Arrahmahnews.com, NEW YORK – Amerika Serikat tidak lagi manjadi satu-satunya “polisi dunia” Rusia dan kekuatan militer lainnya mulai menantang kebijakan AS di Suriah, kata seorang aktivis politik dan jurnalis di New York. (Baca Rusia Janji Bantu Negara-Negara Islam Atasi Krisis)
Don DeBar membuat komentar setelah Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad harus mundur untuk penyelesaian politik di negara itu.
Dalam panggilan telepon, Kerry mengakui bahwa tidak ada solusi militer untuk krisis Suriah dan menyerukan solusi politik untuk membangun perdamaian di negara Arab.
“Ide Amerika Serikat yang menyatakan kepada Rusia bahwa presiden Suriah harus mundur untuk penyelesaian politik di Suriah, mengungkapkan seluruh pandangan elit Amerika Serikat terhadap negara-negara di seluruh dunia… bahwa mereka memiliki hak – tidak rakyat Suriah dan tidak juga yang lain – untuk membuat keputusan tentang keanggotaan dalam pemerintah di seluruh dunia, ” kata Debar. (Baca Rakyat Suriah Berhak Tentukan Nasib Negara Mereka, Bukan AS)
Dia mengatakan pernyataan Kerry “didasarkan hanya pada keyakinan bahwa Amerika Serikat dapat memaksakan kehendaknya pada semua orang dan negara di dunia, termasuk kekuatan rival militer terkemuka.”
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh The New York Times, Senin (14/9), Rusia mengirim peralatan militer dan personil ke lapangan udara di Suriah.
“Rusia memiliki hak mutlak sebagai negara berdaulat, seperti halnya Suriah, untuk masuk ke dalam hubungan seperti itu,” kata Debar.
“Orang-orang Suriah tidak ingin Bashar al-Assad dipaksa mundur dari pemerintahan dan tidak ingin agar politik mereka diobok-obok oleh Amerika Serikat atau orang lain,” tambahnya.
Suriah telah dicengkeram oleh kekerasan mematikan sejak Maret 2011. Lebih dari 230.000 orang telah dilaporkan tewas dan jutaan mengungsi karena kekerasan terutama didorong oleh militansi asing yang disponsori AS dan koalisinya. (ARN/PTV)
