LONDON, Arrahmahnews.com – Bahaya yang kemudian mengejutkan dunia, sebuah bentuk ekstremisme sadis mengatasnamakan Islam, yaitu ISIS, masih belum ada apa-apanya dibandingkan Arabi Saudi, sang tuannya. Kerajaan itu Brutal, Kejam, Sadis, yang memiliki uang dan harta berlimpah, Kekuatan, dan tak berperi-kemanusiaan. (Baca juga: Arab Saudi bukan “Negara Islam”, Tapi “Penjual Islam”)
Negara monarki itu secara sistematis telah mengirimkan ideologinya yang “sakit” ke seluruh dunia, menghasut, mendanai propaganda kebencian, sekaligus menghancurkan kemerdekaan dan aspirasi manusia. Dan Barat bertekuk lutut dihadapannya. Minggu lalu, Arab Saudi terpilih menjadi ketua Dewan HAM, sebuah pilihan yang disambut baik oleh Washington. Mark Toner, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, “Kami membicarakan mengenai HAM dengan mereka. Dan mengenai masalah kepemimpinan ini, kami berharap bahwa ini adalah kesempatan bagi mereka untuk memperhatikan masalah HAM di seluruh dunia dan wilayah mereka sendiri”. (Baca juga: 10 Alasan Saudi Tak Layak Jadi Ketua Panel Penting Dewan HAM PBB)
Gila! Arab Saudi mengeksekusi orang dua hari sekali. Ali Mohammed al-Nimr akan segera dipenggal kemudian disalib hanya karena turut serta dalam protes pro-demokrasi kebangkitan Arab. Saat itu ia masih remaja. Raif Badawi, seorang blogger yang berani menyerukan demokrasi, dijatuhi hukuman 10 tahun dan 1.000 kali cambukan. Pekan lalu, ribuan Muslimin tewas di Mekkah saat mereka menunaikan ibadah haji. Awalnya, para penguasa itu mengatakan bahwa semua adalah “kehendak Tuhan” dan kemudian mereka menyalahkan para korban. (Baca juga: Semua Salah Tuhan)
Mekkah dulunya adalah tempat penuh kesederhanaan dan memiliki nilai spiritualitas sangat tinggi, Hari ini, Saudi yang tamak itu telah membuldoser situs-situs sejarah Islam dan mengubahnya menjadi ‘Las Vegas Islam’, dengan pembangunan hotel, gedung pencakar langit dan mal-mal untuk berbelanja, yang menjadikannya tempat glamour dan menghabiskan uang, lagi dan lagi. Si miskin tidak lagi mampu untuk pergi ke sana. Mereka mengatakan jumlah jamaah haji harus dikendalikan demi menjamin keselamatan. Tapi semua itu disalah-gunakan hanya untuk keuntungan dan bisnis semata. Buku pedih Ziauddin Sardar, Mekkah: The Sacred City, menggambarkan penodaan situs paling suci umat Islam tersebut.
Bahkan lebih serius, pengaruh jahat Saudi menyebar dengan cepat dan bebas. Raja Salman menawarkan pembangunan 200 masjid di Jerman untuk pengungsi yang baru tiba, dimana kebanyakannya adalah Muslim. Raja Saudi itu tidak menawarkan uang untuk memenuhi kebutuhan dasar ataupun untuk memiliki tempat tinggal, tapi masjid Wahabi! Kuda Trojan dari perang salib rahasia Saudi. Beberapa sekolah Islam yang beridelogi Wahabi, sekarang juga menjadi merek global. Sekolah-sekolah itu membuat hati dan pikiran menjadi sempit dan penuh kecurigaan, mengadu domba antara Muslim dengan Muslim yang lain, dan menolak kemajuan. (Baca juga: Kebencian Wahabi Terhadap Nabi Muhammad Dan Islam)
Mendiang Laurent Murawiec, seorang neocon dari Perancis, menulis hal ini pada tahun 2002,
“Saudi aktif di setiap tingkat rantai teror, dari mulai perencana hingga pemodal, dari mulai menyediakan kader hingga prajurit, dari ideologi hingga pemandu sorak”. (Baca juga: Dokumen Rahasia Ungkap Saudi dan Barat Danai Milisi Teror Suriah)
Politik Murawiec sendiri tidaklah benar, tapi pengamatannya mengenai Saudi sangat tepat. Ingat, sebagian besar pembunuh dalam 9/11 adalah orang Saudi, begitu juga dengan hirarki al-Qaeda.
