arrahmahnews

HDP; “Negara Mafia” Dibalik Ledakan Kembar di Ankara

ANKARA, Arrahmahnews.com – Pemimpin Partai Pro-Kurdi Turki telah menyalahkan pemerintahan Erdogan Sebagai “negara mafia”  atas kematian puluhan orang dalam ledakan kembar di ibukota Ankara, yang menargetkan anggota pro-Kurdi dan aktivis.

Ledakan-Bom-Kembar-Di-Ankara

“Kita dihadapkan dengan pembantaian besar. Ini sebuah kenyataan atas kejahatan setannya, serta serangan barbar yang telah dilakukan oleh pemerintah Turki,” kata Pemimpin Partai Demokrat (HDP), Selahattin Demirtas di Ankara, Sabtu (10/10).

“Kita dihadapkan dengan pembunuh yang telah berubah menjadi mafia dan mentalitas negara yang bertindak seperti seorang pembunuh berantai,” kata Demirtas.

Pada hari Sabtu, ledakan kembar menargetkan aktivis yang menggelar aksi damai di luar stasiun kereta api utama Ankara, yang diselenggarakan oleh kelompok oposisi sayap kiri dan pro-Kurdi. Ankara mengatakan 86 orang tewas dan 186 terluka dalam serangan. Namun, HDP mengatakan jumlah korban tewas lebih dari 97 orang.

Demirtas mengatakan serangan itu merupakan reka ulangan dari pemboman aksi damai HDP di tenggara kota Diyarbakir menjelang pemilu 7 Juni dan pemboman 20 Juli yang dituduhkan pada teroris ISIS di kota Suruc yang menewaskan puluhan aktivis pro-Kurdi. Pemboman aksi damai HDP di Diyarbakir menewaskan empat orang, sementara serangan bom di Suruc menewaskan 32 aktivis pro-Kurdi tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

“Apakah mungkin negara dengan jaringan intelijen yang kuat tidak memiliki informasi sebelum menyerang?” kata Demirtas, dan menambahkan, “Ini adalah kelanjutan dari serangan di Diyarbakir dan Suruc. Apakah mungkin (negara) tidak memiliki informasi Suruc, dan Diyarbakir sebelum terjadinya serangan?”

Tiga Hari Berkabung

Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu telah menyatakan tiga hari berkabung nasional selama ledakan di Ankara. Perdana menteri mengatakan serangan teroris mengancam demokrasi, stabilitas dan persatuan di Turki.

Davutoglu mengatakan ada “tanda-tanda yang kuat” bahwa ledakan itu disebabkan oleh dua pembom yang meledakkan diri, dan menambahkan bahwa teroris ISIS, militan PKK dan Partai Front Pembebasan Rakyat Revolusioner (DHKP-C) adalah tersangka potensial. Dia juga menambahkan bahwa penyelidikan terus berlanjut untuk mengungkap pelaku dan motif dibalik serangan itu.

Pemerintah Turki sebelumnya telah menggambarkan pemboman sebagai “serangan teroris.”

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengecam ledakan sebagai “serangan keji” yang dapat merusak “kesatuan” negara dan “perdamaian.” Dia mengatakan pelaku akan ditemukan dan “dikirim ke pengadilan.”

Perlu ‘Berdiri Bersatu’

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Frederica Mogherini, telah meminta Turki untuk berdiri bersatu melawan terorisme setelah pemboman Ankara.

“Orang-orang Turki dan semua kekuatan politik harus bersatu melawan teroris dan melawan semua orang yang mencoba untuk menggoyahkan negara yang sedang menghadapi banyak ancaman,” kata kepala Uni Eropa.

PKK Menghentikan Kegiatan di Turki

Sementara itu, Partai Pekerja Kurdistan (PKK) telah meminta anggotanya untuk menghentikan kegiatan militannya di Turki kecuali mereka terancam oleh serangan.

Pada hari Sabtu, kantor berita Firat, yang dekat dengan PKK, mengutip kepala kelompok menyatakan bahwa anggotanya telah diperintahkan untuk menghentikan kegiatan di Turki.

Pemimpin PKK menyerukan kepada para anggotanya untuk menghindari tindakan yang dapat mencegah “pemilu yang jujur ​​dan adil,” yang dijadwalkan akan diadakan pada tanggal 1 November. (ARN/PTV)

Comments
To Top
%d