ANKARA, Arrahmahnews.com – Sebagian orang menjadi buta dan tak melihat fakta bahwa serangan udara Amerika Serikat dan Turki, sebenarnya unutk melindungi kelompok teroris ISIS dan al-Qaeda (yang mereka bina dan persenjatai) dengan menggempur posisi pasukan Kurdi di Irak dan Suriah, yang berhasil memukul mundur dan menimbulkan kerugian besar pada ISIS. (Baca Kebenaran Dibalik Dua Serangan Turki ke Suriah dan Irak)
Sementara Turki dan AS terlihat lebih agresif mengejar target posisi pasukan Kurdi, padahal pasukan Kurdi satu-satunya pasukan di Utara Suriah yang benar-benar berjuang untuk menumpas ISIS dan berhasil mengusirnya. Kenapa Turki dan AS tidak mendukung pasukan Kurdi, jika mereka memang benar ingin menumpas ISIS? Kenapa justru Kurdi yang menjadi sasaran mereka?
Tentu tak heran, jika Turki diserang dari segala arah oleh kelompok-kelompok teroris yang berbeda. Serangan terhadap konsulat AS di Istanbul, rangkaian bom di beberapa kota dalam dua bulan terakhir, dan kontak senjata dengan polisi, yang menyebabkan puluhan orang tewas dan luka-luka. Semua kekacauan ini datang di tengah meningkatnya ketegangan atas keterlibatan Turki dalam serangan udara pimpinan AS terhadap “ISIS” dan PKK. (Baca 30 Jet F-16 Turki Bombardir Basis PKK di Kurdistan Irak)
Dengan kekacauan itu, saat ini Turki bergabung dalam operasi udara dengan menarget daerah sipil Kurdi. Misinya adalah membuat “zona aman” (baca; zona pengeboman) sepanjang 100 km dari wilayah perbatasan. Pertanyaannya adalah kenapa Turki menghendaki terbentuknya zona aman? Apa yang membuat Ankara khawatir? Tentu jawaban dari pertanyaan ini bukan ISIS, al-Qaeda dan militan lain yang beroperasi di Suriah, kenapa? Karena mereka semua masuk melalui Turki dengan bebas dan aman. Jika Ankara sungguh-sungguh ingin memerangi para teroris seharusnya mereka memberlakukan aturan ketat dan menutup akses masuk para teroris ke Suriah.
Ini semua alasan mengapa mereka terus “meningkatkan bantuan” pada sel-sel teroris yang sekarat di beberapa wilayah di Suriah, dan mengkhawatirkan keberhasilan pasukan Kurdi dalam menumpas ISIS. Realitas yang tak terucapkan mengisyaratkan bahwa aliansi pimpinan AS putus asa atas kegagalan mereka untuk merubah rezim di Suriah. (Baca Gelombang Anti Turki di Eropa Protes Serangan Kepada Warga Kurdi)
Sementara AS pemain handal, sering bermain cepat dan lepas dengan standar itu. Secara rutin membunuh warga sipil di daerah yang paling menyakinkan (penduduk sipil) dengan dalil “salah target” atau klaim “persembunyian teroris”. Hal ini tidak hanya terjadi di Suriah, termasuk Afghanistan dan Pakistan yang paling sering menderita serangan pesawat tak berawak AS.
Dalam kasus apapun, kampanye udara akan menimbulkan kerugian besar dan menyebabkan krisis kemanusiaan, seperti kampanye udara AS di Libya telah menghancurkan negara itu, dan membuat negara itu semakin tidak aman. Begitu juga dengan kondisi Yaman saat ini, semakin terpuruk dan berada dalam bencana kemanusiaan terbesar sepanjang abad. (ARN/MM/Raialyoum)
