JAKARTA, Arrahmahnews.com – Dalam lawatan tiga hari ke Timur Tengah, Presiden Joko Widodo dijadwalkan melawat ke Kerajaan Arab Saudi. Dalam pertemuan dengan Raja Salman itu, presiden akan menyinggung kehancuran Kedutaan Besar RI di Ibu Kota Sana’a, Yaman, karena Serangan bom yang terjadi di Sana’a, Yaman pada bulan April 2015 mengakibatkan terlukanya beberapa staf diplomat Indonesia dan rusaknya gedung Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) serta seluruh kendaraan milik KBRI yang berada di area tersebut. Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan bom itu. (Baca Indonesia Kecam Serangan Saudi ke KBRI)
Pembicaraan soal ganti rugi itu sudah disinggung sebelumnya oleh Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi kepada Menlu Saudi dua bulan lalu. Saat itu, Negeri Petro Dollar berjanji akan memeriksa tingkat kerusakan KBRI akibat serangan Liga A rab ke markas pemberontak Houthi.
“Tentu dalam kunjungan ini akan diingatkan kembali seberapa jauh investigasi yang telah dilakukan oleh pihak Arab Saudi,” kata juru bicara Kemenlu, Arrmanatha Nasir, di Jakarta, Jumat (11/9).
Serangan salah sasaran ini terjadi pada 20 April lalu. Bom itu sebetulnya ditujukan untuk depot amunisi yang berada di kawasan KBRI. Akibat serangan tersebut, jalan di sekitar KBRI rusak parah dan banyak korban jiwa dari warga sipil setempat yang berada di dekat lokasi itu.
Pemerintah Indonesia tidak menuntut permintaan maaf. Namun, Menlu Retno sempat mengatakan pada Dubes Saudi di Indonesia bahwa pemerintah menyesalkan serangan ini. Pasukan Liga Arab seharusnya tahu obyek vital seperti kedutaan asing harus dilindungi di area konflik.
“Sebab 26 Maret lalu Indonesia sudah memberikan info mengenai longitude dan latitude lokasi Indonesia di Sana’a. Baik KBRI maupun Wisma Duta kita sudah berikan koordinatnya (pada militer Saudi),” kata Retno dua bulan lalu.
“Ini merupakan misi diplomatik maka harus dilindungi. Ada kewajiban semua pihak harus melindungi pejabat diplomatik negara manapun,” kata Retno dua bulan lalu,” imbuhnya.
Akibat rudal salah sasaran itu, kerusakan bangunan KBRI mencapai 90 persen. Beberapa WNI luka ringan, ketika berusaha menyelamatkan diri. Kendaraan operasional dubes juga hancur dalam serangan tersebut.
Empat hari ke depan Presiden Joko Widodo melawat ke tiga negara Timur Tengah. Pada 11-13 September RI-1 berada di Jeddah, Arab Saudi, menggelar pertemuan bilateral dengan Raja Salman. Pada 13-14 September bertolak ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Baru Kemudian, pada 14-15 September, lawatan berakhir di Doha, Qatar.
Pemerintah juga menegaskan, pengeboman tersebut hanyalah bukti penyelesaian masalah dengan tindak kekerasan hanya mengakibatkan korban dari warga sipil yang tak bersalah. Indonesia menekankan kembali bahwa penyelesaian secara damai melalui diplomasi dan perundingan merupakan satu-satunya jalan terbaik. (ARN/MM/Berbagai Media)