14 tahun menyusul peristiwa 9/11, Saudi kini menjadi lebih agresif, lebih bertekad untuk memenangkan perang budaya. Mereka mendanai organisasi-organisasi bernafaskan wahabisme dan operasi-operasi mereka. Mempromosikan doktrin yang memperhamba (memperbudak) wanita dan anak-anak, serta mengabaikan nilai-nilai liberal dan demokrasi. Mereka memaksakan kampanye pemboman kejam kepada Yaman hingga mengakibatkan ribuan warga sipil tewas dan lebih banyak lagi dalam kondisi sekarat.
Jadi, apa yang dilakukan para penguasa Barat untuk menghentikan tangan Setan yang tak terlihat ini? Nihil. Berbagai pemerintahan, anggota parlemen, sejumlah lembaga dan orang-orang dengan kekuatan kolektif, semuanya menjilat kepada klan Saudi yang berkuasa. Belum ada investigasi TV di Barat yang tajam terhadap rezim ini.
Kita tahu ini tidak baik, tapi bukti-buktinya sangat nyata. Beberapa penulis telah mencoba untuk mengungkap konspirasi sikap menjilat ini. Buku Craig Unger, House of Bush, House of Saud telah diterbitkan pada tahun 2004. Buku-buku ini membenarkan segala keraguan sebelumnya, bahwa Arab Saudi adalah saraf-pusat terorisme internasional. Dan bahwa keluarga Bush sangat dekat dengan rezim tersebut. Banyak yang percaya bahwa pengungkapan fakta itu bahkan lebih eksplosif daripada fakta yang diungkap oleh wartawan Carl Bernstein dan Bob Woodward mengenai kebohongan yang diberitahukan oleh Richard Nixon.
Musuh yang mematikan ini tidak bisa ditakut-takuti atau dihentikan oleh Trident. Para pemimpin di Barat jelas tahu apa yang sedang terjadi. Jadi apa yang mereka lakukan? Mereka memilih membebankannya pada orang-orang kecil. Sampai saat ini, tercatat 4.000 pemuda Muslim pernah ditahan atas dugaan terorisme. Salah satunya bahkan ada yang baru berusia tiga tahun. Pada bulan Mei, seorang anak Muslim berbicara tentang “eco-teroris” dan tiba-tiba ia digelandang untuk diinterogasi tentang apakah ia mendukung ISIS. Mohammed Umar Farooq, seorang mahasiswa di Universitas Staffordshire, pekan lalu dituduh sebagai teroris karena ia membaca sebuah buku berjudul Studi Terorisme di perpustakaan.
Di AS, Ahmed Mohamed, 14 tahun, ditangkap karena membawa jam buatannya ke sekolah. (Richard Dawkins, seorang aktifis, mempertanyakan dalam twittnya, mengenai dugaan jam itu bagian dari “tipuan” pihak-pihak tertentu, yang dirancang untuk menangkap Mohamed). Barat, tampaknya, bebas bagi sebagian orang. Tapi menjadi seorang Muslim adalah sebuah kejahatan disana. (Baca juga: Rasisme Polisi Texas Kepada Siswa Muslim Ahmed Mohammed Dituduh Bikin Bom)
Ekstremisme adalah masalah serius. Namun para pemimpin Barat tidak akan pernah mau untuk menghadapi Arab Saudi, sumber infeksi dalam Islam dan pencuci otak Wahabisme. Mereka tidak akan pernah melakukannya karena minyak dan keuntungan yang diperoleh dari penjualan senjata. Pengecut politik dan pencatut tak bermoral adalah para pengkhianat sesungguhnya, ancaman nyata terhadap keamanan nasional, patriotisme dan kohesi. Bagaimana mereka bisa menjawab semua tuduhan itu? (ARN/RM/MM)
(artikel diatas dibuat berdasarkan artikel Yasmin Alibhai Brown yang dimuat di The Independent berjudul “The evil empire of Saudi Arabia is the West’s real enemy”)
