arrahmahnews

Al Saud Bertanggung Jawab Atas Darah Syuhada Tragedi Mina

RIYADH, Arrahmahnews.com – Kenapa Pemerintah Arab Saudi berusaha keras berlepas diri dari tanggung jawab kematian jamaah haji? Kenapa Presiden Mesir bukannya berbelasungkawa kepada rakyatnya, malah mengucapkan belasungkawa kepada Raja Arab Saudi? Kenapa Presiden Pakistan mengucapkan “Selamat” kepada Raja Arab Saudi atas keberhasilan penyelenggaraan haji tahun ini, seolah tidak tahu tragedi Crane dan Mina? Apakah tragedi Mina peristiwa yang sudah dirancang sebelumnya atau peristiwa akibat dari kelalaian petugas keamanan?

#CCTVMINA

Surat kabar Mesir Al-Maqal menguak tabir peran para pejabat Arab Saudi dalam tragedi Mina. Dalam artikel yang diterbit dengan judul “Al Saud Bertanggung Jawab Atas Darah Syuhada Tragedi Mina”, penulis mengajukan beberapa pertanyaan; Apakah Al Saud butuh menunggu ratusan nyawa jamaah haji untuk mengevaluasi penyelenggaran haji? Kenapa peristiwa ini berulang kali terjadi? Kenapa Arab Saudi tidak punya kesiapan untuk anti sipasi kejadian ini?

Emad Hamdi dalam artikelnya menegaskan; Sikap Arab Saudi terkait peristiwa-peristiwa yang sudah berulang kali terjadi, semuanya hampir sama. Para pejabat Saudi tanpa rasa malu selalu mengatakan bahwa penyebabnya adalah desak-desakan dan peziarah yang tidak mau diatur. Lalu menuding peziarah sebagai penyebab tragedi. Seakan-akan para jamaah haji yang datang dari berbagai negara ingin mencari celaka dan kematian dalam menjalankan ibadah. Seakan-akan mereka ingin berdesak-desakan, saling dorong-dorongan satu sama lain hingga menyebabkan korban jiwa.

Ia juga menulis; Traegdi kematian jamaah haji selama para penguasa Arab Saudi masih lalai, tidak perhatian, dan mengabaikan keselamatan, maka tragedi ini akan terus terulang.

Arab Saudi sama seperti dahulu tidak berani mengakui kesalahan, tidak berani bertanggung jawab atas tragedi ini. Sementara sejak kedatangan jamaah haji ke tanah suci, maka hanya merekalah yang bertanggung jawab atas keselamatan dan nyawa jamaah haji. Mereka menyalahkan jamaah haji yang saling dorong-dorongan, seakan-akan tidak ada petugas keamanan yang mengatur, seakan-akan tidak ada CCTV yang memantau arus jamaah haji, seakan-akan mereka tidak tahu apa-apa hingga terjadi tragedi itu. Bukankah tugas mereka mencegah tragedi ini? Seharusnya jika terjadi dorong-dorongan mereka (para petugas keamanan) sigap, langsung turun dan mengatur untuk menghindar dari tragedi ini.

Dalam artikel lain yang diterbitkan surat kabar “Al-Maqal”, Thariq Abu Sa’ad menulis dengan tema “Ideologi Salafy Wahabi, Penyebab Tragedi Mina”.

Dalam tulisannya dengan nada “heran” ia mengatakan; Arab Saudi memiliki 7 ribu CCTV yang tersebar dan memantau setiap pergerakkan jamaah haji, kenapa tidak ada satu pun rekaman yang dipublikasikan? bukannya rekaman itu dapat menetapkan dan menyimpulkan apa penyebab tragedi ini hingga tidak menimbulkan spekulasi dan fitnah sana-sini? Apakah tragedi ini karena prilaku jamaah yang tidak mau diatur atau memang jamaah haji selalu dikambing hitamkan? Apakah kita harus menghentikan penyelidikan kasus ini dan hanya mencukupkan dengan menuduh peziarah sebagai biang kerok? Atau kita anggap semua tragedi ini sebagai ancaman terhadap jutaan nyawa jamaah haji, yang mengharuskan kita bangkit menuntut Raja Saudi yang telah mempermainkan tamu Allah dan nyawa kaum muslimin.

“Sangat mengherankan sampai hari keenam, rezim Saudi belum juga mempublish CCTV yang merekam terjadinya insiden sehingga berbagai macam spekulasi penyebab terjadinya insiden yang menjurus saling menuding dan berbau fitnah bermunculan dan cenderung menimbulkan konflik.”

Dalam artikel lain yang diterbitkan surat kabar “al-Maqal”, Mahmud Sholah dengan tema “Presiden Tidak Mengucapkan Belasungkawa Kepada Rakyatnya”, menjewer El-Sisi dengan pertanyaan, Kenapa Abdul Fath El-Sisi mengucapkan belasungkawa kepada Raja Salman yang telah sengaja mengorbankan 750 jamaah haji di Mina?

Dia juga mengatakan; yang lebih mengherankan adalah Raja Arab Saudi tidak mengucapkan belasungkawa kepada Presiden Mesir, justru El-Sisi yang mengucapkan belasungkawa kepada Raja Saudi? Dengan kata lain kurang dari 2 minggu Mesir kehilangan lebih dari 100 warga negaranya akibat kelalaian pemerintah Saudi, justru mengucapkan belasungkawa kepada negara itu?

Dalam artikel lain yang diterbitkan surat kabar “al-Maqal”, Lu’u al-Khotib dengan tema “Arab Saudi Harus Meminta Maaf atas Tragedi Mina”, menjewer El-Sisi dengan pertanyaan, Kenapa sikap Mesir atas kematian jamaah haji asal Mesir di Mina, berbeda dengan sikap Meksiko atas kematian beberapa warganya di Mesir? Negara-negara yang mengucapkan belasungkawa terhadap Raja Saudi atas tragedi Mina khususnya Mesir, harus dipertanyakan? Khotib juga menyinggung dalam makalahnya dengan pertanyaan; siapa kepada siapa harus mengucapkan belasungkawa?

Kemudian ia pun mengingatkan…ingatlah protes Meksiko atas kematian warganya di Mesir! Kenapa dalam peristiwa itu, Meksiko tidak mengucapkan belasungkawa kepada Anda (El-Sisi) padahal wisatawan Meksiko tewas di tanah Mesir? al-Khotib juga meminta kepada pemerintah Mesir untuk mengawal ketat penyelidikan atas tragedi Mina dan mengumumkan hasil investigasi itu secara terbuka.

Di akhir ia mengatakan, “Ucapan belasungkawa kepada Raja Arab Saudi adalah penyakit yang tidak ada obatnya”. (ARN/AlMaqal)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: