Amerika

“New Snowden” Bocorkan Dokumen Rahasia Intelijen AS Terkait Operasi Drone

WASHINGTON DC, Arrahmahnews.com – Seorang whistle-blower Amerika, yang oleh media disebut sebagai “New Snowden”, telah merilis serangkaian dokumen yang berisi informasi intellijen tingkat tinggi dan sensitif mengenai drone Amerika Serikat.

5250d957-b7da-45fe-8399-f32396880d9f

Dokumen-dokumen itu menggambarkan mekanisme penentuan target pembunuhan yang kemudian diberikan kepada The Intercept oleh seorang sumber di dalam komunitas intellijen Amerika Serikat.

Dokumen-dokumen itu meliputi dua set slide yang menunjukkan operasi drone militer AS di Somalia dan Yaman diantara 2011 dan 2013, dengan Task Force rahasia, 48-4.

Rekaman lain yang menunjukkan rincian operasi drone Amerika di Afghanistan, mengungkap bahwa gedung putih telah mengkategorikan orang-orang tak teridentifikasi yang tewas akibat serangan drone, sebagai musuh. Penetapan itu berlaku bahkan jika yang tewas itu bukanlah target yang diincar. Dengan cara ini, Amerika menyembunyikan banyaknya jumlah korban sipil yang sebenarnya berjatuhan.

Satu dokumen rahasia tingkat tinggi menunjukkan bagaimana “daftar pantauan” teror yang muncul di pusat penerimaan personel militer AS terkait operasi drone. Dalam daftar pantau itu, dicatat kode-kode unik terkait telepone seluler, kartu SIM, dan handset yang terkait dengan individu-individu tertentu dalam rangka untuk melacak geolokasi mereka.

Dalam salah satu dokumen, contohnya, ditunjukkan jumlah korban dalam operasi Haymaker di tahun 2012. Disitu diperlihatkan bagaimana serangan drone AS telah membunuh lebih dari 200 orang di wilayah timur laut Afghanistan, dimana hanya 35 dari mereka yang dikonfirmasi sebagai target yang dimaksud. Disebutkan juga dalam dokumen tersebut bahwa dalam periode lima bulan beroperasi, hampir 90 persen dari orang yang terbunuh dalam serangan udara drone, bukanlah target yang dicari sebelumnya. Terungkap juga dalam dokumen-dokumen tersebut bahwa lebih dari separuh serangan yang dilakukan hanya berdasarkan sumber intellijen yang lemah dan terbatas dimana hal itu dikumpulkan menggunakan metadata dari telepone dan komputer, serta komunikasi penyadapan.

Di Yaman dan Somalia, dimana AS memiliki jauh lebih sedikit intellijen dengan kemampuan terbatas untuk menghindarkan korban tewas dari masyarakat sipil, rasio korban sipil yang tewas jauh lebih buruk.

Menurut salah satu slide rahasia, pada Juni 2012, Presiden Obama memerintahkan operasi Angkatan Bersenjata khusus AS, untuk membunuh 16 orang di Yaman, dan 4 di Somalia. Bagaimanapun, data yang dikumpulkan oleh Biro Investigasi Jurnalisme menunjukkan bahwa hanya pada tahun 2012 saja, ada lebih dari 200 orang telah tewas dalam operasi di Yaman dan antara 4 hingga 8 orang di Somalia. (ARN/RM/PTV)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: