WASHINGTON DC, Arrahmahnews.com – Pengawas anti ekstrimisme mengatakan bahwa para pemberontak ISIS mendiskusikan pengambilan organ-organ tubuh dari budak seks mereka di media sosial. Dalam sebuah percakapan, seorang pendukung kaum jihadis mengekspresikan keinginannya untuk membeli ginjal atau liver, dan menyebut hal itu sebagai “suku cadang”. (Baca ISIS Curi Peralatan Medis Mahal Di Irak dan Membunuh 53 Dokter)
“Percakapan melalui sosial media ini juga mengungkap informasi mengenai dimana dan bagaimana kondisi para wanita yang ditahan itu, melalui harga yang ditawarkan untuk mereka, dan bahkan untuk isu-isu terkait dengan mereka seperti kemungkinan perdagangan organ,” ungkap sebuah laporan yang dirilis Middle East Media Research Institute(MEMRI), sebuah organisasi analisis dan pengawasan press yang berbasis di Washington. (Baca Putri Cantik Erdogan Pimpin Rumah Sakit ISIS)
Peneliti dari think-tank anti ekstremisme itu menganalisis beberapa percakapan online antara milisi ISIS dan para pendukungnya. Satu diantara mereka menyentuh topik mengenai “harga dan kepemilikan budak-budak perempuan.”
“Kelanjutan dari pertukaran ini juga bisa mengkonfirmasi spekulasi yang mengatakan bahwa ISIS telah memperdagangkan organ tubuh manusia,” ungkap kelompok tersebut yang menambahkan bahwa kaum jihadis ini juga terkadang menyinggung mengenai harga dan parktek pembelian budak.
Salah satu pendukung teroris ISIS menanyakan mengenai harga organ-organ tubuh yang ingin dibeli dan menyebut hal itu dengan sebutan “suku cadang”. Ia bertanya untuk memastikan apakah ia bisa membeli “ginjal atau hati” dari para budak seks. Percakapan itu dilaporkan terjadi pada bulan September 2014.
Pada bulan Februari, Duta Besar Irak untuk PBB Mohamed Alhakim mengatakan bahwa ISIS “panen” organ tubuh manusia untuk membiayai ambisi khalifah haus darahnya. Alhakim menyeru kepada PBB untuk menyelidiki kasus ini setelah penemuan jasad-jasad dengan luka akibat sayatan pisau bedah dan tak lagi memiliki ginjal, ditemukan di kuburan massal yang dangkal.
“Kami menemukan banyak jasad, lalu kami datang dan memeriksa mereka. Jelas sekali mereka telah kehilangan bagian-bagian tertentu dari tubuhnya, “ungkap Alhakim, menambahkan bahwa puluhan dokter yang dieksekusi di di Irak utara, kemungkinan dihukum mati karena menolak untuk mengambil dan memanen organ-organ dari para korban ISIS. (ARN/RM/RussiaToday)
