arrahmahnews

Rencana 4 Negara Arab Dalam Rekonstruksi Suriah

RIYADH, Arrahmahnews.com – Mujtahid seorang aktifis Arab Saudi yang cukup dikenal dan memiliki reputasi besar di jejaring sosial twitter, telah banyak menyebarluaskan rahasia penting keluarga kerajaan Arab Saudi. Baru-baru ini, ia menyatakan bahwa empat Negara Arab, Mesir, Uni Emirat Arab, Jordania dan Oman berusaha memberikan bantuan kepada pemerintah Suriah untuk merekonstruksi negerinya dalam memerangi berbagai kelompok teroris.

000123_Plant_4_Negara_Untuk_Rekontruksi_Suriah

Sementara Arab Saudi menolak langkah empat Negara tersebut, karena hal tersebut berarti pemberangusan dan akhir dari revolusi Suriah.

Mujtahid dalam tulisannya melanjutkan, saat ini ada usaha-usaha yang sedang dijalankan untuk menyakinkan Arab Saudi untuk menerima dan menyetujui plant keempat Negara Arab tersebut. Oleh karena itu, lawatan Kepala Intelijen Suriah, Ali Mamluk ke Arab Saudi untuk bertemu dengan Mohammad bin Salman dalam rangka membahas plant tersebut.

Menurut laporan, Mohammad bin Salman adalah orang yang paling keras menolak rekontruksi Suriah. Mujtahid mengklaim bahwa Mohammed bin Salman berjanji tidak akan merusak rencana rekontruksi kekuatan militer Suriah, meskipun Arab Saudi lamban dalam menanggapi masalah ini.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa keraguan Bin Salman untuk bergabung dengan keempat negara Arab, karena dirinya telah terpengaruh laporan-laporan intelijen Amerika dan Turki, yang menyatakan bahwa pemerintahan Bashar Asad tidak akan langgeng, dan pernyataan pemerintahannya akan kembali “KUAT” adalah prediksi yang keliru.

Mujtahid juga mengisyaratkan kontradiksi antara negara-negara Arab yang ingin menyelesaikan konflik Suriah (Mesir, UEA, Yordania dan Oman), sementara itu kelompok, Arab Saudi, Turki, Qatar dan Amerika berusaha merekrut militan, melatih dan mempersenjatai mereka untuk memerangi pemerintah Suriah.

Mujtahid melanjutkan keterangannya bahwa Arab Saudi dan Amerika itu percaya bahwa orang-orang yang telah dilatihnya itu sengaja akan dihadirkan di Suriah untuk berperang melawan seluruh kelompok jihadis akan tetapi Qatar dan Turki menegaskan bahwa pasukan didikan mereka harus berperang hanya melawan ISIS.

Sementara itu, usaha-usaha terbaru untuk mengatasi permasalahan krisis politik Suriah terus bergulir, seperti pertemuan tiga menteri luar negeri, Amerika, Rusia, dan Arab Saudi yang dilakukan di Doha beberapa waktu lalu, dan usaha Oman dalam mempertemukan kepala intelijen Suriah dengan Mohammed bin Salman. [FNA/ARN]

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: