SURIAH, Arrahmahnews.com – Pentagon sedang mempertimbangkan penggunaan kekuatan militer terhadap Rusia untuk melindungi militan yang dilatih dan dipersenjatai AS di Suriah. Sebuah langkah yang bisa memicu perang besar dengan Amerika.
Para pejabat, yang berbicara dengan syarat anonim, mengakui bahwa ini adalah salah satu pertanyaan yang diajukan karena mereka memperdebatkan dilema yang lebih luas tentang bagaimana pemerintah AS harus menanggapi Rusia dalam “operasi militer tanpa pandang bulu terhadap oposisi Suriah”.
Menteri Pertahanan Ash Carter, bagaimanapun, menolak untuk membahas masalah itu ketika ditanya tentang hal itu minggu ini.
Awal tahun ini, AS mengatakan bahwa militan yang dilatih dan dipersenjatai oleh AS akan menerima dukungan udara dalam memerangi kelompok teroris ISIS atau tentara Suriah.
Rusia meluncurkan kampanye udara terhadap teroris ISIS di Suriah, pada Rabu (30/9). Serangan udara dimulai setelah Washington menolak untuk mematuhi permintaan Moskow untuk mengambil pesawat tempur keluar dari Suriah.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah berulang kali meyakinkan bahwa jet tempur Rusia hanya menargetkan ISIS. Gedung Putih, bagaimanapun, mengatakan tidak bisa mengkonfirmasi militan mana yang menjadi target pasukan militer Rusia.
Pada hari Kamis, Pentagon memiliki percakapan pertama melalui teleconference video dengan para pejabat militer Rusia.
Selama panggilan video, Elissa Slotkin, bertindak selaku Asisten Menteri Pertahanan untuk urusan keamanan internasional, menyatakan kekhawatiran AS bahwa militer Rusia bisa saja menargetkan daerah-daerah yang dikuasai militan dukungan AS.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, selama 24 jam terakhir, militer Rusia telah menghancur 12 target di Suriah, yang dimilik militan ISIS.
Seorang juru bicara militer AS di Baghdad, Kolonel Steve Warren, bagaimanapun, mengatakan ia tidak memiliki indikasi bahwa Rusia telah mencapai target ISIS. [ARN/PTV]
