arrahmahnews

Penembakan Brutal Terjadi di Kampus Oregon Amerika Serikat

JAKARTA, Arrahmahnews.com –  Penembakan yang satu disusul oleh penembakan yang lainnya kerap terjadi di Amerika Serikat. Kejadian mematikan ini sekarang sudah menjadi seperti penyakit menular, pelaku penembakan menginspirasi pelaku lainnya untuk melakukan kejahatan yang sama. Kejadian penembakan brutal seperti yang terjadi di Oregon pada Kamis 1 Oktober 2015 waktu setempat bukanlah kasus pertama yang terjadi di Amerika Serikat (AS). Pada 2015 saja sedikitnya terjadi lima kasus penembakan yang menghebohkan di AS.

Penembakan di Kampus Oregon Amerika

Penembakan Chapel Hill

Tiga orang dilaporkan tewas dalam tragedi penembakan Chapel Hill Februari 2015. Sepertinya, pelaku menyasar umat agama tertentu. Pemberitaan mengenai tragedi penembakan ini menimbulkan polemik di sosial media. Sebulan sebelumnya, terjadi tragedi penembakan di kantor majalah Charlie Hebdo. Publikasi media barat mengenai penembakan di Prancis tersebut gencar. Namun, untuk kasus penembakan Chapel Hill yang menewaskan tiga warga Muslim di Amerika ini tidak terlalu ramai. Pelaku bernama Craig Stephen Hicks diduga rasis dan sangat anti-terhadap semua agama. Hal ini diketahui dari isi unggahan pelaku di sosial media.

Penembakan Polisi di Ferguson

Dua polisi ditembak di wilayah Ferguson, Negara Bagian Missouri pada Maret 2015. Seorang polisi menderita luka tembak di wajah dan seorang lainnya tertembak di bahu. Kejadian ini merupakan akibat dari perlakuan rasial kepolisian setempat kepada remaja bernama Michael Brown Agustus 2014. Kepolisian menembak mati remaja berkulit hitam tersebut setelah melakukan perampokan di sebuah toko. Saat kejadian, Brown tidak memegang senjata apa pun sehingga menimbulkan protes tidak hanya di Kota Ferguson tapi juga di sosial media dengan tagar #BlackLivesMatter.

Penembakan di Gereja Charleston

Pasukan Khusus Amerika Turun Ke jalan

Enam perempuan dan tiga laki-laki tewas dalam tragedi penembakan tersebut. Salah satu korban tewas adalah pastur gereja tersebut. Pelaku bernama Dylann Roof itu sempat mengikuti pelajaran Injil di Gereja Emmanuel sebelum melakukan aksi brutalnya. Pria berusia 21 tahun itu diduga menganut paham Neo Nazi berdasarkan hasil temuan polisi di sebuah situs yang dikelola Roof. Dalam situs tersebut Roof mengunggah beberapa posting mengenai supremasi kulit putih. Gereja Emmanuel diketahui sebagai gereja Afrika-Amerika tertua di kawasan Amerika bagian Selatan.

Penembakan di Tennessee

Empat Marinir AS dan seorang pelaut tewas dalam kasus penembakan yang terjadi di Tennesee pada Juli 2015. Pelaku yang bernama Mohammad Youssuf Abdulazeez sempat mengirim sebuah pesan singkat (sms) kepada seorang temannya dengan mengutip ayat suci Alquran. Menurut pengakuan teman pelaku, Abdulazeez sempat mengungkapkan kemarahannya atas konflik di Timur Tengah. Namun, polisi menolak bahwa motif penembakan ada kaitannya dengan konflik di Timur Tengah. Abdulazeez tewas dalam baku tembak dengan polisi seusai kejadian.

Penembakan Jurnalis Virginia

Dua wartawan televisi tewas ditembak saat sedang melakukan liputan di Virginia pada Agustus 2015. Kejadian ini terekam kamera dan sedang disiarkan langsung di televisi. Pelaku merupakan mantan karyawan televisi WDBJ7, tempat di mana kedua korban bekerja. Pelaku diduga ingin balas dendam dengan bekas tempatnya bekerja karena perlakuan rasial tidak hanya kepadanya tetapi juga kepada rasnya. Pelaku akhirnya menembak dirinya sendiri ketika dalam pengejaran polisi.

Rentetan kejadian ini menimbulkan reaksi dari Presiden AS, Barack Obama. Ia berjanji akan memberikan kontrol lebih ketat terhadap peredaran senjata di negaranya. Seperti diketahui, mempunyai senjata di Amerika Serikat adalah tindakan legal sebagai antisipasi pembelaan diri. (ARN/MM/Berbagai Media)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: