Analisa

Konsorsium Putra Mahkota Saudi Bertanggung Jawab Atas Kecelakaan di Masjidil Haram

MAKKAH, Arrahmahnews.com  Ibadah Haji tahun ini sedikit terusik akibat tragedi rubuhnya alat berat ‘crane’ di Masjidil Haram, Mekkah, pada Jum’at sore 17.10 (11/9) waktu Arab Saudi. Sebelum peristiwa ini terjadi angin kencang dan suara gemuruh yang menggelegar selama sekitar satu jam melanda Mekkah, juga menumbangkan banyak pohon di jalan-jalan dan membuat kaca lobi hotel pecah.

Namun yang unik dari peristiwa ini, adanya gambar petir yang beredar, yang memperlihatkan sambaran petir pada alat berat crane hingga menyebabkan derek itu jatuh. Sejumlah pakar telematika pun mempertanyakan keaslian gambar tersebut. (Baca 87 Orang Tewas Setelah Derek Crane Jatuh di Masjidil Haram)

Situs berbahasa Arab Panorama mengutip keterangan pakar telematika Timur Tengah yang mengatakan bahwa foto sambaran petir itu hasil rekayasa photoshop, bukan asli. Mungkin kita akan bertanya-tanya kenapa harus direkayasa? apa kepentingannya?

Gambar_Editan

Sambaran Petir Hasil Rekayasa Photoshop

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini semakin menarik untuk kita ketahui, siapa pemilik konsorsium yang memenangkan tender perluasan dan pembangunan Masjidil Haram?

Tentu, pemilik konsorsium ini yang paling bertanggung jawab atas insiden rubuhnya derek di Masjidil Haram, dan punya kepentingan untuk mengalihkan kesalahan prosedur keselamatan kerja kepada bencana alam.

Mengutip sumber Pers Saudi yang melaporkan bahwa perusahaan “Nesma” adalah salah satu perusahaan yang dimiliki Muhammed putra mahkota raja Arab Saudi. Perusahaan Nesma adalah konsorsium yang telah mengambil alih tender perluasan Masjidil Haram setelah sebelumnya dipegang oleh Co Bin Laden. (Baca Kerajaan Saudi Sumbang Kebangkrutan Kepada Rakyatnya)

Inilah sebabnya, kenapa gambar sambaran petir beredar luas di sosial media yang menjadi penyebab jatuhnya alat berat crane. Seorang aktivis Saudi dalam akun “Twitter” nya menulis, bahwa Muhammad bin Salman telah memerintahkan “gambar rekayasa petir ” di media maupun koran-koran Arab Saudi, untuk menunjukkan bahwa sambaran petir itu adalah penyebab kecelakaan di Masjidil Haram

Tapi kalau kita lihat video detik-detik jatuhnya crane secara teliti, maka tidak satu pun petir yang terlihat muncul dan menyambar crane hingga menyebabkannya jatuh. Sementara itu, Departemen Meteorologi Saudi telah memperingatkan tentang akan datangnya badai dan hujan lebat yang disertai angin kencang, tapi ternyata kontraktor mengabaikan hal itu.

Sebelumnya pemerintah pada bulan Ramadhan teleh meminta pihak perusahaan untuk memindahkan alat berat selama pelaksanaan ibadah haji, namun pihak perusahaan menolak hal itu dengan alasan tingginya biaya transportasi.

Emir Mekkah pun mengakui adanya kesalahan dalam pemasangan crane dan kurang mengambil langkah-langkah keamanan untuk pencegahan jatuhnya crane.

Itulah sebabnya kenapa harus ada gambar sambaran petir yang membuat crane rubuh dan menimpah jamaah haji, yang disebabkan oleh kesalahan perusahaan konsorsium bukan karena peristiwa alam. Tentu ini dilakukan untuk menyelamatkan Deputi Putra Mahkota dari kecaman umat Islam sedunia.

Sebenarnya peristiwa ini juga pertama kalinya, sebelumnya runtuhan beton juga telah menewaskan enam orang pekerja yang bekerja pada proyek yang sama. (ARN/MM/Panorama)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: