SURIAH, Arrahmahnews.com – Lebih dari empat juta pengungsi Suriah hijra ke negara-negara tetangga, dan dalam sebulan terakhir ini telah terlihat peningkatan jumlah warga Suriah yang berimigrasi ke negara-negara yang lebih jauh.
Berdasarkan pemantauan, evaluasi yang terus menerus, survei, diskusi kelompok dan interaksi sehari-hari dengan para pengungsi di Yordania, Lebanon, Mesir, dan Irak, menyimpulkan ada 7 faktor yang mendorong pengungsi berimigrasi ke negara-negara Eropa, sebagi berikut;
1 – Faktor pertama, menurut UNHCR adalah putus asa. Krisis Suriah memasuki tahun kelima tanpa ada indikasi dari solusi di depan mata, berkurangnya harapan bagi banyak pengungsi dan diperburuk dengan perasaan ketidakpastian tentang masa depan karena kondisi menyedihkan hingga menimbulkan perasaan putus asa.
2 – Faktor kedua, adalah meningkatnya biaya hidup dan kemiskinan yang semakin menjerat, yang menentukan biaya hidup di Lebanon. Di Mesir, para pengungsi mengatakan sulit membayar sewa tempat tinggal, dan meningkatnya utang dalam menyediakan kebutuhan dasar. Di Yordania, hilangnya kemampuan untuk menanggung biaya hidup keluarga.
3 – Faktor ketiga, adalah peluang mata pencaharian terbatas. Data suvei menunjukkan ketidakmampuan untuk bekerja. Dia mengatakan pengungsi Suriah di Irak, mengatakan meningkatnya jumlah pengungsi internal telah menyebabkan persaingan untuk pekerjaan di wilayah Kurdistan Irak. Pada saat yang sama, lapangan kerja di lokasi konstruksi lebih sedikit dibanding pencari kerja.
Kurangnya kemampuan untuk bekerja, dan suaka legal para pengungsi untuk pekerjaan sementara – membuka diri untuk eksploitasi, dan bekerja dalam kondisi yang tidak aman atau non-pembayaran, belum lagi terancam dihukum jika tertangkap. Misalnya, Berdasarkan peraturan baru di Lebanon, para pengungsi harus menandatangani perjanjian untuk tidak bekerja ketika memperbaharui tinggal mereka.
4 – Faktor keempat, bantuan kepada pengungsi dan masyarakat tuan rumah serta program di wilayah tersebut yang menderita kekurangan dana. Ini faktor (keempat) yang menggerakkan pengungsi ke benua Eropa. Kurangnya dana berarti pemotongan bantuan makanan untuk ribuan pengungsi, yang merupakan penyebab utama mereka meninggalkan Yordania. Puluhan ribu dari mereka tidak memiliki akses ke bantuan tunai. Akibatnya, orang beralih ke propesi negatif – termasuk mengemis dan pekerja anak..
Di Yordania, kekurangan dalam pendanaan telah membatasi akses gratis ke layanan kesehatan. Sebagai hasilnya, terpaksa 58,3 persen dari orang dewasa yang menderita penyakit kronis tidak dapat layanan obat atau kesehatan, dan naik 23 persen pada 2014. Ada juga penurunan yang signifikan dalam akses ke perawatan kesehatan kuratif dan preventif.
5 – Faktor kelima, adalah hambatan perpanjangan izin tinggal. Di Lebanon, ada peraturan baru yang membuat sulit bagi pengungsi Suriah untuk mencari suaka. Pengungsi yang tinggal wajib membayar $ 200 per tahun untuk memperbaharui residensi mereka. Dan meminta mereka untuk menandatangani janji untuk tidak bekerja selain menyediakan sewa bersertifikat. Dikhawatirkan banyak pengungsi dari penangkapan atau penahanan karena berakhirnya visa tinggal.
6 – Faktor keenam, kesempatan pendidikan yang terbatas bagi para pengungsi di Yordania, Mesir, Lebanon dan Irak. Sementara Pendidikan adalah penting bagi orang-orang Suriah, yang sebelumnya menikmati pendidikan wajib gratis di negara mereka sebelum perang. Di Yordania, meninggalkan sekitar 20 persen dari anak-anak dari sekolah untuk bekerja, dalam beberapa kasus, gadis dipaksa pernikahan dini. Di Lebanon, pendidikan diberikan gratis untuk anak-anak Suriah. Sementara kondisi sulit mereka memaksa mereka tidak dapat memilih antara bersekolah atau mendukung keuangan keluarga.
7 – Faktor keenam, sebagian pengungsi merasa tidak aman dan nyaman di Irak, Lebanon, Mesir, Yordania dll. [Arn/khabaragency]
