HADHRAMOUT, Arrahmahnews.com – Kantor berita Raialyoum melaporkan pada Sabtu pagi (22/8/2015) kekuatan militer koalisi pimpinan Arab Saudi telah memasuki wilayah perbatasan Provinsi Hadhramout, Timur Yaman menuju Provinsi Ma’rib.
Sumber militer Yaman, mengatakan bahwa kekuatan militer koalisi, termasuk lebih dari 100 kendaraan baja dan tank, serta truk-truk pengangkut pasukan telah memasuki perbatasan antara Yaman dan Arab Saudi, di Provinsi Hadhramout. (Baca Ratusan Suku Yaman Bergabung Dengan Ansarullah)
Sumber itu, yang meminta namanya dirahasiakan menyebutkan bahwa kekuatan militer Arab Saudi memasuki Provinsi Hadhramout untuk menuju Provinsi Ma’rib guna mendukung milisi pro-Hadi yang terkepung beberapa bulan lalu oleh pasukan Ansarullah, dan hingga kini bentrokan masih terus terjadi. (Baca Misteri Perang Yaman Terungkap)
Pengerahan pasukan ini diharapkan agar kekuatan koalisi dapat memainkan peran penting dalam mengalahkan al-Houthi dan mengontrol wilayah penting Ma’arib, kata sumber tersebut.
Sementara itu, pemimpin milisi pro-Hadi Saleh Najaf mengatakan kepada kantor berita Jerman DPA bahwa para militan telah dilatih di perbatasan Saudi, dengan menggunakan ratusan kendaraan militer lapis baja, tank dan sejumlah kapal penyapu ranjau serta kapal tanker pembawa amunisi. (Baca Kapal Perang Saudi Merapat di Pelabuhan Hudaydah Yaman)
Dia juga mengatakan bahwa kedatangan pasukan koalisi ke Hadhramout, untuk berpatisipasi dengan milisi pro-Hadi dalam operasi pembersihan tentara Yaman dan Houthi di Ma’rib.
Saleh Najaf menegaskan bahwa tentara Yaman dan Houthi tidak mendominasi wilayah itu, tapi beberapa daerah yang terletak di pinggiran provinsi berada dalam kontrol mereka. Tentu operasi ini dimaksudkan untuk membebaskan daerah-daerah tersebut dari cengkeraman pasukan yang setia dengan Yaman, yang memperjuangkan nasionalismenya.
Seorang analis mengatakan bahwa pengerahan pasukan ke Timur Yaman (Hadhramout), tentu tidak hanya sebatas operasi pembersihan pasukan pemerintah Yaman, tapi lebih jauh dari itu untuk mewujudkan rencana Saudi yang ingin membagi Yaman menjadi beberapa negara, atau yang dikenal dengan politik DEVIDE ET IMPERA (Politik pecah belah) yakni mengkombinasi strategi politik dan militer untuk melemahkan kekuatan musuh. (Baca Rencana Arab Saudi Pisahkan Yaman Utara dan Selatan)
Perlu dicatat bahwa provinsi Ma’rib adalah pusat kekuatan Yaman, dan selama beberapa bulan ini telah mengalami pertempuran sengit antara milisi pro-Hadi yang didukung Arab Saudi dengan tentara Yaman dan Ansarullah yang setia kepada tanah air Yaman. (ARN/Raialyoum/MM)
