arrahmahnews

Kerajaan Saudi Perjual Belikan Haramain

JAKARTA, Arrahmahnews.com – Mekah dan Madinah adalah dua kota suci yang merupakan milik Islam, milik semua umat Islam di dunia, meskipun secara teritorial berada dalam wilayah kerajaan Arab Saudi. Namun sangat disayangkan, Arab Saudi menganggap Haramain tersebut adalah milik mereka, dan secara sepihak menguasai penuh penggunaan dan pengelolaannya dengan seenaknya sendiri.

Ka'bah Mekkah

Arab Saudi adalah negara Arab yang terletak di Jazirah Arab. Beriklim gurun dan wilayahnya sebagian besar terdiri atas gurun pasir dengan gurun pasir yang terbesar adalah Rub Al-Khali. Bangsa Arab menyebut kata gurun pasir dengan kata sahara. Negara Arab Saudi ini berbatasan langsung (searah jarum jam dari arah utara) dengan Yordania, Irak, Kuwait, Teluk Persia, Uni Emirat Arab, Oman, Yaman, dan Laut Merah. (Baca Saudi Negeri Dongeng, Tapi Nyata)

Pada tanggal 23 September 1932, Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-Sa’ud memproklamasikan berdirinya Kerajaan Arab Saudi atau Saudi Arabia (Al-Mamlakah Al-‘Arabiyah Al-Su’udiyah) dengan menyatukan wilayah Riyadh, Najd (Nejed), Ha-a, Asir, dan Hijaz. Abdul Aziz kemudian menjadi raja pertama pada kerajaan tersebut. Dengan demikian dapat dipahami, nama Saudi berasal dari kata nama keluarga Raja Abdul Aziz Al-Sa’ud. (Baca  Arab Saudi bukan “Negara Islam”, Tapi “Penjual Islam”)

Dengan cadangan minyak terbesar di dunia, Arab Saudi adalah produsen minyak terkemuka di dunia dan eksportir. Kekayaan minyak Arab Saudi menjadikannya poros ekonomi yang berdampak kepada Negara-negara yang membutuhkan minyak untuk hubungan dengannya. Dengan  membentuk politik internal Arab Saudi yang  memberikan dinasti Al-Saud kekayaan yang tak tertandingi untuk mempertahankan kontrol internal dan eksternal Saudi Arabia.

Penghancuran Situs-situs Islam oleh Kerajaan Saudi

Penghancuran Situs-situs Islam oleh Kerajaan Saudi

Ada sebuah kisah dari salah satu jemaah haji bernama Sa’at Tariq Abdullah yang berencana melaksanakan ibadah haji pada bulan Oktober tahun lalu, ia mendapat tawaran pilihan “paket mewah bintang 4” atau “paket mewah bintang 5” oleh Hassan Hajj tours, salah satu dari 80 agen perjalanan  yang disetujui untuk  mengurus perjalanan haji masyarakat Inggris, oleh kementerian Haji Saudi Arabia. Abdullah, 26 tahun, seorang manajer di perusahaan nirlaba London, memilih paket yang lebih murah yaitu paket bintang 4 dengan biaya 6.000 dolar. (Baca Rumah Tempat Kelahiran Rasulullah Dipenuhi Coretan Dan Tak Terawat di Makkah)

Selain menjadi ritual suci umat Islam, dan mungkin dengan mengingat ajaran Islam untuk bersikap sederhana, terutama saat melaksanakan ibadah haji,  Ibadah haji “modern” justru kini telah berubah menjadi sebuah bisnis yang besar. Dalam beberapa tahun terakhir, Arab Saudi telah dengan sengaja membangun lagi dan lagi hotel mewah dan restoran mengelilingi Ka’bah dan disepanjang Mekah. Dan sebagai hasilnya, kini muslimin yang notabene hidup serba pas-pasan, harus menabung dengan keras dan dalam waktu lama demi mewujudkan niat mereka untuk melaksanakan ibadah haji. (Baca Arab Saudi Hancurkan 95 % Tempat-Tempat Suci dan Situs-Situs Bersejarah)

Dengan biaya yang lumayan itu, perusahaan travel yang mengurus visa Abdullah kemudian mengurus semua keperluan Abdullah selama disana, termasuk menginap di hotel kelas dunia, Retaj Al-Bayt Suites yang terletak di dekat Mecca Royal Hitel Clock Tower, tepat di sebelah selatan Masjidil Haram, tempat paling suci umat Islam.

Perjalanan Abdullah sendiri mungkin tak ubahnya peziarah 1,3 peziarah haji lainnya yang melakukan perjalanan ke kerajaan Saudi tiap tahun untuk melaksanakan ibadah haji, dan melakukan serangkaian  ibadah yang berhubungan dengan nabi Muhammad saw. Dan Nabi Ibrahim as.

“Ibadah Haji pada saat ini adalah penghasil devisa terbesar, setelah minyak, bagi Arab Saudi,” ungkap Zianuddin Sardar, penulis  buku” Mekah, Kota Suci”, “Kita tahu bahwa minyak akan segera habis. Saudi hanya bisa mengandalkan ritual haji untuk memenuhi pendapatannya. Ini adalah bisnis besar,” ungkap Zardar.

