SOLO, Arrahmahnews.com – Kepolisian berhasil menggagalkan plot kejahatan terorisme tiga pendukung Negara Islam (ISIS) yang berencana membom kantor polisi dan gereja-gereja di Indonesia selama peringatan hari kemerdekaan.
Densus 88 berhasil menahan beberapa orang di Solo, hanya beberapa hari sebelum peringatan 17 Agustus.
“Karena kerja keras polisi dan bantuan dari masyarakat, polisi berhasil menggagalkan rencana mereka untuk melakukan teror pada 17 Agustus,” Jelas Irjen Pol Nur Ali sebagaimana dikutip AFP.
Lebih lanjut Nur Ali menjelaskan mereka tiga di antaranya ditangkap adalah ahli pembuat bom berusia 29 tahun, yang lainnya membantu campuran bahan peledak, dan individu ketiga membantu dengan perencanaan dan survei target potensial.
Dalam serangkaian penggerebekan, Polisi juga ikut menyita bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan bom, bahan peledak, detonator bom, dan bendera IS.
Inilah plot serangan pertama yang direncanakan oleh simpatisan Negara Islam di Indonesia. Salah satu narasumber dari Detasemen Khusus 88, menyatakan bahwa orang-orang yang ditangkap memiliki hubungan dengan jaringan militan di Suriah.
Kelompok ini diduga diberikan perintah dan pendanaan oleh muslim ekstrim Indonesia yang sekarang menjadi anggota IS di Suriah. Bom buatan dibuat dalam kios ponsel sebelum disimpan di kamar kost.
Adapun pemerintah mengakui bahwa memastian sel aktif ISIS di Indonesia sangat sulit. Tercatat (yang tercatat saja) ada 350 orang Indonesia bergabung ke ISIS dalam dua tahun terakhir. Mereka tercatat memakai paspor mahasiswa atau pekerja migran.
Sedang yang sulit tercatat adalah mereka yang telah menjadi pekerja migran yang sudah tinggal di tetangga negara Timur Tengah dan berangkat dari sana untuk mendaftar langsung ke negara ISIS, seketika mereka pulang, mereka sudah menjadi sel aktif tanpa ketahuan. (ARN/MM/BerbagaiMedia)
