arrahmahnews

Senjata Terbaru Rusia Tangkap Teroris di Dunia Maya

MOSKOW, Arrahmahnews.com – Para peneliti Rusia saat ini sedang menggarap sebuah perangkat lunak(software)  komputer yang akan bisa memburu jejaring sosial yang digunakan sebagai alat perekrut anggota  ISIS. (Baca juga: Peretas Asal Rusia Tembus Komputer Gedung Putih)

Ilustrasi Hacker

Para Peneliti Rusia itu saat ini bekerja  merekonstruksi profil dari seorang perekrut potensial ISIS  melalui jaringan sosial. Profil tersebut kemudian akan dimasukkan ke dalam program komputer yang akan menjaring melalui berbagai jaringan sosial, seperti Facebook, Twitter dan VKontakte, untuk menemukan siapakan yang benar-benar merupakan perekrut ISIS. (Baca juga: Menlu Rusia Sergie Lavrov: Angkatan Darat Suriah Pasukan Terkuat Lawan ISIS dan Terorisme)

“Para peneliti ini telah meminta bantuan dari para ulama dan ahli studi Arab,” ungkap Yevgeny Venediktov, ketua pusat penelitian dalam Legitimasi dan Protest Politik mengatakan kepada surat kabar “Izvestia”, “Mereka bersama-sama dengan ahli IT, akan menolong untuk menyelidiki halaman-halaman jejaring sosial yang mencurigakan dan segera mengidentifikasi alamat IP pemiliknya.” (Baca juga: Media Rusia: Iran Buyarkan Skenario AS dan ISIS)

Semua kecakapan intellijen itu akan dimasukkan ke program komputer “Laplace’s Demon” yang saat ini sudah mulai memonitor jaringan-jaringan sosial beberapa kelompok ekstrem semenjak musim semi ini demi mencegah adanya gelombang  kerusuhan massa.

Nama software itu sendiri diambil dari proposal eksperimen pemikiran matematis yang diajukan oleh seorang ahli Perancis bernama Pierre-Simon Laplace pada abad ke-19,  menampilkan “setan” yang tahu lokasi dan momentum setiap atom di alam semesta.

Mulai 2016 nanti, program tersebut akan memburu akun-akun sosial media milik mereka yang berpotensi menjadi perekrut ISIS. Para ahli di pusat penelitian itu kemudian akan mengirimkan kepada pemilik akun sebuah pesan berbahasa arab dan secara bahasa akan mempelajari jawabannya.

Pengguna kemudian akan disarankan untuk mengikuti sebuah link, yang, pada gilirannya, akan memberikan para ahli IT alamat IP mereka, sistem operasi dan rincian browser nya.

“Dengan data ini, staf yang sudah terlatih khusus, seperti hacker, misalnya, bisa mendapatkan akses penuh ke komputer mereka,” ungkap surat kabar tersebut  mengutip kata-kata Venediktov.

Para peneliti ini nantinya akan mencari tanda-tanda  tertentu dari para perekrut, seperti misalnya   kesalahan saat menafsirkan kutipan ayat Al-Quran, dimana hal itu nanti  dapat diidentifikasi oleh ulama, serta analisis linguistik umum yang dilakukan oleh para ahli dalam studi Arab.

Bagaimanapun juga, para ahli lainnya menyarankan agar para peneliti harus fokus bukan hanya pada merekonstruksi potret perekrut melainkan juga mereka yang potensial untuk bisa menjadi korban, dimana hal itu kemudian dapat digunakan untuk membantu mencegah korban yang ingin mendaftar ke kelompok teroris.

“Kita harus memahami mengapa seseorang bisa dengan mudah direkrut,” tulis surat kabar itu mengutip perkataan Alexei Filatov, Wakil Presiden Asosiasi Internasional Veteran dari kelompok anti terror  Alfa.

Ia menambahkan bahwa para peneliti harus beralih ke psikolog dan aparat penegak hukum untuk membantu mencegah perekrutan oleh ISIS, karena para pelaku perekrutan itu selalu memantau calon korbannya dan setiap saat bisa saja mengubah cara-cara perekrutan mereka. (ARN/RM/SputnikNews)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: