PYONGYANG, Arrahmahnews.com – Korea Utara dan Selatan pada akhirnya mencapai sebuah kesepakatan pada hari Selasa dini hari tadi (25/8,) guna mengakhiri aksi saling tembak peluru artileri yang telah mendorong dua semenanjung yang terpisah itu kedalam ketegangan militer yang terus meningkat.
Korea Utara juga setuju untuk mengakhiri status siap perang yang telah dideklarasikannya. Lebih lanjut kedua belah pihak berencana akan melakukan diskusi lanjutan mengenai berbagai isu dalam rangka memperbaiki hubungan kedua negara.
“Hal ini sangat berarti bahwa dari pertemuan tersebut, Korea Utara telah meminta maaf atas provokasi ranjau darat dan berjanji untuk bekerja demi mencegah insiden yang sama terulang, dan meredakan ketegangan,” ungkap Kin Kwan-Jin, penasihat keamanan nasional Presiden Park Geun-hye dari Korea Selatan pada sebuah acara televisi.
Namun menurut John Delury dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Utara tidak meminta maaf, hanya menyesalkan insiden terlukanya dua tentara Seoul.
“Kedua belah pihak berkompromi. Korea Selatan tidak mendapat permintaan maaf, mereka mendapat pernyataan penyesalan soal insiden terluka itu, yang kemudian dianggap sebagai permintaan maaf,” ungkap Delury.
Pyongyang sebelumnya menolak keterlibatannya dalam insiden ranjau darat itu, dan dalam pernyataan juga tidak ditunjukkan secara eksplisit bahwa Pyongyang bertanggung jawan atas insiden tersebut.
Pembicaraan yang dilakukan secara marathon di desa perdamaian Panmunjom di Zona demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea dilakukan pada hari Sabtu lalu, segera setelah Pyongyang mengultimatum Korea Selatan agar segera menghentikan pesan siaran propagandanya atau bersiap untuk menghadapi perang. (ARN/RM/Reuters)
