arrahmahnews

Kerajaan Saudi Telah Melecehkan Tamu Allah Atas Tragedi Mina

RIYADH, Arrahmahnews.com  Abdel Bari Atwan editor dan jurnalis internasional mengatakan bahwa banyaknya peziarah bukan alasan yang bisa menyebabkan anda lari dari tanggung jawab. Kami menuntut penyelidikan serius dan transparan. Ini puncak dari ketidakpedulian dan sikap masa bodoh mereka para penguasa Saudi. Permintaan maaf saja, tidak cukup, dan sikap Saudi yang mengkambing-hitamkan Tuhan atas tragedi ini, harus segera diakhiri. (Baca Ini Penyebab Tragedi Mekkah, Saudi Tutup Dua Jalan Menuju Mina)

Abdel Bari Atwan

Dua minggu setelah tragedi jatuhnya crane yang menimpa para peziarah di Masjidil Haram, dan merenggut nyawa 110 peziarah. Kaum muslimin kembali dikejutkan tragedi Mina, dan kami sepakat bahwa tragedi Mina sebagai bencana terbesar yang menewaskan lebih dari 1000 jamaah haji di lokasi ritual lempar jumroh.

Kami percaya pada fatalisme, karena kami percaya kehendak Allah SWT, tetapi kami juga percaya bahwa pengulangan bencana, merupakan bukti kurangnya efisiensi pengawasan dari lembaga yang mengurusi masalah haji, mulai dari atas pucuk piramida dinasti yaitu Kerajaan Saudi hingga tentara. (Baca Raja Salman Puji Penyebab Tragedi Mina)

Mencari-cari alasan dengan melempar tanggung jawab tragedi ini kepada para peziarah, dengan menuduh ketidaktahuan mereka dan ketidakdisiplinan merupakan lagu lama para pejabat Saudi. Minimnya pengamanan, administrasi yang amburadul, ketidaksiapan menghadapi bencana, dan ketidaklayakan para pejabatnya merupakan “penghinaan” yang tidak kurang berbahaya daripada bencana itu sendiri. Alasan dan pembenaran tersebut adalah orang-orang yang membiarkan peristiwa ini berulang kali terjadi setiap beberapa tahun sekali, dengan sikap apatis dan kurangnya hati nurani, serta kematian ribuan peziarah yang tidak bersalah.

Ibadah haji telah berubah menjadi obsesi dan sumber keprihatinan serta ketakutan bagi kebanyakan jamaah haji, karena bencana yang terus terulang, dan tidak adanya jaminan nyata akan keselamatan mereka hingga kembali ke negara masing-masing. (Baca Wakil Putra Mahkota Saudi Sumber Malapetaka Mina; Video)

Sembilan tahun yang lalu (tahun 2006) tragedi serupa terjadi hingga menelan 346 korban jiwa akibat berdesakkan selama ritual rajam. Kemudian masalah ini diselesaikan dengan pembangunan jembatan bertingkat, tragedi itu pun tetap saja terulang. Berarti masalah bukan pada ada atau tidak adanya jembatan (fasilitas), tapi pada salah urus dan tidak adanya perencanaan dan pelaksanaan yang baik.

Pemerintah Saudi mengatakan telah mengerahkan lebih dari 3000 tentara, dan puluhan ribu pertahanan sipil untuk mengamankan musim haji dari setiap aksi terorisme. Namun, yang mengejutkan kami korban tewas tragedi Mina, jauh lebih berbahaya dari serangan teroris, yakni manajemen dan pengamanan yang buruk serta pengabaian.

Beberapa alasan yang keluar dari lisan para pejabat, dan pembenaran di media sosial, televisi dan surat kabar menyimpulkan ketidakbecusan para pejabat Saudi dan ketidakcakapan manajemen dalam mengontrol emosi 2 juta peziarah yang berbondong-bondong melaksanakan ritual melempar jumroh.

Pembenaran ini belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak dapat diterima, pada saat yang sama juga tidak menyakinkan, karena pemerintah Saudi telah berpengalaman selama lebih dari 80 tahun mengawasi dan mengurusi masalah haji. Apakah benar mereka tidak memiliki pengalaman yang cukup dalam manajemen haji? kalau begitu siapa yang memilikinya? Jika benar adanya mereka tidak memiliki kelayakan, kenapa tidak diserahkan pengelolahannya kepada kaum muslimin atau negara-negara Islam lainnya? Jawabannya, musim haji menjadi lumbung devisa Saudi, yang diperkirakan lebih dari $ 8,5 Milyar.

Di berbagai negara ada pertandingan, olahraga, festival seni, perayaan keagamaan yang ramai dikunjungi oleh jutaan wisatawan. Berada dalam satu stadion, masuk dan keluar ke stadion di waktu yang sama, namun tidak ada bencana yang terjadi, apakah tidak bisa belajar tata kelola dari mereka? Mengapa tidak dikirim saja insinyur dan administrator handal untuk belajar di luar negeri dari anak-anak negeri ini? Ada ribuan anak muda Saudi yang cerdas dan berkualitas untuk tugas ini, atau ada yang salah dengan mereka?

Jawaban dari semua pertanyaan di atas adalah kelalaian, ketidakpedulian, manajemen yang amburadul, sombong dan kurangnya akuntabilitas serta tidak adanya investigasi yang transparan. Mereka hanya bisa menyapu tragedi setiap kali terjadi dengan “kehendak tuhan”, untuk berlepas diri dari tanggung jawab dan menyelamatkan anggota kerajaan yang mungkin terlibat. (Baca Tragedi Mina Bukan Salah Takdir Tapi Salah Kerajaan Saudi Monopoli Haramain)

Akhirnya kami turut berduka cita atas para korban yang telah gugur syahid dalam tragedi Mina. Namun, kami tidak bisa mengampuni dan mentolerir mereka-mereka yang bertanggung jawab atas tragedi ini. Dan kami menuntut penyelidikan yang serius, ilmiah dan transparan demi mengungkap semua fakta serta meminta pertanggungjawaban semua yang bertanggung jawab.

Kini saatnya, kita menghentikan peristiwa-peristiwa semacam ini agar tidak terulang kembali, dan menjadikan haji sebagai ibadah yang aman dan nyaman. (ARN/RaialYoum)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca