MOSKOW, Arrahmahnews.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Suriah, Mohammad Jihad al-Laham, menyebut Rusia berhasil “menelanjangi” kebijakan Amerika Serikat (AS) yang berbahaya dan menipu di panggung dunia. Dia memuji serangan Rusia dalam memerangi ISIS dan kelompok teror lain di negaranya yang lebih berprestasi dibanding AS dan koalisinya. (Baca juga: Putin; Pasukan Rusia Sukses Lumat ISIS dan Ekstrimisme di Suriah)
Menurutnya, serangan Rusia dalam tempo 15 hari lebih hebat prestasinya dibanding serangan AS dan koalisinya selama setahun terakhir. Laham mengatakan, agresi Kremlin di Suriah sudah memenuhi prinsip dan standard hukum internasional serta sesuai mandat Piagam PBB. (Baca juga: Drama Suriah, Wajah NATO dan Bualan Turki Jatuhkan Drone Rusia)
Pujian Ketua DPR Suriah itu disampaikan dalam pertemuannya dengan Ketua Dewan Federasi Rusia, Valentina Matviyenko. ”Hal-hal yang telah dilakukan selama 15 hari terakhir oleh Suriah bekerjasama dengan Rusia melebihi prestasi koalisi yang dipimpin AS dalam setahun terakhir,” kata Laham, seperti dikutip RIA Novosti.
Menurutnya, Rusia telah menunjukkan sikapnya dalam memerangi terorisme yang telah memiliki hasil positif. Sedangkan tindakan AS di Suriah, Washington selalu merasa ada tantangan terlalu sulit. ”Posisi Rusia tetap dalam norma-norma hukum internasional, sedangkan posisi AS berusaha untuk mencemarkan nama baiknya,” sindir politikus Suriah itu.
”Kami akan berupaya untuk mengembangkan hubungan persahabatan antara Rusia dan Suriah yang akan memiliki efek positif atas masyarakat seluruh dunia dan menyelaraskan dengan norma-norma hukum internasional,” imbuh Laham, yang dilansir Senin (19/10/2015).
Seperti diketahui, Rusia dan AS telah berseberangan dalam strategi memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah. Rusia berdalih, agresinya di Suriah sah karena sesuai permintaan otoritas setempat, yakni rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Sedangkan agresi AS dan koalisinya dianggap Suriah ilegal, karena tidak izin dan menolak berkoordinasi dengan rezim Suriah. (ARN/MM)
Sumber: SindoNews