Rumah Nabi Muhammad Saw Tak Terawat Penuh dengan Coretan

Khaled Ramadhan, seorang manajer perusahaan haji dan umrah mengatakan kepada Arab News bahwa berkumpulnya para peziarah haji di Mekkah adalah tambang emas untuk bisnis Saudi. “Pasar Haji dan Umrah akan meningkatkan penjualan produk Saudi, termasuk barang-barang yang digunakan sebagai hadiah,” katanya. Kalau Saudi punya sistem pemasaran yag bagus, produk Saudi bisa meraup penghasilan 213 miliar dolar penjualan setiap tahunnya.

Dan itulah yang kini dibidik kerajaan Saudi. Pihak kerajaan tertarik pada orang-orang kaya yang akan menghabiskan uangnya untuk produk-produk semacam itu di mal-mal dan pusat-pusat perbelanjaan mewah disana, dimana bisa ditemukan barang-barang yang setara dengan yang terdapat di New York, London, atau Paris. Bersama dengan mitra investasi modal swasta yaitu negara-negara Barat, kerajaan telah secara agresif mengembangkan akomodasi, ritel dan layanan terkait di Mekkah. (Baca Makkah-Ku Malang, Wahabi dan Kapitalisme Sudah Merenggut Kesucianmu)

Sebagai hasilnya, langit Mekah kini dihiasi dengan mal dan beberapa gedung pencakar langit yang mencolok mata hampir menyaingi Ka’bah itu sendiri, seperti menara Abraj Al-Bait, kompleks tujuh bangunan yang ditengahnya berdiri sebuah menara jam 1972-kaki yang bisa dengan mudah disalah pahami sebagai Big Ben jika tidak ada huruf Arab di atasnya. Menara itu adalah rumah bagi banyak hotel mewah terbaru, di mana banyak peziarah tinggal selama perjalanan Haji dan Umrah mereka. (Baca Saudi Izinkan Zionis Bangun Hotel dekat Ka’bah, Indonesia Ditolak)

Bahkan situs-situs hajipun tak luput dari modernisasi. Peziarah haji harusnya melakukan perjalanan dari Makkah menuju Mina, yang berjarak sekitar 5 mil, pada hari  awal melaksanakan Haji. Kemudian mengunjungi Gunung Arafah, tempat pertama kali Nabi Muhammad berdakwah, dan kemudian Muzdalifah, sebuah area terbuka antara Makkah dan Mina, namun dengan alasan modernisasi, kini rute-rute untuk melakukan perjalanan-perjalanan itu dihubungkan melalui terowongan-terowongan ber-AC. Beberapa agen perjalanan bahkan menawarkan semacam paket wisata dengan tenda besar ber-AC dan semacam sofa untuk tidur jika sampai ke Arafah, dimana semua itu mau tak mau menggerus esensi ibadah haji itu sendiri.

Jika para peziarah haji tak ingin melakukan ibadah haji melalui sebuah agen perjalanan, mereka kini direpotkan dengan pengurusan visa dan jatah pembagian quota yang telah dibagikan pada masing-masing negara. Masing-masing agen perjalanan biasanya meminta visa dengan jatah tertentu, kata Rahim Ahmad, manajer Manara Travel, sebuah biro perjalanan Haji dan Umrah di Dearborn, Michigan.

Paket haji yang tersedia di AS biasanya tak kurang dari 6.000 dolar dan biasanya mencakup perjalanan sekitar dua minggu. Paket termurah di Manara biayanya 6.500 dolar per orang dan termasuk “14 malam menginap di hotel bintang tiga” di Mekkah, sementara biaya tertinggi yaitu paket “super deluxe” memakan biaya  10.500 dolar untuk akomodasi di tempat-tempat seperti Swis hotel di Mekah. “Pada dasarnya, Anda membayar untuk kualitas hotel,” kata Ahmad.

“Kementrian Haji Saudi mengaturnya sedemikan rupa dan mengatas namakannya dengan pembagian kuota dengan alasannya yaitu, visa,” ungkap Steve Carvell, profesor ekonomi keuangan di Universitas Cornell. (Baca Al Saud Tidak Becus Urus Masjidil Haram)

Sardar sendiri mengakui,”Mereka mencari keuntungan disana. Sekarang, untuk pergi haji, butuh biaya setidaknya 6.000 sampai 10.000 dolar, sama sekali tidak bisa dikatakan murah, ungkapnya. “Maka orang-orang dari tempat-tempat seperti Indonesia, Pakistan, Bangladesh, perlu waktu puluhan tahun untuk menabung agar bisa berhaji.”

Abdullah, yang melakasanakn ibadah haji dengan enam anggota keluarganya, merasa mereka memang tidak kebal terhadap atraksi komersial yang ada di Mekkah. Menurut Abdullah, setelah menyelesaikan ritual haji, keluarganya tinggal di Mekah selama beberapa hari  namun justru dihabiskan untuk mengunjungi mal-mal  dan pusat perbelanjaan daripada melakukan ibadah sunnah tawaf, atau beribadah di sekitar Ka’bah. Walaupun, menurut Abdullah, hal itu secara pribadi  tidak mengalihkan perhatiannya dari merasakan bahwa Haji adalah sebuah pengalaman transformatif rohani. (ARN/RM/Berbagai Media/InternasionalBusinessTimes)

Sumber-Sumber : 98 Persen situs peninggalan Nabi di Makkah dihancurkan(Merdeka.com), 95 Persen Situs Berusia 1000 Tahun telah Dihancurkan(Kaskus.co.id), Kita sudah terlambat buat selamatkan Makkah (albalad.co)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca