AFGANISTAN, Arrahmahnews.com – Dua anggota staf Doctors Without Borders, juga dikenal dengan nama Perancis, Medecins Sans Frontieres (MSF), kembali dinyatakan telah tewas dalam serangan udara AS pada klinik di Afghanistan utara. Dengan demikian jumlah korban tewas meningkatkan menjadi 24 orang.
Serangan udara mematikan pada 3 Oktober, yang berlangsung selama “lebih dari satu jam,” menurut kepala MSF, menyebabkan penutupan rumah sakit trauma MSF di kota Kunduz, merampas puluhan ribu warga Afghanistan dari perawatan kesehatan.
Juru bicara, yang namanya tidak disebutkan dalam laporan, menambahkan bahwa sembilan pasien masih hilang dan MSF terus mencari mereka.
AS bertanggung jawab atas serangan udara itu. Washington menyebutnya sebagai kesalahan, sementara Presiden Barack Obama terpaksa meminta maaf kepada MSF di bawah tekanan dari kelompok-kelompok bantuan internasional.
Penyelidikan Serangan AS
MSF telah meminta Komisi Kemanusiaan Pencari Fakta (IHFFC) yang berbasis Berne untuk menyelidiki penyerangan tersebut. IHFFC telah menghubungi pemerintah Amerika Serikat dan Afghanistan untuk mendapatkan lampu hijau untuk meluncurkan probe.
“IHFFC kini menunggu persetujuan dari Amerika Serikat dan pemerintah Afghanistan untuk melanjutkan penyelidikan”, kata MSF dalam sebuah pernyataan.
“Kami telah menerima permintaan maaf dan belasungkawa, tapi ini tidak cukup. Kami masih dalam gelap tentang mengapa sebuah rumah sakit terkenal penuh pasien dan staf medis berulang kali dibombardir selama lebih dari satu jam, ” kata Joanne Liu, Presiden MSF Internasional.
Menurut MSF, komisi ini dibentuk untuk mengumpulkan fakta-fakta dan bukti keterlibatan AS, NATO dan Afghanistan, dan kesaksian dari staf MSF serta pasien yang selamat dari serangan.
Kunduz menyaksikan bentrokan berat antara pasukan pemerintah Afghanistan dan Taliban setelah terakhir kali menyerbu kota Kunduz pada tanggal 28 September. [ARN/Ptv]
