RIYADH, Arrahmahnews.com – Seorang penulis terkemuka Yordania mengatakan bahwa perang Arab terhadap Suriah dan Yaman telah membahayakan rezim Riyadh, dan hanya Damaskus dan Teheran yang dapat menyelamatkan rezim Al Saud dari kehancuran.
“Rezim kerajaan Arab Saudi dapat menemukan kunci kelanjutan eksistensinya dan keluar dari krisis yang mereka buat di Suriah dan Yaman, hanya di tangan Suriah dan Iran”, kata Hesham al-Habishan kepada FNA pada hari Selasa (11/8). (Baca Arab Saudi dan UEA Berselisih Paham Tentang Krisis Suriah)
Ia juga menegaskan bahwa saat ini sebagian besar kekuatan regional dan internasional sedang mencari solusi untuk penyelesaian krisis di kawasan itu. Dan dia menambahkan, “Saya percaya bahwa Iran, Rusia, Oman dan Mesir memainkan peran penting dan serius dalam menyelesaikan krisis Suriah”. ( Baca Arab Saudi dan Israel Acak-Acak Timur Tengah)
Sementara, Negara-negara lain hanya mencari cara untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri di antara solusi yang diusulkan untuk menenangkan krisis regional mereka sendiri, kata Habishan.
Seorang analis politik senior juga menegaskan bahwa kesepakatan nuklir yang ditandatangani antara Iran dan Kelompok 5 + 1 (AS, Rusia, China, Prancis dan Inggris plus Jerman) di Wina pada 14 Juli, telah memaksa pemerintah Riyadh untuk menghentikan dukungannya terhadap teroris dan terlibat dalam pembicaraan dengan pemerintah Damaskus.
“Kesuksesan kesepakatan Nuklir Iran adalah awal untuk mengakhiri krisis Suriah karena akan memaksa negara-negara yang pendukung terorisme, termasuk Turki, Arab Saudi dan Qatar, menghentikan dukungannya,” Analis Politik Adel Aboud al-Zonoun mengatakan kepada FNA pada Senin.
Dia juga menambahkan bahwa Iran kini negara yang paling berpengaruh dan berkuasa di kawasan Timur Tengah setelah perjanjian nuklirnya di Wina, dan Arab Saudi telah dipaksa untuk mengubah sikap sebelumnya pada masalah Suriah. (ARN/FNA)
