arrahmahnews

Arab Saudi Si “Jelek” Yang Mempercantik Diri

RIYADH, Arrahmahnews.com – Beberapa minggu yang lalu media Arab mengungkap aliran sejumlah uang yang digelontorkan oleh Arab Saudi untuk beberapa kepala redaksi koran-koran Arab agar memblokir setiap berita yang menggambarkan Saudi terlihat jelek, dan mengangkat berita yang membaguskan citra rezim Al Saud. Tentu saja hal ini tidaklah mengejutkan, karena rezim Saudi memang benar-benar memerlukan pembersihan besar-besaran, sterilisasi dan mempercantik diri setelah melakukan berbagai kejahatan berdarah di Irak, Suriah, dan Yaman, yang telah membuatnya masuk dalam daftar negara di dunia yang paling suka dan sering melakukan tindakan kekerasan, kekejaman, pembunuhan dan pertumpahan darah. (Baca juga: WikiLeaks Ungkap Rahasia Saudi Danai Media Australia)

media-arab

Apa yang dilakukannya dengan menyediakan sejumlah uang, hadiah dan pemberian-pemberian lainya kepada para penulis editorial terkenal, seperti Sholeh al-Qilab, Yasser Abu Hilalah, Thariq al-Hamid, dan sebagian kontributor dari koran-koran ternama seperti koran al-Sharq al-Awsath serta beberapa stasiun televisi, tanpa ada rasa malu karena mereka berpikir Amerika sendiri melakukan tindakan yang sama jelek, lalu melakukan tindakan untuk menutupi kejahatannya, demokrasinya yang amburadul, dengan mengerahkan media cetak maupun elektronik.

Beberapa hari yang lalu, surat kabar Mesir shorouknews yang dipimpin Imad Eddin Hussein mengungkapkan bahwa rezim Saudi melalui duta besarnya di Mesir mengumpulkan seluruh kepala dewan redaksi surat kabar Mesir dan sejumlah tokoh politik senior yang terlibat dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Tentu saja, rezim Saudi ingin melakukan kampanye propaganda dan membungkam permusuhan mereka dengan kerajaan sebagai sponsor terorisme dan klien yang melakukan agenda Zionisme untuk menghancurkan Suriah dan Yaman pada khususnya. (Baca juga: Kata Ahli di Barat : Sejak Lama Saudi Kembangkan Teror)

Media-media itu pun berubah wajah menjadi pemuja kerajaan, dan penulis-penulis kritis yang selalu mengkritik Arab Saudi berubah menjadi penulis bayaran yang menyokong proyek teroris raya di Suriah, Irak, Mesir dan Yaman. Media-media itu sebelumnya berwajah garang dalam menentang dan mengkritik kerajaan Saudi, namun tunduk tak berkutik dibawah gertakan dolar.

Tragisnya tragedi Mina tidak cukup membangkitkan nurani mereka, ribuan nyawa kaum muslimin yang melayang dalam tragedi itu juga tidak mampu mengembalikan mereka pada fitrahnya. Tangan mereka terasa dirantai, otak mereka terasa dibekukan hingga tak lagi mampu mengungkap kejahatan rezim Saudi di Mina. Yang lebih memalukan lagi, para penulis ternama itu justru menyalahkan saudara-saudara mereka sendiri “yang tidak disiplin” atau kepala urusan haji negaranya yang “dianggap buruk kinerjanya”, lalu tuding sana-tuding sini tanpa menuding Saudi. Seolah-olah mereka lupa bahwa keselamatan jamaah haji tanggung jawab pemerintah Saudi sebagai negara yang menyambut jutaan peziarah dari berbagai negara. Seolah-olah mereka lupa prosedur penetapan seseorang bersalah atau tidak bersalah, seharusnya mereka mengkaji dan meneliti bukan langsung tuding. Perlu diingat hal ini bisa jadi tidak hanya terjadi pada media Arab saja, karena dokumen wilileaks sebelumnya juga telah mengungkap media-media dunia yang bekerja untuk mempercantik citra Saudi. (Baca juga: Grand Mufti Mekkah Kambing Hitamkan Tuhan atas Tragedi Mina)

“Dolar” mampu meninabobokkan media pengkritik dan pengungkap keborokan Saudi, dan menciptakannya menjadi media yang lupa akan dosa-dosa dan kejahatan rezim despotik itu. Kekuatan “Dolar” mampu membenamkan media-media Mesir layaknya sampah yang tidak lagi berharga karena pelayanannya kepada kerajaan Saudi. Namun, orang-orang Arab saat ini telah menyadari media-media mereka sudah kehilangan arah, tidak lagi realistis, penuh dengan propaganda dan hoax. Tidak lagi membangkitkan semangat Arabisme dihadapan Zionisme, dan tidak lagi menghidupkan perlawanan dihadapan pendudukan.

Bahkan mereka membuat propaganda dengan memoles ISIS menjadi boneka yang manis dan baik, untuk membuat citra perjuangan terhadap tiran. Sehingga dengannya pemuda-pemuda Libya, Tunisia, Mesir, Yordania menjadi korban dan tergoda rayuannya untuk bergabung di Suriah dan Irak hingga terjadilah pertumpahan darah.

Media itu telah membuat mereka lupa musuh kaum muslimin yang sebenarnya, yakni Zionis dan negara-negara yang melayani dan menjalankan agenda Zionis. Jelas sekali bahwa gerakan Zionisme Internasional mengerahkan segenap daya dan kekuatannya begitu juga pendukungnya untuk menumpas umat Islam, pemilik bumi yang kaya dengan sumber alam yang melimpah. Dengan segala cara, Zionisme berusaha mengeksploitasi kekayaan alam negara Islam. Mereka menyebarkan pemikirannya yang dapat memalingkan umat muslim dari pilar-pilar kekuatannya. Mereka pun menciptakan perpecahan dalam barisan umat Islam. Tapi sayangnya media-media telah dibungkam, hingga tidak ada lagi yang mengupas kejahatan Zionis!! (ARN/Panorama)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: