MOSKOW, Arrahmahnews.com – Dewan Keamanan Belanda telah mempublikasikan hasil penemuan mengenai kecelakaan MH-17 yang terjadi di Ukraina timur tahun lalu, namun kesimpulan tersebut bertolak belakang dengan penemuan produsen sistem misil anti-pesawat Rusia Almaz-Antey.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan Kepala Dewan Keamanan Belanda Tibbe Joustra, pesawat Malaysia Airlines tersebut ditabrak oleh misil berhulu ledak 9H314M. Sementara, Almaz-Antey menyampaikan pada Selasa (13/10) bahwa Boeing tersebut ditembak oleh misil versi yang lebih lama dengan elemen penyerangan yang berbeda.
Kepala Dewan Keamanan Belanda juga menyebutkan bahwa pesawat itu jatuh akibat terkena ledakan di sisi kiri kokpit pilot.
Namun, investigasi dan eksperimen skala besar Almaz-Antey mengenai kecelakaan MH-17 berlawanan dengan penemuan tersebut. Jika misil diluncurkan dari wilayah Snezhnoye yang dikontrol oleh milisi Republik Rakyat Donetsk, pesawat akan ditabrak di sisi kanan, bukan kiri.
Kerusakan pesawat di sisi kiri menunjukan bahwa itu ditembak oleh misil yang diluncurkan dari Zaroshchenskoye yang dikuasai oleh militer Ukraina, kata Malyshevsky.
Pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH17 jatuh di Donetsk, Ukraina timur yang berbatasan dengan Rusia. Pihak Ukraina sempat menyatakan, pesawat yang membawa 295, termasuk 11 warga Indonesia itu jatuh karena ditembak pada 17 Juli 2014. (ARN/RM/RBTH)
