arrahmahnews

Dua Pemimpin Fenomenal Anak Negri ‘JOKOWI-AHOK’ Beda Karakter

JAKARTA, Arrahmahnews.com – Melihat sebuah status di akun Facebook ada tulisan yang sangat bagus dan cerdas dari seorang anak negeri yang tak terkenal namanya di Indonesia, tidak seperti Artis dan politikus yang terkenal namanya, tapi analisanya layak untuk di tampilkan dan di baca bagi warga Negeri Indonesia yang cinta kedamaian dan toleransinya tinggi untuk menjaga dan merawat Indonesia tercinta ini. keduanya mendapat serangan dari banyak pihak dengan bahasa-bahasa yang kasar dan seperti layaknya jagoan, tapi anehnya mengapa mereka hanya koar-koar di belakang? kalau memang mau membela rakyat dan negara ajak duduk pemimpin negeri ini, toh mereka juga welcome terhadap siapa saja yang ingin dialog atau diskusi. Disini rakyat disuguhkan tontonan tak pantas seakan-akan kedua orang tersebut tidak bisa menjalankan roda pemerintahan, akan tetapi untuk menjalankan roda pemerintahan yang sebelumnya sudah berpenyakitan itu tidak mudah, berproses dan penuh dengan suntikan-suntikan obat untuk menyembuhkannya. Mari kita lihat dengan jernih dan dengan menggunakan akal sehat. (Baca Senjata Ampuh Jokowi Sang Presiden)

JOKOWI-AHOK

Pemilik akun itu menjelaskan tentang perbedaan utama dari Jokowi dan Ahok adalah pada sisi kebijaksanaan. Diluar itu mereka berdua sama. Sama-sama pintar, Sama-sama tidak punya kepentingan, Sama-sama keras kepala dan Sama-sama berniat baik. (Baca Penggusuran Kampung Pulo, Antara Teriakan dan Kerja Nyata Pemerintah)

Jokowi ketika berbicara penuh senyum dan selalu merendahkan dirinya. Sedangkan Ahok tampak sekali arogansinya. Ini mungkin karena mereka berdua terlahir pada situasi berbeda. Jokowi terlahir miskin, sedangkan Ahok sudah kaya sejak keluar dari rahim ibunya. Jokowi melihat dunia dari bawah, sedangkan Ahok melihat dunia dari atas.

Jokowi juga tidak pernah serius menanggapi orang yang menghina, mencaci dan menyindirnya. Ia lebih nyaman diam dan fokus bekerja. Sedangkan Ahok berdarah panas. Ia selalu mengajak berantem siapapun orang yang menyepelekannya. Itu juga mungkin karena karakter yang terbentuk oleh daerah tempat mereka tinggal. Yang satu di lingkungan sekitar keraton yang sejuk, satunya lagi di pinggir pantai yang panas. Orang pesisir memang terkenal berdarah panas, seperti orang Makassar dan Madura contohnya. (Baca Bara Api dari Sang Wahabi Buat Jokowi)

Ada kemungkinan juga karena mereka tumbuh dengan ras mereka. Jokowi tidak pernah mendapat gangguan berarti karena ia sama dengan orang di sekelilingnya, sedangkan Ahok banyak mendapat tekanan dulunya hanya karena ia minoritas, keturunan China di tengah pribumi, yang membuatnya membangun benteng kokoh dalam dirinya.

Karena itu saya tidak yakin ketika ada seorang teman mengatakan bahwa Ahok cocok untuk menjadi RI 1 nantinya, karena medan pertempuran jelas berbeda.

Ahok di Jakarta bisa pakai model tarung keras ala Karate atau Taekwondo untuk menghadapi kerasnya bandit-bandit Jakarta mulai dari PNS sampai DPRD-nya. Tapi ketika ia menjadi Presiden, ilmu tarungnya akan menjadi senjata makan tuan baginya karena Indonesia bukan Jakarta dan multi karakter.

Orang Jakarta mungkin identik dengan Batak, Sulawesi, Manado dan sebagainya. Tapi menangani orang Sunda, Madura, Bali, Papua lain lagi penanganannya. Model kerasnya mereka berbeda dan bisa sangat berbahaya. Dan mereka hanya bisa dihadapi sesuai alam mereka. Di sinilah kelebihan utama Jokowi, dia menguasai ilmu Tai chi, yang mampu bergerak sesuai keseimbangan alam.

Jadi kalau untuk 2019 nanti, Jokowi lebih cocok di RI-1, sedangkan Ahok pantas mendampinginya di RI-2.

Kalau kedua orang ini di padukan jadinya bisa sangat dahsyat. Ahok bisa jadi perwakilan warga keturunan Tionghoa untuk mengasah nasionalisme mereka sehingga jangan lagi melarikan uang dan menyimpannya di Singapura, Hongkong dan China. Keturunan Tionghoa punya kewajiban menjaga negara ini seperti halnya ras melayu. Dengan adanya Ahok dan kolega keturunan Tionghoa-nya, maka lobbi-lobbi dengan China-pun akan semakin lancar untuk berinvestasi dan menjadi pasar ekspor Indonesia.

Ada tingkat kepercayaan yang tinggi. Apalagi menurut beberapa analis, 5 tahun lagi China akan menjadi negara superpower dan kaya mengalahkan jauh Amerika. Devaluasi Yuan adalah lampu hijau dalam menghajar Amerika melalui kakinya. (ARN/DS/FB)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: