EROPA, Arrahmahnews.com – Ratusan demonstran pro-Kurdi turun ke jalan-jalan di ibukota tiga negara ekonomi terbesar Eropa, memprotes serangan udara Turki yang menargetkan Partai Pekerja Kurdistan(PKK) di perbatasan Irak dan Suriah.
Para demonstran di Jerman dan Inggris melakukan unjuk rasa pada hari Sabtu lalu memprotes pemerintahan Turki yang melakukan serangan udara kearah posisi milisi Kurdi Peshmerga di wilayah Utara Irak dan melanggar perjanjian damai yang telah berlangsung hingga 2013.
Di Inggris Raya, demo pro Kurdi juga telah memblokir kantor BBC di London. Para demonstran itu marah kepada pemerintah Turki dan menunjukkan solidaritas kepada para korban dalam pembantaian Suruc.
Para pengunjuk rasa itu membawa spanduk-spanduk bertuliskan, “Pemerintah Turki Danai ISIS,” “Aksi massa untuk kalahkan ISIS,” “Hancurkan fasisme di Turki,” “Erdogan! Tanganmu penuh darah!” “Tidak Untuk Terror! Tidak Untuk Imperialisme!
Para pendemo itu juga meneriakkan, “BBC, kau tak tahu malu!” serta, “Kami ingin keadilan!”
Para pendemo itu juga membawa foto-foto bertuliskan nama-nama korban aksi teror di Suruc, Turki Senin lalu. Yang lain membawa bendera-bendera merah Partai Pekerja Kurdi(PKK).
Di Jerman, ratusan pendemo berunjuk rasa di ibukota Jerman pada hari Sabtu untuk mengingat korban-korban pembantaian di Suruc dan mengekspresikan dukungan untuk warga Kurdi di Turki. Para demeonstran itu membawa foto-foto korban Suruc, bendera merah dan hijau milik PKK, bendera-bendera Kurdi dan menyayikan lahu-lagu Kurdi.
Rally pro-Kurdi yang terbesar mungkin terjadi di Perancis, dengan sekitar 2.000 pengunjuk rasa yang berkumpul di jalan-jalan Paris untuk berunjuk rasa menentang serangan udara Turki baru-baru ini yang menargetkan pejuang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Irak utara.
Para aktivis dengan T-shirt warna merah membawa potret-potret korban Suruc dan meneriakkan slogan “Erdogan pembunuh.”
Hari Senin lalu, seorang pembom bunuh diri melakukan aksinya dan menewaskan 32 aktivis di kota Suruc. Semua korban adalah warga Kurdi, dan ISIS mengaku bertanggung jawab atas pemboman tersebut.
Serangan terror itu menyebabkan meletusnya gelombang kekerasan di Turki. Orang-orang Kurdi menuduh otoritas Turki laisses-faire ada dibelakang serangan ISIS tersebut.
Serangkaian aksi teror kemudian menargetkan kepolisian Turki, menewaskan dua penegak hukum Turki dan melukai tujuh lainnya.
Sebaliknya, Ankara memulai membombardir posisi milisi Kurdi Peshmerga di Utara Irak pada Jum’at sore. Partai Pekerja Kurdi mengumumkan dalam websitenya bahwa setelah serangan darat dan udara militer Turki ke Peshmerga, yang memerangi ISIS di perbatasan Turki –Suriah, gencatan senjata dengan Turki “tidak ada artinya lagi.” (SFA/LM/RT)