arrahmahnews

Tragedi Mina Aneh, Tapi Nyata!

ARAB SAUDI, Arrahmahnews.com – Tragedi maut saat puncak ibadah haji seperti enggan berhenti. Belum kering air mata duka akibat jatuhnya crane yang menewaskan lebih dari 100 jemaah di Masjidil Haram, Mekah, dua pekan lalu, umat muslim kembali harus berduka akibat kematian lebih dari 400 jemaah dan luka-luka lebih dari 1000 jemaah saat hendak melontar jumrah, di Mina, Jumat (25/9/2015).

00Tragedi_Mina_2015

Tragedi ini memang aneh tapi nyata. Aneh, karena pemerintah Saudi ramai-ramai menyalahkan Tuhan sebagai otak pelaku tragedi ini. Aneh, karena hingga kini Arab Saudi tidak memberi keterangan sebab penutupan jalan yang menjadi penyebab insiden ini. Aneh, karena ratusan cctv yang tersebar di Mina tidak dipublikasikan, adaapa? Aneh, yang tewas dalam insiden Mina itu manusia, tapi diperlakukan layaknya binatang atau sampah. Arab Saudi memang aneh, tapi nyata…berikut beberapa keanehan negeri ini; 

Negeri ini secara keseluruhan dikuasai oleh satu keluarga, dan segala yang ada di dalamnya terkait dengan keluarga itu. Jika anda memasuki negeri itu atau hidup di sana, maka anda akan temui segala sesuatunya berhubungan dengan keluarga ini. Adapun masyarakat adalah bagian dari kepemilikan mereka sampai pada tingkat nama negeri itu adalah nama keluarga.

Di negeri ini tidak ada sesuatu yang disebut lembaga masyarakat madani (ormas), karena pendirian lembaga seperti ini dianggap keluar dari kepatuhan kepada keluarga yang berkuasa. Keberadaan ormas terlarang. Sejumlah orang dilarang berkumpul, membuat nama dan sistem manejemen organisasi serta memiliki tempat berkumpul dan menjalankan sejumlah layanan.

Di negeri ini wanita tidak memiliki kebebasan bertindak, hingga sekalipun memiliki mobil, ia tidak diperkenankan membawanya. Seandainya wanita itu nekat menyopirinya sendiri, maka polisi segera menangkapnya saat itu juga di jalan.

Sistem hukum di negeri ini secara keseluruhan berasal dari keluarga yang berkuasa. Keluarga ini memandang rendah harta milik umum, tanah dan sumber-sumber alam yang ada, bahkan meremehkan agama dan keyakinan manusia. Keluarga yang berkuasa ini menentukan masyarakat apa yang boleh diimani dan yang boleh diingkari. Cara berpikir, berkeyakinan dan pengingkaran berada di tangan keluarga yang berkuasa.

Meski terdapat sarana-sarana media, akan tetapi tidak ada kebebasan pers, karena media seluruhnya berada dalam kendali keluarga yang berkuasa. Tidak ada suara kecuali kepanjangan dari suara penguasa. Artinya pers adalah laksana burung beo, bukan pers manusia. Jika penguasa bicara A, maka yang lain harus bicara A juga. Jika penguasa menghalalkan sesuatu, maka masyarakat harus mengatakannya halal, dan jika mengharamkan sesuatu, maka harus pula dianggap haram. Pers hanyalah suara dari keluarga penguasa.

Di negeri ini masyarakat tidak memiliki kebijakan apapun di segala bidang. Termasuk di antaranya bidang tata kota seperti pembersihan jalan atau penerangannya. Masyarakat tidak berhak terlibat dalam pengambilan keputusan, baik politik, ekonomi atau urusan dalam negeri, karena keluarga ini memandang manusia seolah-olah adalah barang yang dimilikinya, bukan sebagai manusia yang punya kepentingan, kemaslahatan dan pendapat mereka.

Negeri ini terbagi menjadi beberapa wilayah. Pembagian ini untuk memuaskan personal-personal keluarga. Setiap wilayah diperintah oleh personal keluarga yang memiliki otoritas mutlak atasnya. Masyarakat tidak memiliki kebebasan kecuali satu hal; mendengar perkataan penguasa dan menaatinya.

