arrahmahnews

Harian Turki Pecat 5 Wartawan dan 2 Kolumnis Karena Kritik Pemerintah

ANKARA, Arrahmahnews.com – Koran Milliyet Turki, dilaporkan telah memecat lima wartawan dan dua kolumnis karena menulis laporan yang mengkritik kebijakan penguasa Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). (Baca Erdogan Mengancam Wartawan Penyebar Video Truk Pembawa Amunisi ke Suriah)

Mehves Evin (L) dan Meral Tamer, dua kolumnis harian Turki Milliyet, yang telah dipecat atas laporan anti-pemerintah

Menurut laporan surat kabar Zaman Today Turki ini, Kolumnis Mehves Evin mengatakan di akun Twitter-nya pada hari Jumat (28/8) bahwa dirinya telah dipecat dari pekerjaannya sebagai kolumnis di harian Milliyet. Dan menambahkan, “Saya masih tidak tahu mengapa. Tapi, saya tidak akan menyerah dan akan terus menulis! “

Pada hari Kamis (27/8), Koran Milliyet dilaporkan menolak mempublikasikan artikel Evin tentang bentrokan antara pasukan Turki dan anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di bagian tenggara negara itu. (Baca RSF; Erdogan Harus Berhenti Mengancam Wartawan)

Surat kabar Yeni Şafak pro-pemerintah menuduh Evin sebagai “simpatisan PKK,” dan mengklaim bahwa ia memiliki peran dalam demonstrasi anti pemerintah Turki untuk menghancurkan Gezi Park di kota Istanbul pada tahun 2013.

Wartawan_Milliyet_Yang_Dipecat

Kadri Gursel, wartawan harian Turki Milliyet, yang dipecat karena tweet kritikan kepada kebijakan Presiden Recep Tayyip Erdogan soal ISIS.

Harian Milliyet juga memecat Kolumnis Meral Tamer dan lima koresponden, yaitu Kemal Göktaş, Evin Demirtas, Sertac Koç, Semra Pelek dan Alper İzbul. Dan diduga harian itu berencana memecat 25 lebih staf dalam beberapa hari mendatang.

Reaksi Terhadap Pemecatan Kontroversial

Dalam pertemuan Jumat di selatan provinsi Gaziantep, puluhan wartawan dan intelektual mengecam harian Milliyet atas pemecatan karyawannya, yang kritis terhadap kebijakan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Murat Atay, Presiden Komite Kebebasan Pers (PFF), mengatakan tekanan terbaru Ankara pada wartawan adalah hambatan utama atas kebebasan pers dan media di Turki.

Komite Wartawan Turki  (TGS) juga merilis pernyataan pada hari Jumat, mengatakan bahwa keputusan atas pemecatan stafnya sebagai tindakan yang tidak dapat diterima, dan mengatakan bahwa tidak ada yang harus menahan hak publik terhadap informasi atas pemecatan wartawan yang kritis terhadap pemerintah.

Langkah serupa juga pernah diambil harian Milliyet pada bulan lalu, dengan pemecatan Kadri Gursel hanya karena tulisannya di media sosialnya yang mengkritik kebijakan Erdogan. (ARN/PTV)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: