DAMASKUS, Arrahmahnews.com – Seorang analis politik senior menegaskan bahwa kesepakatan nuklir akhir yang ditandatangani antara Iran dan Kelompok 5 + 1 (AS, Rusia, China, Prancis dan Inggris plus Jerman) di Wina pada 14 Juli telah memaksa pemerintah Riyadh untuk menghentikan dukungan kepada teroris dan terlibat dalam pembicaraan dengan pemerintah Damaskus.
Dia mencatat bahwa Iran kini negara yang paling berpengaruh dan berkuasa di kawasan setelah perjanjian nuklir Wina dan Arab Saudi telah dipaksa untuk mengubah sikap sebelumnya pada masalah Suriah.
“Semua orang tahu bahwa Presiden Suriah adalah negosiator tegas dan ia tidak akan menerima solusi yang akan membahayakan kedaulatan Suriah dan integritas teritorial; maka kita menganggap perang sebagai satu-satunya solusi untuk menangani kelompok-kelompok teroris dan pendukung mereka,” tambahnya.
Analis politik Suriah menegaskan bahwa teroris tidak memiliki pilihan lain selain melarikan diri dari medan perang, dan mengatakan, “Pasti akan ada negosiasi atau kesepakatan dengan kelompok teroris seperti ISIS dan Al-Nusra, dan solusi politik akan dicari oleh negara-negara regional dan negara-negara besar”.
Dominasi Arab Saudi terhadap negara-negara Arab telah usai. Mereka sadar bahwa aksi dukungan mereka terhadap teroris akan membahayakan negaranya di masa mendatang. Karena bagi teroris Takfiri semua adalah musuh, dan tidak ada batas negara bagi mereka hingga kapanpun dan dimanapun mereka bisa melakukan teror. [alalam/ARN]