Setiap kekayaan negeri ini seluruhnya untuk keluarga berkuasa. Adapun masyarakat terkadang mendapatkan sedikit pemberian sedekah atau hadiah dari mereka. Dari sini sebagian orang berkeliaran di sekitar istana penguasa dan mendapat izin masuk, lalu diberi sedekah berupa uang atau tanah atau untuk keperluan pengobatan dan lain sebagainya. Keluarga ini ingin merubah masyarakat menjadi masyarakat yang bergantung dan mengemis kepada mereka. Harta negara bukan milik rakyat dan tidak dibagi secara adil dan merata. Mereka hanya diberi sejumlah kecil sebagai pemberian yang apabila didapat harus disyukuri, namun jika tidak diberi harus bersabar.

Peralihan kekuasaan hanya berlaku karena satu sebab, yaitu kematian. Penentu penguasa baru adalah perut para ibu, bukan akal dan rasio. Saat penguasa terdahulu mangkat, maka penguasa baru ditentukan oleh bagian keluarga yang dilahirkan dari perut ibunya. Dan masyarakat, khususnya yang terkait dengan kekuasaan harus berbaiat melalui sebuah upacara secara terbuka.

Di negeri ini seorang pun tidak berhak menentang atau mengkritik keputusan apapun yang dikeluarkan oleh penguasa. Apalagi menunjukkan pendapatnya yang berbeda demi kepentingan dirinya atau orang lain. Hubungan antara penguasa dengan rakyat laksana hubungan seorang wali (wakil orang tua) terhadap orang yang tidak sempurna akalnya.

Di negeri ini tidak ada jajak pendapat untuk mengetahui persentase antara pro dan kontra terhadap kebijakan negara. Bagaimana mungkin mensurvei pendapat apabila berpendapat saja dilarang.

Keluarga ini menentukan apa yang boleh dibaca dan tidak boleh, karena secara umum dilarang mendatangkan buku-buku. Jika seseorang mendatangkan buku-buku yang dilarang, maka ia akan dikenai sanksi dan dipenjarakan. Kepemilikan buku dilarang, kecuali yang mendapat izin keluarga ini.

Di negeri ini segala kebijakan telah distempel sejak satu abad. Jika ada kebijakan baru, maka hal itu untuk mengokohkan kekuasaan keluarga ini.

Negeri ini berlaku diskriminatif dalam interaksinya dengan manusia. Mereka tidak memperlakukan layaknya warga negara yang memiliki hak yang sama, telapi membagi perlakuan atas dasar etnis, mazhab dan wilayah.

Kendati terdapat ragam keyakinan dan mazhab, semua mazhab dan keyakinan ini terlarang, kecuali keyakinan dan mazhab keluarga ini. Jika terungkap mazhab yang berbeda dari mazhab keluarga yang berkuasa , maka akan dipersoalkan. Anda tidak boleh mengadakan ibadah apapun di rumah atau di luar rumah kecuali sesuai dengan cara ibadah keluarga penguasa.

Prajurit negeri ini tidak seperti prajurit negeri lain yang membela negara. Mereka adalah milisi suku yang bertugas menjaga keluarga berkuasa dan kekayaan mereka.

Para ulama negeri ini adalah ulama bayaran yang bertugas mengeluarkan fatwa untuk kepentingan penguasa demi menjustifikasi tindakan-tindakan keluarga ini.

Di negeri ini oposisi dilarang. Apapun bentuk oposisi bahkan unjuk rasa damai sekalipun dilarang keras dan pelakunya akan ditangkap dan dipenjarakan atau di hukum mati.

Politik pemerintahan negeri ini berputar pada satu poros, yaitu anti perubahan, karena semuanya berada di tangan mereka sehingga tidak perlu perubahan, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Negeri ini kaya dan pendapatan setahunnya mencapai lebih dari 500 milyar dolar. Semuanya berada di tangan keluarga ini, dan mereka bagikan sedikit kepada orang-orang dan media untuk mendiamkan mereka agar selalu memuji keluarga yang berkuasa dan tidak mengkritik mereka.

Jumlah keluarga yang berkuasa 7000 orang dan sebagian membelanjakan seperempat juta dolar sebulan yang diambil dari harta negara. Padahal sebagian dari jumlah rakyat 22 juta orang berada di bawah garis kemiskinan. Negeri ini tidak berada di planet lain atau di hutan Amazon atau negeri dongeng. Tetapi negeri ini nyata ada di kawasan Timur Tengah yang dipimpin turun temurun oleh keluarga  Al-Saud sejak seratus tahun bernama Kerajaan Arab Saudi. Inilah negeri “Aneh” tapi nyata. [Arn/MM]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca