaga gas untuk penyediaan air tidak bisa beroperasi. Jika masih ada air yang mengalir dari pompa tersebut, maka harganya sangat mahal.

“Penduduk Yaman sekarang membayar 30 persen dari penghasilannya untuk mendapatkan air di dalam rumah mereka, ini adalah persentase tertinggi di dunia,” ujar Abdulkhaleq Alwan, seorang ahli senior dari Kementerian Lingkungan dan Air Yaman, dikutip TV al-Masirah.

Harga air di Yaman sudah mencapai tiga kali lipat, mencapai 10 ribu riyal Yaman atau senilai US$47 dolar setiap satu tangki yang berisikan empat meter kubik air, kata Alwan.

Harga air meningkat tajam karena harga diesel yang digunakan untuk menyalakan pompa tersebut juga naik, begitu pula harga bensin yang dibutuhkan oleh truk pengangkut air.

“Para pemilik sumur sudah jarang yang bisa membeli diesel di pasar gelap karena harganya yang tinggi, kadang bisa mencapai 100 dolar untuk 20 liter diesel, kemudian 40 dolar untuk 20 liter bensin,” kata Alwan.

Salah satu cara alternatif pemilik truk pengangkut air adalah dengan menunggu 3 sampai 4 hari di pom bensin dan menunggu sampai harganya turun.

Yaman adalah salah satu negara miskin yang setengah warganya berpenghasilan kurang dari US$2 dolar setiap hari, beberapa dari mereka tentu tidak bisa membeli air sama sekali.

“Keluarga miskin di perkotaan maupun di pedesaan sangat jelas tidak dapat membeli air bersih dengan harga yang tinggi,” tambah Alwan.

Di beberapa kota dan pinggiran kota, termasuk ibu kota Yaman, Sanaa, yang berpopulasi 2 juta penduduk, terdapat penduduk kaya yang bisa membayar pemilik sumur dan supir untuk menyalurkan air gratis ke daerah miskin. Di sana, perempuan dan anak-anak biasanya bertanggung jawab mengambil air dengan mengisi wadah mereka.

Namun, dengan harga yang makin melonjak, cepat atau lambat warga Yaman harus menerima bahwa persediaan air mereka akan habis, meski sumur-sumur masih ada. [SF/MHB/AS/ARN]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca